Tebing Longsor, 1 Tewas, 2 Selamat
Saat musaibah terjadi, korban Gede Mertayasa gali lubang cakar ayam bersama dua kerabatnya, Gede Gunar dan Nyoman Sariawan.
Petaka Saat Gali Lubang buat Cakar Ayam di Desa Lemukih
SINGARAJA, NusaBali
Kematian salahpati menimpa I Gede Mertayasa, 20, pemuda yang tinggal di Banjar Nangka, Desa Lemukih, Kecamamtan Sawan, Buleleng. Korban tewas tertimbun tebing longsor saat tengah menggali lubang untuk pondasi cakar ayam di bawah pekarangan ru-mahnya, Minggu (10/1) pagi.
Saat musibah maut terjadi, Minggu pagi sekitar pukul 08.30 Wita, korban Gede Mer-tayasa melakukan aktivitas menggali lubang pondasi cakar ayam bersama dua kerabatnya, I Gede Gunar dan I Nyoman Sariawan. Lokasi galian berada persis berada di bawah tebing rumah korban.
Semula, lokasi galian lubang cakar ayam itu masih menyatu dengan pekarangan rumah korban Gede Mertayasa. Karena ada rencana pembangunan bertingkat, maka sebagian pekarangan rumah yang luasnya hanya sekitar 6 meter x 4 meter digali, agar posisinya lebih rendah dan persis di tepi jalan raya. Pasalnya, korban berniat membangun warung bertingkat untuk tempat jualan ibundanya, Ni Ketut Srinadi.
Awalnya, pekarangan rumah korban Mertayasa berada pada ketinggian sekitar 10 meter di atas jalan raya. Setelah penggalian dilaksanakan selama 15 hari, posisi lokasi bangunan waring bertingkat tingginya turun menjadi hanya 1 meter di atas jalan raya.
Kendati masih lajang dan baru berusia 20 tahun, korban Gede Mertayasa kini praktis jadi tulang punggung keluarga, karena dialah satu-satunya anak lelaki dalam keluarga. Sedangkan ayahnya sudah meninggal. Korban Gede Mertayasa sendiri merupakan anak bungsu dari lima bersaudara keluarga pasangan Jro Mangku Mer Sukrada (almarhum) dan Ni Ketut Serindi.
Proses penggalian tebih di bawah pekarangan rumah korban Mertayasa sudah berjalan selama 15 hari. Ketika proses menggali turunkan ketinggian pekarangan rumah, pekerja yang dilibatkan cukup banyak. Namun, setelah areal rata sesuai keinginan di mana tingginya hanya 1 meter, penggalian lubang untuk cakar ayam, Minggu pagi, cuma dilakukan bertiga yakni korban Mertayasa bersama dua kerabatnya: Gede Gunar dan Nyoman Sariawan.
Naas, saat sedang menggali lubang pondasi cakar ayam sedalam 1 meter, tiba-tiba tebing setinggi 9 meter amblas, hingga menimbun korban Mertayasa. Sedangkan dua kerabatnya, Gede Gunar dan Nyoman Sariawan, selamat dari maut tanpa terluka karena posisinya agak jauh. Ketika tebing longsor, Mingggu pagi pukul 08.30 Wita, korban Mertayasa beraktivitas di sisi paling utara, sementara Gede Gunar di tengah-tengah, dan Nyoman Sariawan di sisi paling selatan.
Begitu tebing runtuh menimbun korban Mertayasa, saksi Gede Gunar dan Sariawan langsung berteriak minta tolong. Warga sekitar yang mendengar teriakan dua kerabat korban ini pun berdatangan ke lokasi musibah. Mereka membantu mencari dan mengevakuasi korban Mertayasa yang tertimbun.
Namun, karena warga sebanjar tidak berani menggunakan cangkul karena khawatir melukai korban Mertayasa, maka proses pencarian dilakukan sdengan ekstra hati-hati. Akhirnya, korban Mertayasa diangkat dari bawah timbunan tanah setelah dilakukan evakuasi selama 1,5 jam.
Selanjutnya...
Komentar