16 Tipe Pesawat Dipamerkan dalam Bali International Airshow (BIAS) 2024 di Bandara Ngurah Rai
Pesawat F-35A Milik Angkatan Udara Australia Jadi Perhatian
Bali International Airshow 2024
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai
Menko Marves
Luhut Pandjaitan
TNI AU
Menko Marves Luhut Pandjaitan mengatakan BIAS 2024 menjadi langkah strategis Indonesia untuk mendorong pertumbuhan industri penerbangan dalam negeri
MANGUPURA, NusaBali
Sebanyak 16 tipe pesawat dari berbagai negara dipamerkan dalam perhelatan Bali International Airshow (BIAS) 2024 di apron selatan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung pada 18-21 September 2024. Di antara berbagai pesawat yang dipamerkan, F-35A milik Angkatan Udara Australia (Royal Australian Air Force/RAAF) menjadi pusat perhatian karena kemampuan mengesankan dan desainnya yang futuristik.
Flight Lieutenant F-35A, Shrek mengatakan jika keunggulan dari pesawat F-35A ini adalah pesawat baru. Dia menjelaskan dengan teknologi yang digunakan sangat canggih, terutama kemampuan stealth-nya. “Saya bekerja lebih baik dengan pesawat baru, teknologi yang bagus, tersembunyi jadi akan susah untuk orang lain melihat saya dan kamu nggak bisa menemukan hal yang kamu nggak bisa lihat itu sangat berguna untuk saya,” ungkap Shrek ditemui di Apron Selatan Bandara Ngurah Rai, Rabu (18/9) siang.
Dia menjelaskan jika pesawat itu diproduksi di Texas, Amerika Serikat, sebelum diterbangkan ke Australia. Disinggung dalam keterlibatannya di Bali International Airshow, Shrek menerangkan jika pihaknya diundang untuk mengikuti acara tersebut. Pesawat siluman itu juga dikatakan akan melakukan aksi aerobatik pada Jumat dan Sabtu di langit Bali.
“Ini luar biasa untuk pertama kalinya di Asia dalam beberapa dekade, semua orang bersenang-senang dan itu hal yang baik, aku harap lebih banyak orang yang menikmati kebersamaan mereka,” imbuhnya. Selain F-35A, Bali International Airshow 2024 juga menampilkan berbagai pesawat dari negara-negara lain dan produsen terkemuka. Seperti aircraft type A400M, 407, N219, EC 725, SU30, C1307, Zenith, CH-701, CASA 212, F-16, EMB-314 Super Tucano, Vela Aplha, Grand Caravan Ex, Tactical UAV, Skyhawk 172SP Amphibian, AS365 Dauphin.
Kaur Dispatch Skadron Udara 8, Lettu Pnb Khrisna Bayu Agam S menjelaskan bahwa helikopter EC 725 buatan Airbus Helicopter Prancis ini memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan helikopter sekelasnya.
“Tugas utama kami adalah misi SAR, namun helikopter ini juga sangat fleksibel untuk berbagai misi lain seperti VVIP, dilengkapi dengan persenjataan lengkap, dan mampu mengangkut pasukan dalam jumlah besar," ujarnya. Helikopter EC-725/H-225M Caracal yang dimiliki Skadron Udara 8 memiliki sejumlah keunggulan, selain misi SAR, helikopter ini juga dapat digunakan untuk misi VVIP, transportasi pasukan, dan operasi militer lainnya. Lettu Khrisna juga mengatakan jika helikopter itu diilengkapi dengan roket, senapan mesin, dan berbagai peralatan tempur lainnya.
Pesawat tempur Sukhoi jenis SU-30 MK2 milik TNI AU. –YUDA
Selain itu dapat mengangkut hingga 25 personel tanpa kursi khusus atau 9 personel dengan konfigurasi VVIP. Skadron Udara 8 memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung operasi militer TNI AU. Helikopter-helikopter ini ditempatkan di berbagai lokasi strategis di Indonesia, termasuk di Papua, untuk mendukung berbagai misi operasi.
Ditanya soal pameran di Bali International Airshow 2024, banyak pengunjung yang antusias dengan kemampuan dan kecanggihan helikopter EC-725/H-225M Caracal. “Selama pameran banyak pengunjung yang antusias karena banyak kemampuan dan penugasan kita menggunakan pesawat ini lalu dengan kecanggihan yang dimiliki dari pesawat ini jadi banyak antusias positif untuk pesawat ini,” imbuhnya.
Helikopter jenis EC-725 atau H-225M Caracal dari Skadron Udara TNI AU. –YUDA
Sementara Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan BIAS 2024 merupakan langkah strategis Indonesia untuk mendorong pertumbuhan industri penerbangan dalam negeri dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional. “Saya kira Bali International Airshow terakhir ada tahun 1996 atau 28 tahun yang lalu. Kenapa kita buat tahun ini kita ingin indonesia masuk dalam peta industri pesawat terbang dan kita rancang hampir dua tahun yang lalu,” ungkapnya.
Luhut juga menjelaskan bahwa penyelenggaraan BIAS yang rutin setiap tahun ganjil akan dipisahkan dengan event-event industri lainnya untuk menghindari tumpang tindih. Bali juga dikatakan dipilih sebagai lokasi penyelenggaran BIAS selanjutnya. “Airshow nanti akan kami lakukan kembali di Bali, sementara arahnya kami masih lihat Bali, nanti kita lihat tahun depan bagaimana perkembangannya. Sementara saya pikir biar jejeg dulu kita taruh di Bali dulu,” pungkasnya. 7 ol3
Komentar