nusabali

Kunjungan Wisatawan China Belum Pulih ke DTW Kawasan Luar Pura Luhur Uluwatu

  • www.nusabali.com-kunjungan-wisatawan-china-belum-pulih-ke-dtw-kawasan-luar-pura-luhur-uluwatu

MANGUPURA, NusaBali - Sektor pariwisata Bali, khususnya DTW Kawasan Luar Pura Luhur Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung masih menghadapi tantangan besar terkait pemulihan kunjungan wisatawan asal China.

Meski telah memasuki fase pemulihan ekonomi, data terbaru menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan China belum sepenuhnya pulih seperti sediakala sebelum pandemi Covid-19.

Manager Pengelola DTW Kawasan Luar Pura Luhur Uluwatu I Wayan Wijana, mengatakan kunjungan wisatawan dari China sejauh ini belum menunjukkan tren positif pasca pandemi Covid-19. Padahal, katanya, pada masa sebelum pandemi Covid-19, wisatawan asal China salah satu penyumbang utama kunjungan ke Pura Luhur Uluwatu, bahkan berada di posisi kedua setelah Australia. Namun, sejak pandemi Covid-19, posisi China dalam daftar kunjungan wisatawan asing mengalami penurunan.

“China belum menggeliat, memang sekarang mulai ada tapi tidak seperti saat sebelum pandemi Covid-19,” uja Wijana belum lama ini.

Justru, kata Wijana, yang terlihat meningkat adalah wisatawan asal Korea dan Jepang, termasuk dari beberapa negara di Asia Tenggara. “Saat ini Australia adalah negara penyumbang utama wisatawan ke Uluwatu, diikuti oleh India, Eropa, dan Asia Tenggara,” tambahnya.

Wisatawan asal India, lanjut Wijana, justru kini mengalami lonjakan signifikan, yang sebelumnya berada di posisi keempat atau kelima, kini melonjak ke posisi kedua. Lonjakan ini diperkirakan terkait dengan banyaknya acara internasional yang diadakan oleh kementerian, kedutaan besar India, serta peningkatan interaksi sosial budaya antara kedua negara.

“Kami sangat terkejut dengan peningkatan jumlah wisatawan India. Banyak event internasional yang diadakan oleh pihak-pihak terkait di India berkontribusi pada peningkatan ini,” ujar Wijana.

Wijana berharap ke depan kunjungan wisataan akan semakin meningkat, baik itu berasal dari China maupun dari negara-negara Eropa dan yang lain. Wijana optimistis pada 2025 akan membawa perbaikan signifikan dalam angka kunjungan. “Semoga 2025 wisman China sudah mulai. Tidak hanya China tetapi juga wisatawan lain seperti dari Eropa,” harapnya. 7 ol3

Komentar