Buruh Kasar Asal NTT Sukses Bisnis Properti di Bali
DENPASAR, NusaBali.com - Kisah sukses dari pria asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Angri Dianto Kofi, 33 layak untuk dijadikan inspirasi bagi perantau asal NTT lainya di Bali. Pria kelahiran 1991 itu sukses bisnis properti yang dimulai dari bekerja sebagai buruh kasar yakni tukang panggul di tokoh bangunan dan buruh proyek.
Dia datang merantau ke Bali pada Agustus 2012 hanya bermodalkan nekat. Lelaki kelahiran Kupang 2 April 1991 itu ingin mewujudkan mimpi menjadi orang kaya raya. Di Bali dia merawat dan mewujudkan mimpinya dengan penuh lika-liku. Dimulai dari sales alat kesehatan, kerja sebagai tukang panggul di salah satu toko bangunan, buruh proyek, hingga ikut orang untuk jadi sales properti.
Berkat keuletanya kini pria yang akrab disapa Dianto itu sudah punya perusahaan sendiri yang bergerak dalam bidang konsultan bisnis dan properti. Nama perusahaanya adalah PT Kofi Grup. Bisnis yang dijalankan oleh perusahaanya itu kini ada enam yakni travel, interior, perizinan pembangunan gedung, legal, kontraktor, dan developer.
Di perusahannya itu Dianto mempekerjakan 31 orang karyawan. Puluhan karyawan itu 70 persennya adalah para sarjana asli NTT. Bapak tiga anak ini menampung para sarjana muda asal NTT yang mau bekerja ulet dengan gaji yang maksimal. Sementara sisa 30 persen lainnya campuran dari Bali dan daerah lainnya.
Ditemui di kantornya di Jalan Kusuma Bangsa VII Nomor 27, Pemecutan Kaja, Denpasar Utara, pada Jamat (4/10) Dianto mengisahkan perjalan hidupnya. Dia mengaku leluhurnya adalah orang Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT. Bapaknya merantau ke Kota Kupang dan menikah serta menetap di sana. Dianto dan saudaranya yang lain lahir dan besar di Kupang
Dianto yang kini jadi bos, ternyata lahir dan besar di tengah teriknya matahari. Saat duduk di bangku SMP Negeri I Kefamenanu, dia jualan kayu bakar dan air untuk biaya sekolah. Pekerjaan itu dijalaninya hingga tamat.
Begitu masuk SMA di SMK Kencana Sakti Kupang, Dianto mencari pekerjaan lain. Saat duduk di bangku kelas 1 dia bekerja sebagai buruh proyek. Setelah naik kelas II Dianto bekerja sebagai pedagang es krim keliling milik salah satu pengusaha keturunan Cina. Berkat keuletanya bisnis es krim bosnya itu tumbuh positif. Bosnya sangat percaya padanya dan memberinya gaji Rp 3 juta.
Selama menjadi penjual es krim keliling dia bertemu dengan banyak orang. Salah satunya dia bertemu dengan sales multi level marketing (MLM). Mimpi menjadi orang kaya rayapun mulai muncul. Sambil jual es krim keliling dia juga jadi sales MLM. Pekerjaan itu dilakukannya hingga tamat SMA.
"Setelah ujian nasional, saya ditawari keluarga untuk tes Satpol PP. Saya tolak dan memilih untuk bisnis MLM. Waktu itu saya sangat yakin lewat bisnis MLM saya bisa jadi orang kaya seperti yang saya impikan. Saya berhenti jualan es krim dan fokus MLM. Sayangnya saya malah bangkrut," kisahnya.
Meskipun bangkrut, Dianto tidak mau menguburkan mimpinya. Justru memotivasinya untuk bangkit kembali. Akhirnya dia terinspirasi dengan beberapa orang dari kampung yang dianggapnya sukses di tanah rantau.
Saat itu dia bingung mau merantau ke mana. Untuk menentukan daerah tujuannya dia menulis nama daerah tujuan di beberapa kertas, salah satunya Bali. Entah kebetulan atau sudah jalan Tuhan, dari sekian kertas yang ditulisnya itu yang keluar adalah Bali.
