Proyek Penanganan Tebing Retak di Pura Uluwatu Dimulai, Umat Hindu Tetap Bisa Bersembahyang
MANGUPURA, NusaBali.com - Penanganan tebing retak dan abrasi di kawasan Pura Luhur Uluwatu, Pecatu, Kuta Selatan, salah satu pura Sad Kahyangan di Bali, kini tengah dilaksanakan.
Jro Mangku Gede Wayan Sentana, Pemangku Pemucuk Pura Luhur Uluwatu, menjelaskan bahwa rencana penanganan tebing ini sejatinya udah ada sejak lima tahun lalu, namun baru bisa terealisasi karena sebelumnya terkendala pandemi COVID-19.
"Kami tentu sangat mendukung, karena ini menjadi upaya penting secara sekala untuk menyelamatkan tebing dan pura ini," ujar Jro Mangku Gede Wayan Sentana, Senin (23/9/2024).
Ia menegaskan, Pura Luhur Uluwatu bukan hanya pusat spiritual keagamaan, namun juga cagar budaya yang harus dilindungi.
Jro Mangku Gede Wayan Sentana, Pemangku Pemucuk Pura Luhur Uluwatu. -IST
Sebelum proyek dilaksanakan, telah digelar berbagai upacara adat, seperti matur piuning, ngeruwak, dan pekelem, dengan tujuan memohon kelancaran proyek ini. Adapun proyek ini melibatkan pemangkasan tebing untuk akses material penataan pantai, yang juga akan dimanfaatkan sebagai akses perawatan tebing dan penahan abrasi.
"Jalan ini bukan untuk kepentingan pariwisata, nanti setelah proyek selesai, jalannya akan ditutup untuk umum," jelas Jro Mangku.
Jro Mangku juga menambahkan bahwa kawasan yang dibuka untuk proyek nantinya akan dipulihkan kembali dengan penanaman pohon bekul dan tanaman buah lainnya, yang akan menjadi makanan bagi monyet-monyet di kawasan tersebut. Ia menegaskan bahwa proyek ini tidak akan mengganggu aktivitas umat Hindu yang hendak bersembahyang di Pura Luhur Uluwatu.
Bagi pamedek yang ingin tangkil, pengaturan tetap akan dilakukan seperti biasanya. "Termasuk saat Galungan tahun ini, tidak ada pengaturan khusus," tambahnya.
Sejak 1995, pengaturan bagi umat dan wisatawan di Pura Luhur Uluwatu telah diberlakukan. Umat yang bersembahyang diarahkan ke area Jero Pura, sementara wisatawan hanya diizinkan berada di area jaba sisi.
Komentar