nusabali

Jelang Galungan, Krama Desa Pandak Gede Nampah Kebo

  • www.nusabali.com-jelang-galungan-krama-desa-pandak-gede-nampah-kebo

TABANAN, NusaBali - Jelang Hari Raya Galungan, Rabu (25/9), krama Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Tabanan, bersiap nampah kebo (sembelih kerbau). Ada enam ekor kerbau yang akan disembelih untuk melestarikan tradisi budaya di desa setempat.

Kebo disembelih oleh masyarakat di delapan banjar di Desa Pandak Gede, ini adalah kebo pilihan. Kerbau sudah dibeli sejak sebulan lalu sebelum mapatung (menyembelih bersama). Harganya satu ekor kerbau Rp 29 juta.

Anggota DPRD Tabanan I Gusti Ketut Artyasa mengatakan, tradisi nampah kebo adalah tradisi turun temurun. Nampah Kebo merupakan tradisi sebagai ciri Hari Raya Galungan bagi warga Pandak Gede. 

Jika tak melaksanakan nampah Kebo, sepertinya tidak merayakan Hari Raya Galungan. "Hampir semua warga yang ikut mapatung Kebo," ujarnya, Minggu (22/9).

Kata dia, nampah kebo sudah dilakukan sebelum hari Penampahan Galungan. Oleh karena itu, segala hal yang berkaitan dengan mengolah daging dilakukan warga sebelum Penampahan.

"Kami lakukan kemarin dan hari ini (Minggu, Red). Kami lakukan sebelum Penampahan Galungan. Karena saat penampahan Galungan ada kegiatan seperti mabanten, sembahyang, hingga rapat di banjar," terang Artyasa.

Pria yang kerap disapa Ajik Ngurah Boby ini menambahkan untuk Hari Raya Galungan sekarang ada sekitar 6 ekor kebo yang disembelih. "Kebo yang kami sembelih ini sudah kami beli sebulan lalu. Satu ekor kebo kami beli seharga Rp 29 juta, paling rendah Rp 25 juta," jelasnya.

Menurutnya, kebo yang disembelih satu ekor ini bisa dibagi menjadi 70 sampai 75 jujulan (kelompok). Satu jujulan itu seharga Rp 400. 000 – Rp 450.000. "Meskipun mahal, krama kami sangat antusias  untuk mapatung kebo. Karena sudah jadi tradisi," aku mantan Perbekel Pandak Gede ini.
 
Dia menambahkan daging kerbau ini selain digunakan sebagai upakara pada saat Hari Raya Galungan, juga dijadikan berbagai macam olahan. Diantaranya, dibuat dendeng kerbau, tum, lawar, dan dijadikan rawon. 

Bahkan agar tidak berbau amis, daging ini ditambahkan daun tengulun yang sudah terkenal di kalangan krama Desa Pandak Gede. "Rata-rata semua membeli daging kerbau. Jika tidak bisa membeli satu jujulan, maka bisa dibeli setengah jujulan," tandasnya.7des

Komentar