Blimbingsari Dijadikan Bandara Internasional
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jatim berencana mengembangkan Bandara Blimbingsari menjadi bandara internasional.
Jadi Alternatif Kepadatan Bandara Ngurah Rai
JAKARTA, NusaBali
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso dalam penandatanganan nota kesepahaman dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Jakarta, Jumat (18/8), mengatakan potensi Bandara Blimbingsari sangat besar sebagai bandara alternatif (alternate airport) untuk parkir pesawat yang sudah padat di Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar. "Denpasar punya pergerakan penumpang 20 juta penumpang setahun, tentunya ini sangat padat, kalau 'alternate airport' di Surabaya, itu kejauhan, makanya kita memanfaatkan Bandara Blimbingsari," ungkapnya.
Agus mengatakan selain padat karena pariwisata, Bali juga kerap kali digunakan untuk kegiatan konferensi internasional, jadi padatnya pergerakan pesawat sudah tidak bisa ditampung lagi.
"Karena itu perlu skema untuk 'alternate ariport', ditambah tahun depan ada 'event' IMF, di mana seluruh menteri keuangan dunia berkumpul dan banyaknya peswat-pesawat asing mendarat di Ngurah Rai," tuturnya.
Selain itu, menurut dia, dengan mengambangkan Bandara Blimbingsari, akan memberikan efek berlapis atau multiplier effect ke sektor Pariwisata Banyuwangi yang saat ini berkembang. Untuk itu, nota kesepahaman dibuat untuk pengembangan bandara tersebut, yakni Kementerian Perhubungan akan mengerjakan sisi udara, sementara Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengerjakan sisi darat.
Agus mengatakan tahap pertama akan dibangun landasan pacu (runway) yang saat ini masih berukuran 2.250 meter x 30 meter menjadi 2.500 meter x 45 meter dan akan dikembangkan lagi menjadi 3.000 meter x 45 meter. Sementara itu, lanjut dia, untuk ketebalan landasan pacu (PCN) juga ditambah dari 39 centimeter menjadi 54 centimeter. Hal itu dilakukan untuk mendukung infrastruktur bandara internasional yang bisa didarati pesawat berbadan lebar.
Terkait investasi untuk pengembangan sisi udara tersebut, untuk tahap pertama, yaitu Rp300 miliar termasuk pengembangan apron. Agus mengatakan nantinya Bandara Blimbingsari akan dioperasikan oleh PT Angkasa Pura II. "Dulu dibatasi antara Barat dan Tmur, sekarang BUMN punya perencanaan dan kemampuan masing-masing, kebetulan yang punya antisipasi tajam terhadap ini adalah AP II, AP II juga telah melakukan peninjauan lapangan," ujarnya. Dia menambahkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menugaskan AP II untuk mengoperasikan Bandara Blimbingsari.
Dalam kesempatan sama, Bupati Blimbingsari Abdullah Azwar Anas mengatakan pihaknya selambat-lambatnya Desember sudah mulai pembangunan bandara tersebut menjadi bandara intrasional. "Target kami itu 2018, Oktober atau November selesai," katanya.
Dengan dikembangkannya Bandara Blimbingsari, Azwar berharap sektor pariwisata semakin berkembang, yaitu sebelum adanya bandara, wisatawan hanya 500.000 orang per tahun, kini 4,3 juta orang per tahun. "Bulan ini ada tambahan dua maskapai, yaitu Nam Air dan Garuda Indonesia. Banyuwangi juga telah dipilih oleh Bekraf sebagai lima dari daerah untuk syuting film internasional," imbuhnya. Dengan demikian, penumpang pesawat pun akan bertambah dari yang saat ini 278.000 per tahun.*ant
Komentar