Bibit Mangrove yang Diberkati Paus Ditanam di Bali
DENPASAR, NusaBali - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) menggelar upacara penanaman pohon mangrove yang sebelumnya telah diberkati Paus Fransiskus saat mengunjungi Jakarta pekan lalu, bertempat di hutan mangrove Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan, Minggu (8/9) sore.
Acara ini turut dihadiri Bapa Marchin Scmidth yang menyertai kunjungan Paus Fransiskus ke Jakarta, Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya bersama Forkopimda Bali, dan bakal Calon Gubernur (Cagub) Bali Made Muliawan Arya dan bakal Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali yang juga Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dan Cawagub Putu Agus Suradnyana (PAS).
Menkomarves Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan, saat kunjungannya ke Indonesia pekan lalu, Paus Fransiskus telah memberkati 5 bibit pohon mangrove yang diserahkannya. Lima bibit menjadi simbol dasar negara Indonesia Pancasila. Adapun selain di Bali, bibit-bibit itu ditanam di Jakarta, Sumatera Utara, Ibukota Nusantara (IKN), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Tradisinya sebenarnya (Paus memberkati) pohon palem, tapi kali ini mangrove. Ini pertama kali dalam sejarah,” ujar Luhut. Luhut mengatakan, Bali dipilih menjadi salah satu lokasi penanaman lima mangrove karena melihat keberadaan International Mangrove Research Center MBZ-JKW di KEK Kura Kura Bali. Dengan adanya pohon mangrove yang telah mendapat berkat pimpinan tertinggi Gereja Katolik sedunia, Luhut berharap hamparan mangrove dan International Mangrove Research Center MBZ-JKW mendapat nuansa perdamaian dunia. Luhut pun berpesan kepada dua bakal Calon Gubernur Bali jika nanti terpilih untuk mempertahankan aura kedamaian di Bali dengan mengembangkan pariwisata yang berkualitas.
“Kampanyenya tidak usah banyak-banyak, kampanye lingkungan saja. Bagaimana sampah kita selesaikan,” cetusnya. Luhut mengungkapkan, dirinya akan mengikuti rapat kabinet terbatas pada pekan ini yang salah satunya akan membahas rencana alih fungsi tanah yang semakin marak di Bali mengakibatkan terus berkurangnya lahan pertanian produktif.
“Segala alih fungsi tanah akan kita tarik ke pusat supaya jangan terjadi Bali ini tidak lagi indah,” sebutnya. Sementara itu Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dalam kesempatan itu menyampaikan kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai di selatan Pulau Bali saat ini terus bertumbuh dibanding sebelumnya. Pj Gubernur mengatakan kawasan mangrove yang terletak di Teluk Benoa ini sempat mengalami kerusakan akibat aktivitas ekonomi seperti pembuatan tambak udang. Saat ini kawasan mangrove seluas lebih dari 1.300 hektare tersebut menjadi rumah bagi 33 spesies mangrove dan 300 spesies fauna.
Penanaman bibit mangrove yang telah diberkati Paus Fransiskus di hutan mangrove Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan, Minggu (8/9) sore. –SURYADI
“Kami sangat terkesan ketika Yang Mulia Bapa Paus Fransiskus menyerukan pentingnya pelindungan bumi dengan melakukan aksi nyata mengatasi perubahan iklim. Hal ini sejalan dengan kearifan lokal Bali ajaran Sad Kerthi dan Tri Hita Karana,” kata Pj Gubernur Mahendra Jaya.
Pj Gubernur mengatakan, Bali berbangga karena dari lima bibit mangrove yang telah diberkati Bapa Suci Paus Fransiskus salah satunya telah berada di Bali untuk menjadi tempat tumbuh kembangnya. “Semoga berkat dan doa dari Yang Mulia Bapa Suci Paus Fransiskus pada bibit mangrove tersebut akan memberikan vibrasi positif bagi kehidupan, kedamaian, harmoni dan lestarinya alam Bali. Kami segenap masyarakat di Bali akan menjaga agar mangrove tersebut tumbuh dan berkembang dengan baik,” tandas Pj Gubernur Mahendra Jaya.
Untuk diketahui, Paus Fransiskus selaku pemimpin umat Katolik dunia melakukan perjalanan apostolik ke Asia Pasifik pada September 2024. Ada empat negara yang dikunjungi meliputi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi pada 3 hingga 6 September 2024 dan kunjungan tersebut tercatat sebagai perjalanan ketiga kalinya bagi Bapa Suci umat Katolik ke Indonesia setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan 1989 saat Gereja Katolik Roma dipimpin oleh Paus Yohanes Paulus II. Perjalanan ke kawasan Asia Pasifik selama 11 hari atau tepatnya pada 3-13 September 2024 menjadi lawatan terlama Bapa Suci berusia 87 tahun itu sejak 11 tahun memimpin umat Katolik.
Terpilihnya Indonesia sebagai negara pertama yang yang dikunjungi Paus Fansiskus, lantaran di negeri dengan berpenduduk 279 juta jiwa dan mayoritas beragama Islam ini, populasi pemeluk Kristen sekitar 20,5 juta orang dengan 8,5 juta di antaranya adalah umat Katolik. Di Indonesia Paus melakukan kunjungan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, bertemu dengan para pejabat pemerintahan, korps diplomatik, tokoh-tokoh masyarakat dan masyarakat sipil di Aula Istana Negara. Kemudian menghadiri interreligous meeting atau pertemuan dengan para tokoh antaragama di Masjid Istiqlal Jakarta, serta mengadakan misa akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta. 7 a
Komentar