nusabali

Cara ‘Menyerap’ Vitamin D dari Paparan Sinar Matahari

  • www.nusabali.com-cara-menyerap-vitamin-d-dari-paparan-sinar-matahari

PAPARAN sinar matahari merupakan salah satu sumber utama vitamin D. Bahkan manusia pada umumnya bisa ‘menyerap’ vitamin D dari paparan sinar matahari. Ketika kulit terkena sinar ultraviolet B (UVB), tubuh memproduksi vitamin D3.

Namun, banyak faktor dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi vitamin D dari sinar matahari, seperti warna kulit, penggunaan tabir surya, dan letak geografis.

Berdasarkan hasil penelitian Menzies Research Institute, Hobart Australia, anak-anak di kawasan subtropis atau wilayah dengan iklim dingin seperti Eropa, Amerika Utara, hingga kutub tidak akan tumbuh optimal atau bahkan terhenti pertumbuhannya jika kurang memperoleh vitamin D. Agar vitamin D cukup, sekurang-kurangnya seorang anak perlu terpapar matahari selama 8 jam dalam seminggu.

Sedangkan untuk anak atau orang dewasa di Indonesia, cukup terpapar sinar matahari saat pagi dan sore selama 5 sampai 15 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu.

Waktu yang dianjurkan untuk terpapar sinar matahari dalam memenuhi kebutuhan vitamin D, adalah pada pagi hari sejak matahari terbit hingga pukul 09.00. Selanjutnya pada sore hari setelah pukul 15.00 sampai matahari terbenam.

Anjuran berbeda disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM Prof dr Madarina Julia SpA (K), MPH, PhD. Dia mengatakan tubuh manusia membutuhkan sinar matahari untuk membantu meningkatkan produksi vitamin D dalam tubuh. Sinar matahari adalah sumber utama vitamin D alami. Sumber vitamin ini sangat sedikit yang berasal dari makanan.

“Vitamin D memiliki efek imunomodulator yang dapat meningkatkan sistem imun tubuh,” ucapnya dikutip antaranews dari situs Universitas Gadjah Mada.

Sistem imun ini merupakan pertahanan tubuh terhadap virus dan bakteri penyebab penyakit. Kekurangan vitamin dapat menghambat pertumbuhan tubuh dan rentan terhadap infeksi virus atau bakteri.

Madarina menjelaskan bahwa waktu berjemur yang cukup adalah saat bayangan tubuh lebih pendek saat berdiri. “Waktunya bisa mulai pukul 10.00 hingga 15.00, jangan dilakukan lebih awal karena paparan sinar matahari tidak cukup,” ujarnya.

Pasalnya, di pagi dan petang hari sinar matahari akan terhalang atmosfer sehingga sinar UVB tidak dapat menembus lapisan udara dan tidak terkena kulit.

Waktu yang dianjurkan tetap sama, yaitu 5 sampai 15 menit untuk menghindari kulit terbakar atau sunburn.

Vitamin D merupakan salah satu nutrisi esensial yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Berbeda dari vitamin lainnya, vitamin D memiliki karakteristik unik karena dapat diproduksi oleh tubuh ketika kulit terpapar sinar matahari.

Vitamin D adalah vitamin larut dalam lemak yang membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfor, dua mineral penting yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang. Terdapat dua bentuk utama vitamin D, yaitu vitamin D2 (ergocalciferol) dan vitamin D3 (cholecalciferol).

Vitamin D2 umumnya ditemukan pada sumber makanan nabati, seperti jamur, sedangkan vitamin D3 selain dari sinar matahari, kandungan ini juga dapat ditemukan pada sumber makanan hewani, seperti ikan berlemak, telur, dan minyak hati ikan. 7

Komentar