Kisah Inspiratif Ni Way: Seni sebagai Terapi Jiwa dan Pengembangan Diri
DENPASAR, NusaBali.com - Sudamala Resorts melalui Sudamara Art Space menggelar sebuah acara eksklusif bertajuk Artist Talk yang menghadirkan sosok inspiratif, Ni Way. Acara yang dilangsungkan pada Kamis (12/9/2024) sore ini memberikan kesempatan langka bagi para penikmat seni untuk mengenal lebih dekat perjalanan hidup dan karya dari seorang pelukis dan terapis seni yang dikenal karena karyanya yang penuh makna.
Ni Way, nama panggung dari Ni Wayan Sutariyani, berbagi cerita tentang perjalanan kreatifnya yang panjang dan penuh liku. Sejak awal ia jatuh cinta pada dunia seni, hingga akhirnya seni menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya, Ni Way telah mengalami banyak perubahan baik secara pribadi maupun profesional. Melalui seni, ia menemukan cara untuk mengekspresikan perasaannya, mengolah emosinya, dan membantu orang lain melalui terapi seni.
"Melukis bagi saya bukan hanya sekadar hobi atau pekerjaan, melainkan sebuah alat untuk menyembuhkan," ujar Ni Way. "Melalui seni, kita bisa mengungkapkan hal-hal yang mungkin sulit diucapkan dengan kata-kata."
Sebagai seorang terapis seni, Ni Way juga membahas pentingnya seni dalam proses penyembuhan. Ia telah membantu banyak individu, termasuk anak-anak dengan spektrum autisme, melalui pendekatan seni yang holistik. Dalam sesi terapinya, Ni Way menggunakan warna dan gambar untuk membaca emosi seseorang dan membantu mereka mengekspresikan diri dengan cara yang sehat.
"Saya percaya bahwa setiap orang memiliki kekuatan dalam dirinya, seni hanya menjadi alat yang membantu mereka menemukannya," tambah Ni Way.
Acara ini dihadiri oleh banyak penikmat seni yang terinspirasi oleh perjalanan Ni Way. COO Sudamala Resorts, Ricky Putra, menyatakan kebanggaannya dapat bekerja sama dengan Ni Way. "Kami sangat antusias menghadirkan Ni Way dalam acara ini. Karya-karyanya tidak hanya indah, tetapi juga mengandung pesan yang mendalam. Kami berharap acara ini dapat menginspirasi banyak orang untuk lebih menghargai seni dan menemukan kekuatan penyembuhan di dalamnya," ujar Ricky.
Ni Way juga membahas tiga tema utama dari karya-karyanya yang sedang dipamerkan, yaitu Unconditional Love, Thankful, dan Friendship. Masing-masing seri ini memiliki makna mendalam yang terinspirasi dari pengalaman pribadinya. Salah satu karyanya yang paling berkesan, sebuah lukisan berjudul "Sing Haleluya," adalah ungkapan rasa syukur dan penghormatan terhadap kenangan orangtuanya yang meninggal dunia pada tahun 2021.
Melalui pengalaman hidup yang berat, seperti kehilangan orang yang dicintai, Ni Way justru menemukan kekuatan dalam seni. Ia menjelaskan bagaimana seni menjadi cara untuk bangkit dari kesedihan. "Saya memilih untuk bersyukur dan tetap tumbuh, bahkan dalam masa-masa tergelap. Dari situ lahir karya-karya yang penuh harapan," ungkapnya.
Ni Way juga berbagi bahwa dirinya pernah vakum selama 10 tahun dari dunia seni, namun pandemi COVID-19 dan pengalaman kehilangan orangtuanya dan adik lelakinya saat pandemic, membawanya kembali ke Bali dan dunia seni. "Ketika kembali ke seni, saya menemukan kembali jati diri saya sebagai seorang seniman dan pelukis. Seni menyelamatkan saya," tuturnya.
Salah satu rencana ke depan Ni Way adalah menggelar pameran bersama pada bulan Oktober 2024 di Ubud, dan ia juga berencana membawa karyanya ke Jakarta pada tahun depan. Meskipun belum ada rencana konkret untuk pameran internasional, Ni Way tetap mengalir dengan apa yang dihadapi dan percaya bahwa kesempatan akan datang di waktu yang tepat.
Acara Artist Talk ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana seni tidak hanya sebagai sarana ekspresi tetapi juga alat untuk penyembuhan. Kisah inspiratif Ni Way mengingatkan bahwa seni memiliki kekuatan yang lebih besar dari sekadar keindahan visual, ia adalah refleksi jiwa dan alat untuk mengatasi rasa sakit dan kebahagiaan.
1
Komentar