Pedagang Meluber di Jaba Penataran Besakih
Badan Pengelola : Perlu Penanganan Terpadu
Pedagang Kaki Lima
Bencingah Agung
Pura Besakih
Ketua Jagabaya MGPSSR
I Gede Suyono
Desa Adat Besakih
Pecalang
AMLAPURA, NusaBali - Puluhan pedagang kaki lima berjualan makin ramai di Bencingah Agung hingga jaba Pura Penataran Agung Besakih, menambah krodit suasana. Para pedagang berbaur dengan pamedek dan lalulalang wisatawan. Pihak Badan Pengelola Kawasan Pura Besakih menyebutkan masalah ini perlu penanganan secara terpadu.
Hingga kini pihak berwenang di kawasan pura terbesar di Bali ini belum ada melakukan penertiban. "Badan Pengelola Kawasan Suci Pura Besakih, kurang optimal melaksanakan tugasnya," ujar Jro Gede Sudarta, pamangku di Pura Ratu Pande Besakih, kepada NusaBali di Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Jumat (6/9).
Jro Gede Sudartha mengatakan, telah lama terjadi pembiaran, dagang-dagang dibiarkan jualan merangsek ke jaba pura, mulai dari Bencingah Agung, jab Pura Penataran Agung Besakih, hingga jalur ke Pura Pedharman Besakih.
Ketua Jagabaya MGPSSR (Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi) Bali I Gede Suyono, sempat berkoordinasi dengan pecalang Desa Adat Besakih pedagang yang jualan di jaba Pura Besakih itu, adalah sebagai bentuk protes pedagang kepada badan pengelola. Sebab selama ini jualan di kios-kios yang telah dibangun Pemprov Bali, tidak ada pembeli datang sehingga perlu solusi.
Karena itu, ratusan kios yang dibangun mubazir. Karena pedagang yang berjualan di kios, tidak didatangi pembeli. "Mereka minta solusi, belum ditemukan jalan keluarnya, sehingga mereka jualan di jaba pura," katanya.
Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiarta, saat dihubungi ada nada sambung namun tidak ada respons, Sedangkan Sekdes Besakih I Nyoman Artana saat dikonfirmasi menyatakan agar lebih lanjut menanyakan ke Kepala Badan Pengelola Kawasan Suci Pura Besakih "Tanyakan saja ke Kepala Badan Pengelola Kawasan Suci Pura Besakih," pintanya.
Kepala Badan Pengelola Kawasan Suci Pura Besakih I Gusti Lanang Muliarta mengakui fakta di lapangan seperti itu. "Masih butuh perbaikan pengelolaan, untuk memenuhi kepentingan banyak pihak," katanya.
Sedapat mungkin, agar semua yang berkepentingan duduk bersama untuk menata Kawasan Suci Pura Besakih. "Melakukan penataan memang butuh kesabaran," tambahnya.
Caranya, lanjut dia, dengan meningkatkan intensitas komunikasi sesering mungkin. Di samping itu perlu penanganan terpadu. "Kami telah berusaha melakukan pertemuan, hasilnya belum optimal. Saya optimis akhirnya akan ada solusi," jelas tokoh dari Desa Adat Selat, Kecamatan Selat, Karangasem, ini.
Pantauan NusaBali, pedagang yang meluber dari Bencingah Agung Pura Besakih atau jaba Pura Basukihan, terus ke utara di jaba Pura Penataran Agung Besakih. Berlanjut dengan pedagang jualan di pinggiran jalur kanan dan kiri kompleks Pura Pedharman.
Pedagang ada yang menggelar barang dagangan serta memajang meja makan, di kebun jaba Pura Penataran Agung Besakih. Padahal telah disediakan bangunan 272 kios, dan 198 los. Hanya sebagian kecil kios yang aktif terutama di jalur timur Pura Besakih merupakan jalur Pura Manik Mas Besakih menuju Pura Penataran Agung Besakih. Sedangkan jalur barat di barat Bencingah Agung, banyak kios tutup. Sebab jalur itu tidak ada pemedek dan wisatawan melintas, sehingga sepi pembeli. Hanya segelintir kios yang diaktifkan, sebagian besar mubazir.7k16
Komentar