Berlangsung Semarak, Sejumlah Siswa Kenakan Busana Adat Nusantara
Perayaan HUT ke-72 Kemerdekaan RI di lingkungan Perdiknas Denpasar, Kamis (17/8) berlangsung semarak. Kamis (17/8) berlangsung semarak. , Kamis (17/8) berlangsung semarak.
Perayaan HUT Ke-72 RI di Perdiknas Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Suasana haru sekaligus membuat merinding seketika menyeruak ketika sejumlah siswa yang mengenakan pakaian adat nusantara melantunkan lagu ‘Aku Cinta Indonesia (Bhineka Tunggal Ika)’. Upacara, kemarin, diikuti para siswa, guru, dan staf yayasan yang menaungi SMP Nasional dan SMK Teknologi Nasional.
Ketua Perdiknas Denpasar, Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda SH MM MH mengatakan, pengenalan pakaian atau busana adat nusantara merupakan salah satu cara untuk memperlihatkan Indonesia yang multikultur kepada anak didik. Dengan demikian, mereka akan memahami bila perbedaan dan keberagaman-lah yang membuat bangsa ini menjadi indah. Terlebih sekarang, di tengah adanya degradasi pada rasa kebinekaan.
“Kami menanamkan rasa cinta Tanah Air dengan tindakan yang mengedepankan konsep keluarga. Jadi, guru di sini dianggap sebagai ayah dan ibu oleh siswa. Dengan begitu, secara otomatis tanpa kita sadari proses pembelajaran learning by doing itu yang akan memperkuat dan siswa akan selalu ingat. Daripada kita memberikan teori-teori tanpa ada praktek,” ujarnya.
Kepala SMP Nasional, Drs I Nyoman Sudana menambahkan, ada 17 pakaian adat Nusantara yang diperkenalkan kepada siswa pada saat HUT Ke-72 RI. Diantaranya, pakaian adat dari Kalimantan Selatan, Bali, NTB, Maluku, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Gorontalo, Jogjakarta, Riau, Kepulauan Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Bangka Belitung, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Barat. “Anak-anak yang memakai busana Nusantara memang berasal atau memiliki darah dari provinsi yang diwakili,” ujarnya seraya menambahkan SMP Nasional merupakan satu dari 4 sekolah di Bali dan 220 sekolah di Indonesia yang mendapatkan bantuan dari Direktorat Kesenian, Ditjen Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Bantuan itu salah satunya dipakai untuk pengadaan pakaian adat nusantara, disamping pengadaan pakaian tari kebesaran SMP Nasional ‘Saraswati Carya’ dan tari rejang serta alat-alat musik berupa rindik, angklung bambu, keyboard, dan alat pendukung lainnya.
Sementara itu, Kepala SMK Teknologi Nasional, I Made Mudarta SE MM mengatakan, nasionalisme dan toleransi diajarkan kepada siswa melalui acara Gelar Kewirausahaan pada 14-16 Agustus lalu. Stan-stan wirausaha yang dibuat bahkan memakai nama dari kelima sila dalam Pancasila. Siswa yang kebetulan berbeda agama dibiarkan untuk bekerja bersama-sama dan saling menguatkan dengan loyalitas, kredibilitas dan totalitas. Kalau ketiga hal itu sudah dipadukan, pasti akan saling menguatkan dan memajukan.
Ketua Panitia Perayaan HUT RI dari siswa, Putu Alika Tangkasia Putri mengatakan, Gelar Kewirausahaan juga dirangkai dengan berbagai perlombaan serta upacara bendera yang menjadi puncaknya kemarin. Aneka lomba seperti lomba pidato, drama, dance, dan puisi tidak saja menjadi ajang untuk menyalurkan minat dan bakat siswa. Tapi juga menanamkan semangat kerjasama dan gotong royong. Namun tanpa mengesampingkan kearifan lokal dengan adanya lomba membuat pejati dan Penjor Pancasila.
“Disini kita ingin tekankan kalau memang sekolah ini sekolah nasional dimana kita tidak ada perbedaan antara Hindu, Islam, Kristen, dan lain-lain. Kita ingin teman-teman tahu lewat lomba-lomba itu, saling kerjasama dan juga bersaing secara sehat,” jelasnya. *isu
1
Komentar