Kopi Mengandung Zat Diduga Sianida
Pihak kepolisian telah melakukan pengetesan terhadap sampel kopi di Olivier Cafe Grand Indonesia -lokasi Wayan Mirna Salihin tewas- di laboratorium forensik.
Pemilik kafe mengatakan kopi yang diminum Mirna rasanya panas dan kebas
JAKARTA, NusaBali
Ada temuan yang mengejutkan dari salah satu sampel kopi yang dites labfor. Apa itu?
"Terkait barang bukti 6 sampel kopi, dari 6 sampel kopi itu kami dapat kabar besok hasilnya. Tapi tadi pagi (Minggu, red) saya dapat kabar langsung secara informal (dari labfor) diduga salah satu dari 6 sampel kopi yang diminum korban mengandung zat yang diduga sianida," jelas Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (10/1).
Meski demikian, lanjut Krishna, pihaknya masih menunggu kepastian hasil labfor secara formal. "Ini belum tahu karena masih dalam proses pengecekan secara laboratoris, ini kan ada beberapa proses dalam pemeriksaan itu, jadi kepastiannya besok," imbuhnya dilansir detik.
Kepastian kopi yang diseruput Mirna memang ‘bermasalah’ juga dirasakan pemilik kafe. Sesaat setelah Mirna mengalami kejang-kejang usai menyeruput kopi di Olivier Cafe, Grand Indonesia, pemilik kafe sempat mencoba kopi tersebut. Pemilik merasakan keanehan pada kopi yang diseruput Mirna itu.
"Setelah peristiwa itu, kopi itu diamankan oleh pemilik kafe, terus dia coba diteteskan pakai sedotan, rasanya panas dan kebas, itu ada setengah jam. Artinya ada sesuatu," kata Krishna.
Polisi juga akan membandingkan kandungan zat yang terdapat di dalam lambung dan hati korban yang didapat dari hasil autopsi. Untuk diketahui, jenazah korban diautopsi pada dini hari Minggu setelah polisi mendapat persetujuan dari keluarga korban.
"Pembanding kopi ini (yang sudah dites labfor) akan dibandingkan dengan hasil autopsi. Hari ini dilakukan pemeriksaan terhadap sampel usus, lambung dan hati milik Mirna," imbuhnya.
Krishna menambahkan, ini juga jadi pelajaran bagi kasus serupa lainnya apabila ada dugaan kematian yang tidak wajar, polisi mengimbau keluarga korban untuk mau dilakukan autopsi terhadap jenazah korban agar bisa mengetahui penyebab kematiannya sehingga polisi juga bisa mengkonstruksikan pasal apabila terjadi tindak pidana di dalamnya.
Sebelumnya, dokter forensik RS Polri yang telah mengautopsi jasad Mirna menyebutkan adanya pendarahan di lambung korban karena zat korosif.
"Tadi malam dilakukan autopsi dari jam 24.00-01.00 WIB dini hari, didapatkan adanya tanda-tanda pendarahan di dalam lambung. Pendarahan ini dapat dikarenakan adanya zat yang bersifat korosif," jelas Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak kepada detikcom, Minggu (10/1).
Musyafak mengatakan, zat yang bersifat korosif tersebut dapat merusak jaringan di dalam lambung. "Zat korosif ini dapat merusak jaringan mukosa lambung sehingga terjadi pendarahan," imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, dinyatakan tewas setelah sempat kejang-kejang usai meminum es kopi ala Vietnam di Cafe Olivier, Jakarta Pusat pada Rabu (6/1). Di kafe itu, Mirna sedang berkumpul bersama kedua temannya, Hani dan Siska. Wayan dan kedua temannya tak datang bersamaan. Siska datang duluan dan memesan minuman, dan 40 menit kemudian korban pun tiba bersama Hani. 7
1
Komentar