Menparekraf Target 10–15% Redistribusi Wisatawan Bali Selatan ke Utara
Jalur Wisata Banyuwangi, Bali Barat, dan Buleleng Mulai Dijual
Jalur wisata 3B ini, yang menjadi fokus adalah stop over di Pemuteran. Lalu dari Pemuteran wisatawan bisa melanjutkan wisatanya ke Lovina.
SINGARAJA, NusaBali
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menguji langsung jalur wisata baru Banyuwangi, Bali Barat, dan Buleleng (3B) melalui jalur laut menggunakan fast boat, Sabtu (21/9). Setelah diuji coba, paket wisata 3B ini langsung dibuka dan dijual ke wisatawan.
Rombongan menteri berangkat dari Pelabuhan Marina Banyuwangi, Jawa Timur, menyeberangi selat Bali menuju stop over di Teluk Pemuteran, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Paket wisata 3B ini dalam rancangannya berakhir di Pantai Lovina di kawasan Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Paket wisata dari Banyuwangi hingga Lovina ini dalam kondisi normal dan lancar ditempuh selama sekitar 2 jam perjalanan.
Sandiaga yang ditemui di media di Teluk Pemuteran mengaku sangat takjub dengan perjalanan yang dilalui. Tidak hanya dapat menikmati keindahan alam Taman Nasional Bali Barat (TNBB), dalam perjalanan juga disambut Lumba-lumba yang menjadi daya tarik unggulan Buleleng.
“Selain menikmati Selat Bali yang indah, saya juga didampingi Kepala TNBB yang menceritakan potensi ekowisata taman nasional, tiba-tiba juga muncul Lumba-lumba yang sepertinya menyambut kami, dan itu sangat surprise,” ucap Sandiaga.
Menurutnya dalam jalur wisata ini, yang menjadi fokus adalah stop over di Pemuteran. Lalu dari Pemuteran wisatawan bisa melanjutkan wisatanya ke Lovina. Ini juga menjadi solusi overland (kegiatan bepergian ke luar kota lewat jalur darat, Red) dari Surabaya, Bromo, Ijen yang selama ini terkendala di penyeberangan Ketapang–Gilimanuk 1,5 jam sampai 2 jam. Dengan kapal cepat wisatawan, menurut Sandiaga, bisa bermalam di Banyuwangi dan keesokan harinya menuju Lovina dengan waktu tempuh dua jam.
Usai diuji, jalur wisata 3B ini langsung dibuka dan dijual. Harapannya nanti dalam tiga bulan terakhir, kunjungan sudah mulai ramai. Sandiaga juga menjelaskan dibukanya jalur wisata 3B ini salah satu skema untuk menyikapi titik jenuh pariwisata di Bali Selatan.
“Target untuk pengalihan wisata dari Bali Selatan ke Utara awalnya mungkin 5-10 persen dulu. Jadi kalau 7 juta wisatawan yang berkunjung di Bali Selatan, kita targetkan 500.000 sampai 700.000 melalui jalur ini 2-3 tahun pertama,” jelas Sandiaga.
Dia memastikan jalur pariwisata yang melalui daerah konservasi Bali Barat termasuk konservasi terumbu karang Pemuteran tidak akan terganggu. Menurutnya wisata di kawasan konservasi bukan hal yang baru. Bahkan pengunjung yang ingin wisata konservasi, TNBB sudah sangat siap, selain juga wisata alam, wisata budaya, wisata religi juga bisa dinikmati dalam sekali kunjungan.
Stop over Pemuteran dibuat dalam jalur ini karena ada permintaan pasar yang cukup besar, selain sasaran utama ke Pantai Lovina. Pemuteran dan kawasan TNBB memiliki wisata yang sangat kompleks. Bahkan salah satu event terkenal Pemuteran Bay Festival juga diselenggarakan di sini.
“Jadi tahapannya itu yang bisa menjadi terobosan yang lebih berkualitas dan memberi pengalaman yang lebih menyenangkan. Kita harus utamakan konservasi. Jadi pariwisatanya itu yang harus menghargai bagian daripada quality and sustainability. Aman dari segi konservasi tapi juga kaya akan ragam dari produk wisata yang ditawarkan,” tegas dia.
Sementara itu menyoal ketersediaan fasilitas pendukung seperti dermaga sandar yang masih sangat sederhana menjadi langkah awal yang baik. Pemenuhan sarana penunjang dan infrastruktur pendukung akan menyesuaikan ketika permintaan dan kunjungan sudah tinggi.
Perbekel Pemuteran Nyoman Arnawa yang ikut menyambut Menparekraf mendukung pengembangan Pemuteran di jalur 3B ini. Meski sejauh ini Pemuteran menjadi desa wisata yang sangat berkembang, tentu masih memerlukan tingkat kunjungan yang lebih banyak.
“Dari komunikasi kami dengan beberapa masyarakat responsnya sangat positif dan mendukung adanya jalur ini. Kalau ini berjalan kami perlu berdiskusi lebih lanjut soal pembangunan dermaga yang representatif,” kata Arnawa.
Wisata Pemuteran yang selama ini terkenal dengan wisata konservasi bawah laut, lebih banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Dengan adanya jalur 3B ini akan baik untuk kunjungan wisatawan domestik yang masih terbatas. 7 k23
Komentar