Pertama di Indonesia, IPBI Resmi Buka Program Doktor Terapan Prodi Bisnis Pariwisata
IPBI
Bisnis Pariwisata
Program Doktor
I Made Sudjana
Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional
Doktor Terapan
DENPASAR, NusaBali - Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional (IPBI) Bali menorehkan sejarah baru dengan resmi membuka Program Studi Bisnis Pariwisata jenjang Doktor Terapan (S3), yang merupakan program pertama dan satu-satunya saat ini di Indonesia.
Hal ini ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 247/D/OT/2024.
Serah terima SK dilakukan oleh Kepala LLDIKTI Wilayah VIII I Gusti Lanang Bagus Eratodi kepada Rektor IPBI I Made Sudjana, disaksikan oleh Ketua Yayasan Dharma Widya Ulangun I Nyoman Gede Astina, di Kampus IPBI Jalan Kecak, Tonja, Denpasar Utara, Selasa (17/9) siang.
Penyerahan SK tersebut membuka peluang besar bagi pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia, khususnya di bidang pariwisata, yang merupakan salah satu sektor utama perekonomian Bali.
Ditemui di akhir acara, Rektor IPBI I Made Sudjana menekankan pentingnya pendidikan pariwisata yang komprehensif dan mendalam, terutama untuk Bali, yang telah lama dikenal sebagai destinasi wisata dunia.
“Pembukaan Program Studi Doktor Terapan Bisnis Pariwisata ini adalah bagian dari cita-cita kami untuk menyediakan pendidikan pariwisata yang lengkap hingga jenjang tertinggi. Kami bangga bisa meluncurkan program S3 terapan ini pertama di Indonesia. Kami ingin membangun pendidikan yang tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga pada praktik langsung yang relevan dengan industri pariwisata,” ujar Sudjana.
Sudjana juga menekankan bahwa sebelumnya belum ada program S3 terapan di bidang pariwisata di Indonesia, yang ada hanya program doktor akademik. IPBI telah menjalin kerja sama dengan berbagai asosiasi industri pariwisata, termasuk Asosiasi General Manager Hotel, untuk mendukung pengembangan pendidikan yang aplikatif.
Sudjana menegaskan bahwa program doktor terapan ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan SDM di sektor pariwisata Indonesia agar mampu bersaing di tingkat global. "Dalam bidang pariwisata, kami yakin Indonesia, terutama Bali, masih memiliki kemampuan yang kuat untuk bersaing dengan negara-negara lain. Terbukti, mahasiswa kami telah berhasil menjalani program magang di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Jepang, negara-negara ASEAN, termasuk negara Timur Tengah. Jadi dalam pariwisata kita bisa bersaing dengan seluruh dunia,” tandasnya.
Pendaftaran mahasiswa baru untuk program doktor terapan ini dibuka sejak 17 September 2024. Dengan adanya program ini, IPBI berharap dapat memperkuat posisi Bali dan Indonesia dalam hal pendidikan pariwisata, serta meningkatkan daya saing tenaga kerja di industri pariwisata di kancah internasional.
Gede Astina mengapresiasi pencapaian IPBI membuka program doktor terapan ini. “Kami dari yayasan merasa sangat berbahagia dan bangga atas pencapaian ini. Program ini merupakan bentuk komitmen kami untuk melengkapi pendidikan yang ada di IPBI, dari tingkat dasar hingga tertinggi, sehingga masyarakat dapat memilih pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya,” kata Gede Astina.
Dia menyampaikan bahwa program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan kualitas pelayanan pariwisata di Bali dan Indonesia. Tujuannya adalah mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia agar mampu memberikan pelayanan terbaik, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, sehingga mampu bersaing dengan negara lain. Pendidikan ini juga akan mempersiapkan generasi mendatang untuk menghadapi tantangan global di sektor pariwisata.
Selain fokus pada pendidikan tingkat tinggi, yayasan juga memiliki rencana untuk memperluas cakupan pendidikan. Yayasan ingin menyediakan pendidikan yang lengkap, mulai dari tingkat PAUD, TK, SD hingga doktor, sehingga masyarakat dapat memilih jalur pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Eratodi menyampaikan apresiasi terhadap pembukaan program studi ini. “Program Doktor Terapan Bisnis Pariwisata ini sangat dinantikan, terutama oleh masyarakat Bali yang identik dengan industri pariwisata. Pembukaan program ini sangat relevan dengan kebutuhan industri dan menjadi terobosan penting dalam pendidikan vokasi di Indonesia," ujarnya.
Eratodi menegaskan bahwa pemerintah sangat mendukung pengembangan pendidikan vokasi, khususnya di sektor pariwisata. Menurutnya, Indonesia masih memiliki rasio pendidikan akademik yang lebih tinggi dibandingkan vokasi, padahal pendidikan vokasi sangat penting untuk menghasilkan SDM yang unggul.
“Program ini akan menjadi wadah bagi dosen dan praktisi industri untuk meningkatkan kompetensi mereka ke tingkat yang lebih tinggi, tanpa harus meninggalkan pendidikan vokasional,” imbuhnya.
Direktur Pascasarjana IPBI Made Budiarsa, menjelaskan bahwa perbedaan utama antara pendidikan S3 akademik dan S3 terapan terletak pada hasil akhir yang diharapkan dari mahasiswa dalam mengembangkan pendidikannya. Pada program doktor terapan, fokus lebih ditekankan pada pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). Mahasiswa akan terlibat langsung dalam penelitian lapangan serta diharapkan menghasilkan inovasi dan karya monumental yang dapat diterapkan secara praktis di industri.
“Program doktor akademik lebih menekankan pada penemuan teori baru, sementara program doktor terapan kami menekankan pada solusi praktis untuk masalah-masalah yang dihadapi di lapangan. Hasilnya adalah inovasi yang bisa langsung diterapkan di industri pariwisata,” ucapnya. @ cr79
Komentar