Disdikpora Badung Akan Melihat Kesiapan Sekolah
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung I Ketut Widia Astika, menyatakan, secara prinsip penerapan full day school sangat baik.
Terkait Kebijakan Full Day School
MANGUPURA, NusaBali
Namun masalahnya belum semua sekolah di Kabupaten Badung siap melaksanakannya. “Kami di Badung tetap melihat kesiapan dari setiap sekolahnya. Jika siap, ya bisa laksanakan. Nah, jika belum siap mungkin menyusul,” katanya, Minggu (20/8).
Ketidaksiapan sekolah menerapkan full day school ini lantaran ada beberapa sekolah yang menerapkan kelas pagi dan sore (double shift). “Karena di Badung masih ada kelas pagi dan sore, jelas akan mengganggu untuk yang kelas sore,” imbuhnya. Selain itu, apabila benar-benar diterapkan tantangannya sekolah harus mengubah jam belajar mengajar. Karena sebelumnya hanya enam jam saja, jika kebijakan ini dilaksanakan praktis kegiatan di sekolah akan menjadi delapan jam.
Pembukaan kelas pagi dan sore bukan tanpa sebab. Menurut Astika ini lantaran keterbatasan daya tampung, sementara jumlah siswa cukup banyak. “Karena kalau menerapkan libur sekolah Sabtu-Minggu, murid harus dibatasi atau ruangan kelas bisa ditambah.”
Walau begitu, lanjut mantan Kepala SMKN 1 Kuta Selatan, itu apabila kebijakan ini harus berjalan, banyak kegiatan positif yang bisa dikerjakan siswa setiap hari. “Paginya belajar pelajaran reguler. Sorenya berbagai aktivitas bisa dilakukan, sehingga memacu kreativitas para peserta didik,” katanya.
Melalui program ini pula, diharapkan tidak ada lagi guru menyelenggarakan proses pembelajaran di luar jam sekolah seperti les, karena segala kegiatan sudah bisa dilakukan di sekolah dengan memanfaatkan waktu selama delapan jam tersebut.
Untuk diketahui, berdasarkan data dari Disdikpora Kabupaten Badung, pelaksanaan full day school di Badung untuk jejang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah diterapkan beberapa sekolah. Dominan sejauh ini adalah sekolah swasta. Jenjang pendidikan SD berjumlah 14 sekolah dengan rincian 13 sekolah swasta dan 1 sekolah negeri, sementara untuk SMP berjumlah 7 sekolah yang keseluruhannya sekolah swasta. *asa
MANGUPURA, NusaBali
Namun masalahnya belum semua sekolah di Kabupaten Badung siap melaksanakannya. “Kami di Badung tetap melihat kesiapan dari setiap sekolahnya. Jika siap, ya bisa laksanakan. Nah, jika belum siap mungkin menyusul,” katanya, Minggu (20/8).
Ketidaksiapan sekolah menerapkan full day school ini lantaran ada beberapa sekolah yang menerapkan kelas pagi dan sore (double shift). “Karena di Badung masih ada kelas pagi dan sore, jelas akan mengganggu untuk yang kelas sore,” imbuhnya. Selain itu, apabila benar-benar diterapkan tantangannya sekolah harus mengubah jam belajar mengajar. Karena sebelumnya hanya enam jam saja, jika kebijakan ini dilaksanakan praktis kegiatan di sekolah akan menjadi delapan jam.
Pembukaan kelas pagi dan sore bukan tanpa sebab. Menurut Astika ini lantaran keterbatasan daya tampung, sementara jumlah siswa cukup banyak. “Karena kalau menerapkan libur sekolah Sabtu-Minggu, murid harus dibatasi atau ruangan kelas bisa ditambah.”
Walau begitu, lanjut mantan Kepala SMKN 1 Kuta Selatan, itu apabila kebijakan ini harus berjalan, banyak kegiatan positif yang bisa dikerjakan siswa setiap hari. “Paginya belajar pelajaran reguler. Sorenya berbagai aktivitas bisa dilakukan, sehingga memacu kreativitas para peserta didik,” katanya.
Melalui program ini pula, diharapkan tidak ada lagi guru menyelenggarakan proses pembelajaran di luar jam sekolah seperti les, karena segala kegiatan sudah bisa dilakukan di sekolah dengan memanfaatkan waktu selama delapan jam tersebut.
Untuk diketahui, berdasarkan data dari Disdikpora Kabupaten Badung, pelaksanaan full day school di Badung untuk jejang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah diterapkan beberapa sekolah. Dominan sejauh ini adalah sekolah swasta. Jenjang pendidikan SD berjumlah 14 sekolah dengan rincian 13 sekolah swasta dan 1 sekolah negeri, sementara untuk SMP berjumlah 7 sekolah yang keseluruhannya sekolah swasta. *asa
Komentar