Panen Tembakau Susur di Sukawati
DENPASAR, NusaBali – Kalangan petani di persubakan Sukawati, Desa Sukawati, Gianyar merupakan petani yang terbiasa melakukan budidaya tembakau susur. Budidaya tembakau dengan model tumpang sari dengan cabai. Jika kondisi cuaca baik, tembakau yang lebih dulu panen, kemudian baru menyusul panen cabai.
Jro Mangku Pardata,74, salah seorang petani tembakau menuturkan, budidaya menanam tembakau merupakan pekerjaan warisan. “Dari tetua dulu sudah nami (mewariskan),” ujar Jro Mangku Pardata Selasa (17/9).
Dikatakan tidak kurang ada 13 kawasan persubakan di Sukawati yang biasa melakukan budidaya tanaman tembakau.
” Hanya tembakau susur, bukan untuk industri rokok,” terangnya.
Lama budidaya tembakau dari mulai menanam sampai dengan petik panen sekitar 3 bulan atau 100 hari. Selanjutnya proses nyekeb (semacam fermentasi), memotong dan menjemurnya jadi tembakau susur, sekitar 25 hari.
“Sehingga seluruhnya kurang lebih 130 hari,” terangnya.
Saat ini harga tembakau tergolong bagus. Untuk 1 kilo harganya Rp600 ribu. Jauh lebih tinggi dari masa panen sebelumnya yang harganya hanya Rp150 ribu perkilo.
“Cuaca bagus, sehingga kualitas hasil panen juga baik,” ungkapnya.
Dikenal memiliki aroma khas dan kualitas bagus, tembakau susur banyak dicari. “ Pengepul-pengepul dari luar yang banyak datang,” ujar Mangku Pardata sambil sibuk ‘mengurus’ tembakau hasil panennya. K17
Komentar