nusabali

Kongres AWP 2024 di Denpasar: Kolaborasi dan Transformasi Fisioterapi di Asia Pasifik

Dirangkaikan dengan Temu Ilmiah Tahunan Fisioterapi Indonesia 2024

  • www.nusabali.com-kongres-awp-2024-di-denpasar-kolaborasi-dan-transformasi-fisioterapi-di-asia-pasifik

DENPASAR, NusaBali.com – Bali kembali menjadi tuan rumah bagi ajang penting di dunia fisioterapi, yaitu Asian Western Pacific (AWP) Congress 2024, pada 26-28 September 2024. Kegiatan di Aston Convention Center, Denpasar, dirangkaikan denganTemu Ilmiah Tahunan Fisioterapi Indonesia (TITAFI) 2024.

Acara ini diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) dan dihadiri oleh sekitar 500 peserta dari 31 negara.

Dengan mengusung tema “Collaboration and Transformation Toward a Sustainable Physiotherapy Practice”, kongres ini menjadi platform penting untuk menghubungkan pendidik, peneliti, klinisi, dan mahasiswa dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik. 

“Diharapkan, melalui kongres ini, praktik fisioterapi yang berkelanjutan dapat terus berkembang dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di kawasan tersebut,” kata Ketua Ikatan Fisioterapis Indonesia, Parmono Dwi Putro, Ftr, MM., Kamis (26/9/2026).

Rangkaian Acara dan Sesi Internasional

AWP Congress 2024 menghadirkan sejumlah sesi penting, termasuk International Workshop yang menampilkan pakar-pakar fisioterapi dunia. Beberapa di antaranya adalah:
  • - Dr. Joshua Farragher (Australia) yang membawakan materi Management of Patients with Low Back Pain.
  • - Dr. Janel Lee (Singapura) mengupas tentang Paediatrics Physiotherapy in The Community Setting.
  • - Prof. Marco Pang (Hong Kong, China) mengupas Dual-task Assessment and Training for People with Stroke.
  • - Dr. Shirley Ngal (Hong Kong, China) memaparkan Cardiopulmonary Exercise Tests: Principles and Application.
  • - Prof. Alice Jones dan Abraham Jones (Australia) membahas Assessment of Physiotherapy Practice - A Standardised Assessment Tool for Evaluation of Clinical Placement.

Selain itu, kongres juga diisi dengan Focused Symposium yang membahas isu-isu penting dalam fisioterapi global, termasuk:
  • - Dual-Task Training oleh Mohammad Jobair Khan (Hongkong Polytechnic University),
  • - Innovation of Digital Rehabilitation oleh Dr. Eva Artholahti dan Dr. Minna Eriksen (JAMK University of Applied Sciences, Finlandia), dan
  • - Work-Focused Healthcare: The Role of Physical Therapist in Occupational Health oleh Dr. Nathan Hutting (HAN University of Applied Sciences, Belanda).

Dampak Positif bagi Indonesia dan Asia Pasifik

Ketua Ikatan Fisioterapis Indonesia, Parmono Dwi Putro, Ftr, MM., menegaskan bahwa kongres ini merupakan momentum penting bagi fisioterapi Indonesia untuk semakin dikenal di kancah internasional. Selain itu, kongres ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perkembangan profesi fisioterapi, baik di Indonesia maupun di seluruh Asia Pasifik.

"Ini adalah upaya kita semua memperkenalkan fisioterapi Indonesia ke dunia internasional. Fisioterapis di Indonesia kini dipercaya menangani first contact di puskesmas, sesuai dengan program Kementerian Kesehatan untuk mengedepankan promotif dan preventif," jelas Parmono.

Teknologi dan Inovasi Fisioterapi

Acara ini juga diisi dengan pameran teknologi fisioterapi dari berbagai negara. Muhammad Irfan, S.Ft, SKM, M.Fis, Sekretaris Jenderal IFI, menuturkan bahwa pameran ini menampilkan teknologi fisioterapi canggih yang diharapkan dapat diimplementasikan di Indonesia. Beberapa teknologi yang dipamerkan termasuk alat-alat berbasis robotik yang memungkinkan pemulihan lebih cepat bagi pasien.

"Dengan penggunaan teknologi yang lebih maju, durasi pemulihan pasien bisa lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional. Hal ini tentunya sangat menguntungkan, terutama dalam konteks efisiensi biaya dan hasil rehabilitasi yang lebih baik," kata Irfan.

Ia juga menambahkan bahwa pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi fisioterapi terbaru kepada para pengambil kebijakan dan rumah sakit di Indonesia. "Kami berharap dengan pameran ini, pemerintah dan pihak rumah sakit dapat melihat pentingnya melengkapi sarana dan prasarana fisioterapi dengan teknologi terkini," tuntas Irfan.

Komentar