Desa Adat Pecatu Bagikan 70 Ton Beras
Kepada Seluruh Krama di 3 Banjar dan 19 Tempekan
Penerima bantuan mencakup krama pensiun, KK mandiri, duda, janda, penyandang disabilitas, prajuru, kelian sekaa teruna, kelian pecalang, serta kelian paiketan.
MANGUPURA, NusaBali
Jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, Desa Adat Pecatu kembali membagikan 70 ton beras kepada seluruh krama (masyarakat), Minggu (22/9) pagi. Desa Adat Pecatu mengganggarkan hampir Rp 1 miliar untuk membeli beras tersebut.
Krama yang mendapatkan bantuan beras berasal dari tiga banjar dan 19 tempekan (wilayah), meliputi krama pengarep dan serep. Untuk kategori penerima bantuan beras mencakup krama pensiun, KK mandiri, duda, janda, penyandang disabilitas, prajuru, kelian sekaa teruna, kelian pecalang, serta kelian paiketan. Setiap penerima mendapatkan jatah beras antara 10 hingga 25 kilogram.
“Ini adalah hasil kesepakatakan dengan prajuru bahwa dalam rangka menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan, kita memberikan beras kepada krama sebagai bentuk perhatian kita,” ujar Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta.
Dikatakan, program pembagian beras ini terus mengalami peningkatan. Pada perayaan Galungan sebelumnya, Desa Adat Pecatu membagikan 65 ton beras, tapi kali ini meningkat menjadi 70 ton. Peningkatan ini terutama karena tambahan penerima dari sekaa teruna dan pemangku. “Kami memilih beras karena ini merupakan kebutuhan pokok, baik untuk upacara maupun kebutuhan sehari-hari,” ucap Sumerta.
Selain beras, Desa Adat Pecatu bekerja sama dengan LPD Desa Adat Pecatu juga membagikan parcel buah-buahan sebagai bentuk wujud kebahagiaan menjelang Hari Raya Galungan. Sumerta berharap tradisi berbagi ini dapat terus berlanjut dan dilestarikan ke depannya.
Selain program sukacita, Sumerta juga menegaskan bahwa Desa Adat Pecatu memiliki program duka, termasuk bantuan untuk upacara ngaben. Dia optimistis kegiatan berbagi dan program desa lainnya akan terus berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kami berharap program ini dapat menjadi momen berkumpul, berbagi cerita, bahkan memasak bersama, sehingga tali persaudaraan tetap terjaga. Saya juga mengucapkan selamat Hari Raya Galungan kepada seluruh umat sedharma khusunya masyarakat Desa Adat Pecatu,” ucap Sumerta.
Dalam kesempatan yang sama, Kelian Tempek Puluk-Puluk, Banjar Dinas Karang Boma I Wayan Eka Putra Jaya, menyampaikan terima kasih atas program pembagian beras yang dilakukan oleh Desa Adat Pecatu. Dia mengapresiasi keberlanjutan program yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali, yang dianggap sangat membantu masyarakat. “Kami sebagai masyarakat sangat berterima kasih kepada desa adat dan Bendesa Adat Pecatu. Program ini sangat membantu bagi kami,” ujar Eka.
Sebagai penerima bantuan, Eka mendapatkan 75 kilogram beras karena krama ngarep dan serep. Menurutnya, jumlah tersebut cukup untuk kebutuhan selama dua hingga tiga bulan. Dia juga berharap agar sektor pariwisata di wilayah Desa Adat Pecatu tetap terjaga, karena hal itu berdampak langsung pada kestabilan keuangan desa adat.
Selaras dengan hal itu, Kelian Tempek Ana, Banjar Tengah Pecatu I Made Sutapa juga menyampaikan rasa terima kepada Bendesa Desa Adat Pecatu atas bantuan sembako yang diberikan kepada masyarakat di wilayah Tempekan Ana dan Banjar Tengah. Bantuan berupa beras ini dianggap sangat bermanfaat bagi warga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Saya berterima kasih kepada Jro Bendesa yang telah memberikan bantuan sembako berupa beras,” kata Sutapa.
Dia juga berharap agar program bantuan ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan setiap enam bulan sekali. “Mudah-mudahan enam bulan lagi kegiatan ini ada lagi dan bisa terus berlanjut,” harapnya. 7 ol3
1
Komentar