Warga Tamblingan Meninggal Saat Utarakan Pendapat Rapat Mediasi
SINGARAJA, NusaBali - Ruang rapat Kantor Perbekel Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng mendadak caos, setelah Wayan Suartana, 56, mendadak lemas dan pingsan, Rabu (4/8) pagi kemarin.
Peristiwa itu terjadi saat Suartana sedang mengutarakan pendapatnya pada rapat mediasi Desa Adat Munduk dan Desa Adat Tamblingan. Suartana sempat dilarikan ke Puskesmas Pembantu Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, namun setelah diperiksa tim medis dinyatakan sudah tidak bernyawa.
Perbekel Desa Munduk Nengah Sudirta dihubungi via telepon mengatakan, rapat mediasi yang diinisiasi oleh Camat Banjar. Pertemuan khusus itu juga dihadiri oleh Polsek Banjar, Koramil Kecamatan Banjar, pemerintah desa, Tim 9, Catur Desa Adat Dalem Tamblingan, serta perwakilan prajuru Desa Adat Munduk dan Desa Adat Tamblingan, yang sedang berselisih tentang pemekaran desa adat.
Rapat dimulai pada pukul 07.30 wita. Setelah sambutan dan penyampaian agenda rapat oleh Camat Banjar, perwakilan kedua banjar adat diberikan kesempatan untuk menyatakan pendapat. Suartana merupakan salah satu perwakilan Desa Adat Tamblingan. Dia pun mendapat kesempatan untuk menyampaikan pendapat dalam rapat.
“Saat diberikan kesempatan berbicara sekitar kurang lebih 10 menit, tiba-tiba kumat. Memang yang bersangkutan ada riwayat sakit jantung,” kata Sudirta.
Peristiwa itu pun sontak membuat semua peserta rapat panik. Korban pun sempat dibantu dan akhirnya dilarikan ke Puskesmas Pembantu di Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng. Namun setelah diperiksa tim medis, Suartana dinyatakan sudah tidak bernyawa.
Perbekel Sudirta pun menegaskan saat rapat mediasi berlangsung, tidak ada kondisi yang memanas yang memicu kericuhan. Rapat berjalan cukup landai. Atas kejadian tersebut, rapat mediasi pun akhirnya ditunda. Sedangkan Suartana langsung dipulangkan ke rumah duka sembari menunggu persetujuan rembuk keluarga untuk prosesi pemakaman.7 k23
Komentar