Pembakaran Lahan di Sumberklampok, Empat Warga Diperiksa Polisi
Rentiasa dengan tegas tidak terima dengan perilaku pembakaran hutan ini. Selain karena 2 are lahannya yang ikut terbakar, lahan hutan lindung yang merupakan lahan tadah hujan.
SINGARAJA, NusaBali
Kasus dugaan pembakaran lahan hutan di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, kini bergulir di kepolisian. Polres Buleleng tengah menyelidiki kasus tersebut. Sebanyak empat orang warga setempat dipanggil penyidik untuk diperiksa pada Senin (9/9).
Diketahui, peristiwa kebakaran lahan hutan lindung yang masuk dalam hutan wilayah produksi terbatas tersebut terjadi pada 1 September 2024. Kebakaran tersebut diduga disebabkan faktor kesengajaan oleh oknum masyarakat. Kelompok warga diduga membakar lahan untuk memperluas lahan garapan.
Pembakaran lahan itu pun berdampak pada lahan milik masyarakat di sekitar. Warga yang tidak terima karena lahannya ikut terbakar, selanjutnya malaporkan kejadian ini ke Polres Buleleng pada 4 September 2024 lalu dengan nomor laporan LP/B/228/ICX/2024.
Salah satu warga bernama Komang Rentiasa mengungkapkan, total luas lahan yang terbakar hampir mencapai 2 hektare. Kebakaran merembet hingga lahan garapan warga sekitar, termasuk miliknya dan beberapa warga lain. Ia pun telah mendata jumlah estimasi kerugian yang ditimbulkan.
"Kemarin saya data, kerugian masyarakat mencapai kurang lebih mencapai Rp 53 juta akibat lahannya ikut hangus terbakar. Lahan tersebut ada yang berupa kayu jati, tanaman pertanian, pakan ternak, dan sebagainya. Mayoritas masyarakat sekitar merupakan petani dan peternak," ujarnya, ditemui Senin (9/9) di Polres Buleleng.
Ia mengatakan, dirinya bersama tiga orang warga lain pun diperiksa penyidik Polres Buleleng kemarin siang terkait peristiwa dugaan pembakaran lahan itu. Disebutkan jika saat ini baru satu orang yang mengaku membakar lahan hutan. Namun menurutnya, diperkirakan ada lebih dari itu.
"Saya sangat sayangkan ini, karena sudah dua kali saya laporkan perambahan hutan oleh kelompok tertentu. Padahal dulu saat penempatan dan ditempatkan oleh pemerintah, di sana sudah dinyatakan bahwa kita tidak akan memperlebar dan meluas mencari lahan garapan," ucapnya.
Rentiasa dengan tegas tidak terima dengan perilaku pembakaran hutan ini. Selain karena 2 are lahannya yang ikut terbakar, lahan hutan lindung yang merupakan lahan tadah hujan. "Kalau sampai hutan gundul, menyebabkan musibah banjir. Jelas yang kami ikut terkena dampaknya," katanya.
Ia berharap kepolisian cepat menindaklanjuti pembakaran ini dan memproses hukum pelakunya agar ada efek jera.
Sementara itu Kasi Humas Polres Buleleng, AKP Gede Darma Diatmika dikonfirmasi terpisah membenarkan Polres Buleleng telah memulai tahap penyelidikan kasus dugaan pembakaran lahan. Penyidik kini tengah menghimpun keterangan saksi-saksi. "Laporannya sudah masuk, dan saat ini sedang dalam penyelidikan," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan lahan hutan lindung seluas hampir dua hektare di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, terbakar. Kebakaran lahan tersebut diduga disebabkan oleh ulah oknum warga yang sengaja membuka lahan. Beruntung api berhasil dipadamkan petugas dan tak sampai merembet ke pemukiman.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Bali Utara I Wayan Suardana mengatakan, kebakaran hutan itu tersebut terjadi pada Minggu (1/9). Setelah mendapat laporan, petugas KPH bersama BPBD Buleleng, berjibaku memadamkan api hingga malam hari. Api baru bisa benar-benar dipadamkan pada Senin (2/9).
“Apinya cukup besar pada malam hari. Kami punya posko pemadam kebakaran hutan di barat Pos Banyupoh dengan BPBD langsung ke sana memadamkan api. Titik apinya relatif terjangkau. Namun juga dekat dengan lahan garapan warga dan pemukiman mungkin hanya puluhan meter,” jelasnya, dikonfirmasi Jumat (6/9) siang.
Dari penyelidikan sementara yang dilakukan pihaknya, titik awal api diduga muncul dari pembakaran rumput hasil pembabatan hutan yang dilakukan oleh oknum warga setempat. Api kemudian meluas, hingga membakar kawasan hutan hingga nyaris 2 hektar.
“Api sudah bisa langsung dipadamkan malam itu juga. Oknum ini membabat lahan dan rumputnya dibakar. Dia bawa korek sendiri. Tapi dia tidak bisa kendalikan api akhirnya meluas," ungkap Suardana.7 mzk
Komentar