Cuaca Bali Terasa Lebih Panas dan Gerah, Suhu Maksimum 34 Derajat Celcius
MANGUPURA, NusaBali - Akhir-akhir ini, warga dan wisatawan di Bali merasakan kondisi cuaca yang lebih panas dan gerah dari biasanya.
Menurut informasi dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, kondisi tersebut disebabkan oleh posisi semu matahari yang mencapai titik Khatulistiwa pada 23 September 2024, yang membuat suhu udara terasa lebih terik, terutama pada siang hari. Suhu udara di Bali saat ini berkisar antara 22 derajat Celsius, dengan suhu maksimum mencapai 34 derajat Celsius.
Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Ni Putu Lia Cahyani menjelaskan jika cuaca terasa panas dan gerah beberapa hari terakhir diakibatkan dari posisi semu matahari. Selain itu, dia menilai jika tutupan awan di wilayah Bali cenderung sedikit dan panas matahari langsung diterima ke permukaan sehingga udara terasa panas.
“Untuk suhu udara di Bali 22-34 derajat celcius, maksimum di 34 derajat celcius. Kondisi ini sifatnya fluktuatif mengikuti pergeseran gerak matahari,” ujarnya pada Minggu (29/9) siang.
Kondisi cuaca ini, lanjut Lia, diperkirakan masih akan berlanjut selama beberapa hari ke depan, mengikuti pergerakan matahari. Dia juga mengatakan jika suhu panas yang dirasakan di Bali akhir-akhir ini merupakan fenomena tahunan yang disebabkan oleh gerak semu matahari.
“Kondisi ini bersifat sementara, di mana siklus dari peredaran matahari akan terus bergeser menuju ke Selatan dan kondisi cuaca akan kembali normal,” tambahnya.
Lebih jauh diungkapkan jika fenomena tersebut tidak ada indikasi bahwa perubahan iklim global memengaruhi peningkatan suhu saat ini. Fenomena panas yang dirasakan masyarakat saat ini, kata Lia, merupakan bagian dari siklus tahunan yang biasa terjadi. Dia juga menyebut bahwa siklus peredaran matahari akan terus bergeser ke selatan, sehingga suhu udara di Bali diperkirakan akan kembali normal. Pada bulan November, wilayah Bali juga diprediksi memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, yang meningkatkan potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai kilat, angin kencang, dan gelombang tinggi.
Sementara, dalam kondisi cuaca panas seperti ini, Lia mengimbau kepada masyarakat untuk memperbanyak konsumsi air untuk mencegah dehidrasi, serta menggunakan tabir surya, jaket, dan topi saat beraktivitas di luar rumah. Masyarakat juga disarankan mengonsumsi vitamin dan buah-buahan untuk menjaga daya tahan tubuh mereka.
“Kami mengimbau masyarakat untuk lebih banyak mengonsumsi air minum yang cukup untuk mengurangi dehidrasi, menggunakan sunblock (tabir Surya), jaket, topi saat berkegiatan di luar rumah, mengonsumsi vitamin dan buah-buahan untuk daya tahan tubuh,” harapnya. 7 ol3
1
Komentar