nusabali

Proyek Pembangunan Shortcut Diperpanjang 6 Bulan

Ada Perubahan Teknik Konstruksi Jembatan

  • www.nusabali.com-proyek-pembangunan-shortcut-diperpanjang-6-bulan

Dalam rancangan awal pembangunan jembatan di atas lembah perbukitan ini menggunakan geofoam. Namun dalam perjalannya batal digunakan karena sejumlah pertimbangan.

SINGARAJA, NusaBali
Proyek pembangunan shortcut titik 7D dan 7E di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng diperpanjang hingga akhir tahun 2024 ini. Waktu pengerjaan longgar 6 bulan dari target awal yang direncanakan sudah tuntas pertengahan Juli 2024 lalu. Ada beberapa penyesuaian dalam konstruksi yang membutuhkan waktu lebih lama.

Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional (Kasatker PJN) Wilayah III Provinsi Bali, Noor Fachrie ditemui di Rumah Jabatan Bupati Buleleng, Kamis (12/9) kemarin menerangkan, perpanjangan waktu sudah final dan disetujui pemerintah pusat. “Anggaran pembangunan dari SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) atau Sukuk Negara, jadi sudah close di 2024 ini target 31 Desember ini, karena akan ada pergantian kabinet juga. Kalau terlambat dari target ya pemberlakukan denda,” ucap Fachrie.

Didampingi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.3 Provinsi Bali, Yoni Santhia, secara prinsip proyek shortcut titik 7D dan 7E, tidak mengalami kendala berarti. Menurutnya, sejumlah kendala yang muncul masih dalam ambang wajar dan telah dimitigasi sebelumnya untuk segera dicarikan solusi.

Menurut Fachrie, proyek saat ini sudah bergerak di angka 75 persen. Saat ini sedang dalam proses pemasangan balok girder di jembatan titik 7D jembatan sepanjang 155 meter. Setelah pemasangan balok girder baru akan berproses lantai jembatan dan pengaspalan. Sedangkan untuk jalan di titik 7D sepanjang 340 meter sudah digunakan dan dilalui kendaraan sejak beberapa bulan lalu.

Fachrie menyebut ada penyesuaian pada proyek pembangunan jembatan yang menggunakan teknologi integral. Dalam rancangan awal pembangunan jembatan di atas lembah perbukitan ini menggunakan geofoam. Namun dalam perjalannya batal digunakan karena sejumlah pertimbangan.

Penggunaan balok besar ringan (geofoam) dalam konstruksi jembatan dibatalkan, karena ada kekhawatiran jaminan ketahanan dalam waktu panjang, selain juga biaya cukup mahal. Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR tidak berani mengambil resiko, karena belum ada bukti geofoam bisa tahan sampai seratus tahun sebagai standar daya tahan jembatan pada umumnya.

 “Jadi kita harus tepat mutu, waktu dan biaya. Bukan geofoamnya jelek, tetapi kruang pas diaplikasikan sebagai struktur jembatan,” imbuh PPK Yoni.

Proyek pembangunan jembatan pada shortcut titik 7D di wilayah Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng. –LILIK 

Kondisi tersebut berdampak pada penyesuaian konstruksi bangunan dengan menaikkan elevasi jembatan. Pilar-pilar pancang yang sudah jadi ditambah ketinggiannya.

Sementara itu proyek pembangunan shortcut titik 7D dan 7E dimulai sejak 25 Juli 2023 lalu yang dimenangkan kembali oleh Sinar Bali-Agung KSO. Anggaran sebesar Rp 82.090.682.000 disiapkan untuk membangun jalan baru sepanjang 400 meter dan jembatan 155 meter.

Titik 7D panjangnya 340 meter, titik 7E 215 meter. Jika dibandingkan dengan jalan eksisting 603 meter akan menjadi 555 meter. Dari 8 tikungan akan dipangkas menjadi 4 tikungan yang juga akan diturunkan kelandaiannya.7 k23

Komentar