Kongres AOCNMB ke-16 di Bali Bahas Perkembangan Kedokteran Nuklir
MANGUPURA, NusaBali.com - Bali menjadi tuan rumah The 16th Asia and Oceania Congress of Nuclear Medicine and Biology (AOCNMB) yang berlangsung di Hotel Intercontinental Bali, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, pada 5-7 September 2024. Kegiatan ini diharapkan memberikan wawasan menyeluruh dan saling tukar informasi tentang perkembangan terkini kedokteran nuklir, pencitraan molekuler, dan teranostik molekuler.
Kegiatan tiga hari juga dirangkaikan dengan Kongres ke-10 dan Pertemuan Ilmiah Tahunan ke-26 Perhimpunan Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler Indonesia (PKNTMI) serta International Symposium on Radiopharmaceutical Therapy (ISRT-2024).
Sekitar 400 dokter bidang kedokteran nuklir dari berbagai negara Asia dan Oceania, termasuk Indonesia, mengikuti kegiatan tahunan ini. Diharapkan, kongres ini dapat mendorong pengembangan kedokteran nuklir di Asia Oceania pada umumnya dan Indonesia khususnya serta menciptakan peluang besar untuk membentuk jejaring di antara anggota Asia Oceania Federation of Nuclear Medicine and Biology.
“Menyebarkan informasi mengenai kedokteran nuklir, bagaimana kedokteran nuklir memberikan pelayanan untuk kesehatan di Indonesia. Apalagi dengan adanya program transformasi kesehatan oleh pemerintah, di mana kedokteran nuklir sangat berperan di situ,” ujar Ketua Panitia AOCNMB ke-16, dr Achmad Hussein Sundawa Kartamihardja, SpKN, MHKes saat pembukaan kongres yang digelar, Jumat (6/9/2024).
Para peserta akan mendapat pemaparan dari 58 ahli kedokteran nuklir yang berasal dari berbagai penjuru dunia, bukan hanya dari kawasan Asia Oceania saja, tetapi juga dari Eropa, Amerika dan Afrika. Selain itu, banyak makalah juga akan dipresentasikan dalam bentuk oral maupun poster.
Penyelenggaraan kongres kali ini menjadi momen yang sangat penting, karena waktunya bertepatan dengan program pemerintah di bidang kesehatan yakni program transformasi kesehatan khususnya dalam penanggulangan penyakit kanker, jantung, stroke dan urologi.
Kedokteran nuklir memiliki peranan penting dalam keempat bidang tersebut. Tidak hanya dalam masalah pengelolaan penyakit kanker saja, seperti yang selama ini banyak dipersepsikan oleh masyarakat termasuk sebagian sejawat dokter lainnya.
Berdasarkan peranannya yang begitu luas, maka diharapkan kebijakan pembatasan penggunaan PET (positron emission tomography) hanya untuk kasus kanker akan menyebabkan alat yang mahal menjadi tidak efektif dan tidak efisien.
“Nanti di setiap provinsi akan ada layanan kedokteran nuklir, itu yang di rumah sakit pemerintah. Di luar itu, rumah sakit swasta pun berlomba mendirikan layanan kedokteran nuklir,” ujar Ketua Perhimpunan Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler Indonesia (PKN-TMI) dr Eko Purnomo, SpKNTM, SubspOnk(K) sembari menambahkan layanan kedokteran nuklir ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Indonesia mendapat kepercayaan The Asia Oceania Federation of Nuclear Medicine and Biology (AOFNMB) sebagai tuan rumah penyelenggaraan AOCMNB sebanyak dua kali. Sebelumnya pada tahun 1992 Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah Kongres ke-5 AOCNMB yang diselenggarakan di Jakarta dan Bali. Kongres ke-5 AOCNMB saat itu sangat fenomenal, karena semua peserta diundang ke Istana Presiden di Jakarta untuk bertemu dan bersalaman dengan Presiden Soeharto.
Presiden The Asia Oceania Federation of Nuclear Medicine and Biology (AOFNMB) Prof Gang Huang MD menyebut Indonesia akan memegang peranan penting dalam perkembangan kedokteran nuklir di kawasan Asia Oceania.
“Saya pikir perkembangan kedokteran nuklir di Indonesia sangat baik dan akan menjadi kebanggaan di masa depan,” ujar Prof Gang sembari berharap negara-negara di kawasan Asia dan Oceania dapat berkolaborasi mengembangkan teknologi ini.
Selain pemaparan ilmiah, kongres AOCNMB ke-16 juga menggelar pameran teknologi kedokteran dari beberapa perusahaan dunia. Sebelumnya juga telah digelar workshop, IAEA Regional Training Courses dan National Training Course, serta ujian Fellow of Asian Nuclear Medicine Board (ANMB) yang diselenggarakan sebagai kegiatan ilmiah pre kongres.
Komentar