nusabali

BIAS 2024 Momentum Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Ramah Lingkungan

  • www.nusabali.com-bias-2024-momentum-kembangkan-bahan-bakar-pesawat-ramah-lingkungan

DENPASAR, NusaBali - Mata dunia kini tertuju ke Bali yang tengah menggelar Bali International Airshow (BIAS) di Bandara I Gusti Ngurah Rai, 18–21 September 2024.

Selain mengembangkan industri kedirgantaraan di Indonesia, event ini dapat menjadi kampanye penggunaan bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan. 

Apalagi Bali sebagai tuan rumah BIAS 2024 juga telah memiliki rencana aksi daerah menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2045. 

“Sangat bagus jika mulai ada gerakan atau event yang mengkampanyekan energi ramah lingkungan untuk mengurangi dampak buruk dari aktivitas penerbangan,” ujar pemerhati lingkungan yang juga sosiolog Universitas Udayana Gede Kamajaya, Rabu (18/9). 

Selama ini pesawat terbang memang dikenal luas menghasilkan emisi karbon terbesar dibanding moda transportasi lainnya. 

Operasional pesawat udara akan menghasilkan emisi gas buang yang berasal dari pembakaran bahan bakar avtur. Gas buang yang dihasilkan antara lain gas karbondioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida, karbon monoksida (CO), dan debu. Emisi tersebut merupakan polutan yang merusak lapisan ozon dan pada akhirnya berkontribusi pada pemanasan global.

Meski demikian pengembangan bahan bakar ramah lingkungan pada transportasi udara membutuhkan waktu yang masih panjang. Menurut Kamajaya kebutuhan bahan bakar aktivitas penerbangan sangatlah besar, sehingga keberlanjutan ketersediaan bahan bakar ramah lingkungan ini masih jadi pekerjaan rumah semua pihak.

“Tapi paling tidak event semacam ini bisa jadi triger untuk jadi pemantik agar semua pihak bisa lebih serius ke depan bicara dan menindaklanjuti soal dampak emisi aktivitas penerbangan,” kata Kamajaya. 

Pembahasan mengenai bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan sendiri menjadi salah satu agenda dalam BIAS 2024 di Pulau Dewata. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut beberapa bahan untuk membuat bahan bakar ramah lingkungan itu ada di Indonesia. Antara lain, minyak sawit mentah (CPO/crude palm oil), rumput laut, hingga ampas beras.

“Kita Indonesia jadi sumber (bahan baku) yang besar sekali,” kata Luhut usai membuka BIAS 2024. 

Dengan bahan baku itu, ditambah dukungan dari berbagai macam teknologi pengolahan, pendanaan, dan keterlibatan pemerintah, maka industri penerbangan internasional akan melirik Indonesia. Luhut telah meminta PT Pertamina untuk bekerja sama dengan sejumlah maskapai untuk mengembangkan bahan bakar pesawat berbahan alami ini. 

“Dengan mineral resources (sumber mineral) yang banyak, Indonesia bisa jadi hub dan banyak (perusahaan) yang ingin membuat industrinya di sini. Jadi, Indonesia punya banyak sekali potensi,” ujar Luhut. 7 

Komentar