Kebocoran Jaringan PDAM Hingga 46 Persen
Kebocoran jaringan PDAM Bangli mencapai 46 persen. Guna menangani kebocoran dan memastikan titik-titik kebocoran, PDAM Bangli pun meminta bantuan PDAM Gianyar.
BANGLI, NusaBali
Hal itu dilakukan karena PDAM Bangli tidak memiliki alat ukur. Kepala Sub Bagian (Kasubag) Perencanaan Teknis PDAM Bangli I Wayan Gunawan, menjelaskan sejauh ini PDAM Bangli masih terkendala alat untuk mengukur debit air (ultrasonik) maupun water meter untuk mengetahui produksi air maupun air yang didistribusikan. Selama ini pihak PDAM mendeteksi kebocoran secara manual.
“Kami belum punya alat. Secara bertahap kami akan lakukan pengadaan. Harga alat kurang lebih Rp 150 juta,” kata Wayan Gunawan, Minggu (20/8).
Di Bangli terdapat 8 titik produksi, yakni sumber dari Air Arca yang berada di wilayah Kelurahan Kawan, 3 titik di Tirta Barong di wilayah Penglipuran, 1 titik di Tegal Suci, Kelurahan Kubu, serta 1 titik di Gamongan, mata air Kayubihi barat dan Ciangan, Desa Kayubihi. Air Arca diproduksi menggunakan pompa dengan kapasitas 20 liter per detik dengan head 80 meter, yaitu ketinggian yang bisa dicapai pompa dalam menarik air.
Setelah dicek menggunakan ultrasonik, ternyata Air Arca bisa menghasilkan 21,72 liter per detik. Selama ini air tersebut terbuang percuma. Dari 8 titik memproduksi air 120 liter per detik. Jumlah sumber tersebut untuk melayani 5.336 pelanggan khusus kota Bangli. Pihaknya kini tengah melakukan pemantuan debit air, dan akan dilakukan hingga satu pekan ke depan. “Kami lihat dulu hasilnya seperti apa, sehingga jelas langkah ke depan. Antara penambahan debit dengan sumber baru atau perbaikan jaringan,” imbuh Wayan Gunawan.
Pihaknya pun berencana memasang distrik meter di 8 titik tersebut untuk mengetahui titik kebocoran. Akan dilakukan pula pemetaan jaringan, karena tak jarang air yang didistribusikan kecil padahal produksi mencukupi. “Pemasangan pipa yang tidak tepat juga mempengaruhi pendistribusian air,” imbuhnya
Diakui pula, setelah dilakukan pengukuran debit dan bisa dilakukan pengaturan rupanya berdampak pada reservoir atau tempat penampungan air. Awalnya isi sekitar 20 centimeter, tetapi kini ketinggian air bisa mencapai 70 centimeter. Bila ke depan kebocoran bisa ditangani, simpanan air untuk kota Bangli aman. *e
“Kami belum punya alat. Secara bertahap kami akan lakukan pengadaan. Harga alat kurang lebih Rp 150 juta,” kata Wayan Gunawan, Minggu (20/8).
Di Bangli terdapat 8 titik produksi, yakni sumber dari Air Arca yang berada di wilayah Kelurahan Kawan, 3 titik di Tirta Barong di wilayah Penglipuran, 1 titik di Tegal Suci, Kelurahan Kubu, serta 1 titik di Gamongan, mata air Kayubihi barat dan Ciangan, Desa Kayubihi. Air Arca diproduksi menggunakan pompa dengan kapasitas 20 liter per detik dengan head 80 meter, yaitu ketinggian yang bisa dicapai pompa dalam menarik air.
Setelah dicek menggunakan ultrasonik, ternyata Air Arca bisa menghasilkan 21,72 liter per detik. Selama ini air tersebut terbuang percuma. Dari 8 titik memproduksi air 120 liter per detik. Jumlah sumber tersebut untuk melayani 5.336 pelanggan khusus kota Bangli. Pihaknya kini tengah melakukan pemantuan debit air, dan akan dilakukan hingga satu pekan ke depan. “Kami lihat dulu hasilnya seperti apa, sehingga jelas langkah ke depan. Antara penambahan debit dengan sumber baru atau perbaikan jaringan,” imbuh Wayan Gunawan.
Pihaknya pun berencana memasang distrik meter di 8 titik tersebut untuk mengetahui titik kebocoran. Akan dilakukan pula pemetaan jaringan, karena tak jarang air yang didistribusikan kecil padahal produksi mencukupi. “Pemasangan pipa yang tidak tepat juga mempengaruhi pendistribusian air,” imbuhnya
Diakui pula, setelah dilakukan pengukuran debit dan bisa dilakukan pengaturan rupanya berdampak pada reservoir atau tempat penampungan air. Awalnya isi sekitar 20 centimeter, tetapi kini ketinggian air bisa mencapai 70 centimeter. Bila ke depan kebocoran bisa ditangani, simpanan air untuk kota Bangli aman. *e
Komentar