Muncul Sudikerta - Tjok Pemayun untuk Bali Mandara Jilid III
Persaingan berebut tiket Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali untuk bertandem dengan Calon Gubernur (Cagub) Partai Golkar I Ketut Sudikerta bakal semakin sengit.
DENPASAR, NusaBali
Pasca munculnya sejumlah nama menjadi tandem pria berjuluk SGB (Sudikerta Gubernur Bali) itu, kini muncul paket Kerta–Pemayun (Sudikerta–Tjok Pemayun).
Kemunculan paket Kerta–Pemayun ini diawali saat Wagub Sudikerta didampingi Sekda Provinsi Bali Tjokorda Ngurah Pemayun menyapa peserta defile di HUT Kemerdekaan ke-72 RI di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, Kamis (17/8) lalu. Saat itulah keduanya berfoto. Foto berpasangan layaknya pasangan Cagub-Cawagub ini bergulir di medsos (media sosial). Kemunculan ini langsung jadi perbincangan di kalangan Partai Golkar dan partai koalisi. Apalagi dalam dalam foto itu ada tagline Bali Mandara Jilid III. Artinya paket ini tepat menjadi pemimpin Bali untuk melanjutkan program Bali Mandara Jilid II di bawah Gubernur Made Mangku Pastika dan Wagub I Ketut Sudikerta.
Bagaimana sikap Partai Golkar Bali? Atas peta politik di lapangan ini, Ketua Tim Pemenangan Pilgub Bali yang juga Wakil Ketua DPD I Golkar Bali Bidang Organisasi dan Daerah I Gusti Putu Wijaya, mengatakan kemunculan foto Wagub Sudikerta–Tjok Pemayun sah-sah saja sebagai dinamika yang berkembang.
Menurut mantan anggota DPR RI, ini munculnya Sudikerta–Tjok Pemayun adalah aspirasi masyarakat. “Itu adalah ide dari masyarakat yang berkembang di media sosial. Sepanjang itu berupa aspirasi, ya tentu apapun bisa terjadi. Kami di Golkar melihat dari sisi positif saja,” ujar Wijaya, Sabtu (19/8).
Wijaya mengatakan Tjok Pemayun memang salah satu tokoh birokrat Pemprov Bali yang sempat dibicarakan di Tim Pilkada DPD I Golkar Bali. Tokoh asal Puri Madangan Desa Petak, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, ini masuk dalam daftar 11 kandidat Cawagub yang dibahas Golkar Bali beberapa waktu lalu. “Sebelumnya Tjok Pemayun memang sempat dibahas di internal kami (Golkar Bali),” imbuh mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan, ini.
Untuk penentuan tandem Sudikerta sebagai Cawagub tentu mengacu pada mekanisme di internal Partai Golkar. “Mekanisme itu ada prosesnya, inventarisir, kemudian ada survei. Survei itu sekarang sedang berjalan. Siapa-siapa saja yang disurvei, itu DPP Partai Golkar yang tahu. Semuanya masih proses di DPP,” tegas mantan Ketua Umum Bakti Negara Provinsi Bali, ini.
Sementara Tjok Pemayun dihubungi NusaBali soal beredarnya foto dengan tagline Bali Mandara Jilid III tersebut mempersilakan kepada masyarakat untuk menilai. “Kalau saya berbicara tidak objektif. Silakan masyarakat saja menilai,” ujar pejabat Eselon I yang pernah memegang jabatan Kepala Biro Tata Pemerintahan, Kepala Biro Hukum, dan Kepala Bappeda Pemprov Bali, ini.
Soal keseriusan maju di Pilgub Bali 2018 dirinya bersikap seperti air mengalir saja. Sebagai birokrat dan abdi negara tentu tergantung kepada pimpinan. “Itu proses politik di partai. Tentu saya tidak masuk ke ranah itu. Dan saya juga tergantung dengan pimpinan dalam hal ini Pak Gubernur. Sampai saat ini saya masih fokus selesaikan tugas-tugas sebagai abdi negara di Pemprov Bali,” ujar Tjok Pemayun yang akan memasuki pensiun sebagai Sekda Provinsi Bali pada Maret 2018 mendatang.
Sebelumnya DPP Partai Golkar meminta supaya SGB mencari tandem dari luar Partai Golkar. Kalau bisa, dicarikan dari figur yang berasal dari partai koalisi. Deretan nama tokoh Partai Demokrat kemudian muncul menjadi kandidat Cawagub Sudikerta. Mereka ada Wasekjen DPP Demokrat Putu Supadma Rudana, Ketua DPD Demokrat Bali I Made Mudarta, anggota Fraksi Demokrat DPR RI Ni Putu Tutik Kusuma Wardhani. Kemudian ada juga kuda hitam yang Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali I Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles. Sementara dari figur non partai selain Tjok Pemayun, juga beredar nama Anak Agung Ngurah Damar Negara yang tak lain putra tokoh Golkar Bali Ida Tjokorda Pemecutan XI. Damar Negara adalah alumni Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat yang berkarier di Pemkab Badung. *nat
Pasca munculnya sejumlah nama menjadi tandem pria berjuluk SGB (Sudikerta Gubernur Bali) itu, kini muncul paket Kerta–Pemayun (Sudikerta–Tjok Pemayun).
