‘Pan Quir’ Permudah Pembayaran PBB-P2 Secara Digital
SINGARAJA, NusaBali - Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Buleleng menguji coba terobosan Peningkatan Layanan PBB melalui Quick Response Code (Pan Quir), Rabu (11/9).
Program inovasi pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Kawasan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) ini diujicobakan pada 50 Wajib Pajak (WP).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPKPD Buleleng Made Pasda Gunawan didampingi Sekretaris Ida Bagus Perang Wibawa mengatakan, terobosan ini sebagai salah satu solusi kendala penagihan PBB-P2 di masyarakat. Menurutnya, dalam realisasi PBB-P2 mengalami sejumlah kendala. Mulai dari keluhan masyarakat yang belum menerima Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) tepat waktu. Lembar SPPT hilang hingga kendala antrian panjang untuk membayar pajak.
“Kendala-kendala itu lalu dicarikan solusi, lembar SPPT PBB-P2 didigitalisasi dan dicetak dalam bentuk stiker yang ada QR Code lalu kita tempel di rumah masyarakat. Ini akan mempermudah masyarakat mengakses seluruh informasi SPPT PBB-P2 hanya dengan menscan QR Code,” terang Pasda.
Scan barcode dapat dilakukan melalui google lens. Setelah itu WP dapat mengetahui informasi Nomor Objek Pajak (NOP) PBB-P2, mengetahui tempat dan cara melakukan pembayaran pajak dan juga mengetahui riwayat pembayaran PBB dari tahun-tahun sebelumnya. Termasuk informasi jika ada utang pajak yang belum dibayarkan WP.
“Jika dibandingkan dengan konvensional lembar SPPT, kadang WP tidak dapat mengetahui riwayat pembayaran pajaknya. Kalau di ‘Pan Quir’ ini bisa kelihatan semua dari sejak dia menjadi WP. Selain efektif, juga efisien karena tidak perlu antre membayar pajak ke kantor cukup di rumah, pembayaran juga sudah nge-match dengan dompet digital,” imbuh Ida Bagus Perang Wibawa, menambahkan.
Hanya saja untuk pilot projec pembayaran PBB-P2 dengan ‘Pan Quir’ baru menyasar 50 WP. Selanjutnya akan diverifikasi dan validasi seluruh WP di Buleleng sebanyak 230 ribu. Penerapan ‘Pan Quir’ ini akan dilakukan secara bertahap di tahun 2025 mendatang, sembari BPKPD melakukan sosialisasi dan pengenalan ke masyarakat.
“Tahun ini masih kita terapkan hybrid yang konvensional dan juga ujicoba ‘Pan Quir’. Yang masih konvensional SPPT tetap akan kami terbitkan dulu, mengantisipasi masyarakat yang belum melek digital. Kami juga nanti akan sosialisasi ke seluruh kepala desa untuk mensosialisasikan sistem pembayaran PBB yang baru,” papar Perang Wibawa.
Sementara itu terobosan pembayaran PBB-P2 ini juga diyakini dapat memaksimalkan capaian pajak daerah terutama dari PBB-P2. Tahun 2024, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Buleleng memberi target Rp 24 miliar. Per 10 September lalu realisasi target sudah 57,6 persen atau Rp 13,6 miliar. BPKPD pun masih optimis bisa mencapai target PBB-P2 dengan sisa waktu empat bulan di tahun 2024 ini.
Salah satu WP, Putu Agus Widya Maha Arta yang rumahnya ditempeli stiker QR Code langsung melakukan simulasi. Dia pun menyebut terobosan pembayaran PBB-P2 ini sangat bagus dan mudah. “Kedepannya biar bisa terkoneksi langsung dengan mobile banking saja sih. Ini bagus dan simpel, jadi tidak perlu susah cari SPPT yang kadang hilang, kalau stiker barcode ini kan tinggal scan dan bisa langsung bayar kapan saja,” terang Agus Widya.7 k23
Komentar