Kemunculan paket Kerta–Pemayun ini diawali saat Wagub Sudikerta didampingi Sekda Provinsi Bali Tjokorda Ngurah Pemayun menyapa peserta defile di HUT Kemerdekaan ke-72 RI di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, Kamis (17/8) lalu. Saat itulah keduanya berfoto. Foto berpasangan layaknya pasangan Cagub-Cawagub ini bergulir di medsos (media sosial). Kemunculan ini langsung jadi perbincangan di kalangan Partai Golkar dan partai koalisi. Apalagi dalam dalam foto itu ada tagline Bali Mandara Jilid III. Artinya paket ini tepat menjadi pemimpin Bali untuk melanjutkan program Bali Mandara Jilid II di bawah Gubernur Made Mangku Pastika dan Wagub I Ketut Sudikerta.
Bagaimana sikap Partai Golkar Bali? Atas peta politik di lapangan ini, Ketua Tim Pemenangan Pilgub Bali yang juga Wakil Ketua DPD I Golkar Bali Bidang Organisasi dan Daerah I Gusti Putu Wijaya, mengatakan kemunculan foto Wagub Sudikerta–Tjok Pemayun sah-sah saja sebagai dinamika yang berkembang.
Menurut mantan anggota DPR RI, ini munculnya Sudikerta–Tjok Pemayun adalah aspirasi masyarakat. “Itu adalah ide dari masyarakat yang berkembang di media sosial. Sepanjang itu berupa aspirasi, ya tentu apapun bisa terjadi. Kami di Golkar melihat dari sisi positif saja,” ujar Wijaya, Sabtu (19/8).
Wijaya mengatakan Tjok Pemayun memang salah satu tokoh birokrat Pemprov Bali yang sempat dibicarakan di Tim Pilkada DPD I Golkar Bali. Tokoh asal Puri Madangan Desa Petak, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, ini masuk dalam daftar 11 kandidat Cawagub yang dibahas Golkar Bali beberapa waktu lalu. “Sebelumnya Tjok Pemayun memang sempat dibahas di internal kami (Golkar Bali),” imbuh mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan, ini.
Untuk penentuan tandem Sudikerta sebagai Cawagub tentu mengacu pada mekanisme di internal Partai Golkar. “Mekanisme itu ada prosesnya, inventarisir, kemudian ada survei. Survei itu sekarang sedang berjalan. Siapa-siapa saja yang disurvei, itu DPP Partai Golkar yang tahu. Semuanya masih proses di DPP,” tegas mantan Ketua Umum Bakti Negara Provinsi Bali, ini.
Sementara Tjok Pemayun dihubungi NusaBali soal beredarnya foto dengan tagline Bali Mandara Jilid III tersebut mempersilakan kepada masyarakat untuk menilai. “Kalau saya berbicara tidak objektif. Silakan masyarakat saja menilai,” ujar pejabat Eselon I yang pernah memegang jabatan Kepala Biro Tata Pemerintahan, Kepala Biro Hukum, dan Kepala Bappeda Pemprov Bali, ini.
Soal keseriusan maju di Pilgub Bali 2018 dirinya bersikap seperti air mengalir saja. Sebagai birokrat dan abdi negara tentu tergantung kepada pimpinan. “Itu proses politik di partai. Tentu saya tidak masuk ke ranah itu. Dan saya juga tergantung dengan pimpinan dalam hal ini Pak Gubernur. Sampai saat ini saya masih fokus selesaikan tugas-tugas sebagai abdi negara di Pemprov Bali,” ujar Tjok Pemayun yang akan memasuki pensiun sebagai Sekda Provinsi Bali pada Maret 2018 mendatang.
Sebelumnya DPP Partai Golkar meminta supaya SGB mencari tandem dari luar Partai Golkar. Kalau bisa, dicarikan dari figur yang berasal dari partai koalisi. Deretan nama tokoh Partai Demokrat kemudian muncul menjadi kandidat Cawagub Sudikerta. Mereka ada Wasekjen DPP Demokrat Putu Supadma Rudana, Ketua DPD Demokrat Bali I Made Mudarta, anggota Fraksi Demokrat DPR RI Ni Putu Tutik Kusuma Wardhani. Kemudian ada juga kuda hitam yang Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali I Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles. Sementara dari figur non partai selain Tjok Pemayun, juga beredar nama Anak Agung Ngurah Damar Negara yang tak lain putra tokoh Golkar Bali Ida Tjokorda Pemecutan XI. Damar Negara adalah alumni Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat yang berkarier di Pemkab Badung. *nat
Komentar