Diapun memutuskan datang ke Bali lewat udara dengan cara kabur dari rumah. Pakaian dibungkus tas keresek warna merah. Saat tiba di Bandara Ngurah Rai, Dianto bingung mau ke mana. Untungnya ada kakak sepupunya yang sudah lebih dahulu di Bali. Singkat cerita Dianto nebeng di kos sepupunya bersama teman yang lain sesama dari NTT.
"Awalnya saya bekerja sebagai sales menjual alat kesehatan. Saya dan teman-teman jalan keliling. Kerja di sana hanya dua minggu. Saya pilih berhenti karena tidak punya motor. Hal itu membuat saya tidak nyaman. Tinggal di kos tiap hari hanya kumpul dengan orang-orang yang sama. Sayapun merenung bagaimana bisa mewujudkan mimpi," ungkapnya.
Setelah itu lamar kerja di PT Kontak Perkasa. Di sana belajar saham dan trading. Karana tak percaya diri, akhirnya berhenti. "Waktu itu saya bertanya lagi dalam hati, apa sebenarnya tujuan hidup saya? Saya butuh uang. Karena tak punya uang, akhirnya saya lamar kerja di toko bangunan di Teuku Umar Barat sebagai tukang panggul. Hari pertama kerja langsung panggul semen 100 sak. Saya menangis karena tak sanggup," lanjutnya.
Setelah dua bulan bekerja di toko bangunan itu Dianto memutuskan berhenti untuk cari kerja lain. Apes menimpanya, Dianto tak dapat kerja hingga akhirnya pilih kembali lamar di toko bangunan itu lagi. Tiga bulan bekerja dia kembali berhenti kerja. Dia memilih kerja buruh bangunan di Denpasar Barat. Menurutnya lebih ringan jadi buruh bangunan daripada tukang panggul. Di lokasi proyek itu dia mulai memperbanyak teman. Tidak hanya sesama NTT, tetapi dari berbagai daerah utamanya orang Bali.
Sekitar tahun 2016, setelah yakin, dia berhenti dari kerja buruh proyek dan menjadi sales properti ikut orang lain. Dia mau belajar dan berguru kepada orang yang senior. Ternyata nasib baiknya ada di sana. Penjualannya terus meningkat. Pegang uang Rp 50 hingga Rp 100 juta sebulan itu rasanya gampang. Waktu itu dia sudah merasa jadi orang kaya. Bisa kredit mobil. Mobil kreditan itu dimodifikasi mencapai Rp 50 juta. Hampir tiap hari live di FB pamer mobilnya itu dan kemewahan lainnya.
Tengah naik daun, tiba-tiba dia jatuh lagi. Dia terlilit utang senilai ratusan juta rupiah. Hampir tiap hari dicari orang. Lelaki yang kini rajin memberi motivasi kepada kaum muda lewat Tiktok itu berusaha bangkit. Diapun kembali menemukan jalannya pada bisnis properti.
"Saat itulah saya sadar ternyata pamer itu membawa kita ke dalam kehancuran. Itu saya alami sendiri. Makanya di Tiktok saya sering saran kepada teman-teman OKB (Orang Baru Kaya) untuk hati-hati pada fase ini. Pada fase ini banyak orang lupa daratan," tuturnya.
Kini bisnisnya terus naik. Bahkan dia berencana untuk melebarkan lagi bisnisnya. Dia percaya dengan kata orang usaha tak pernah mengkhianati hasil. Siapapun bisa sukses. Apapun latar belakangmu. Asal punya niat, pasti ada jalan.
Dalam pemilu legislatif tahun 2024 Dianto ikut tarung memperebutkan kursi DPRD Badung. Dia ikut tarung melalui Partai Nasdem dari daerah pemilihan Badung 5 Nomor urut 4. Dalam pertarungan politik itu dia tidak lolos untuk jadi anggota DPRD Badung. Baginya tidak masalah, sebab hal utama yang dicarinya adalah banyak teman dan relasi sehingga banyak pengetahuan yang didapat.
"Kadang kita tidak percaya diri. Karena setiap hari bekerja sebagai buruh kasar kita tidak yakin bisa jadi sukses. Saya ajak teman-teman dari NTT, ayo kerja dengan giat. Hindari pergaulan yang tidak baik, seperti mabuk-mabukan dan lainnya. Kita tahu semua belakangan ini orang NTT di Bali dicap perusuh. Tidak ada orang sukses hanya bekerja sebulan atau setahun, tetapi memakan waktu bertahun-tahun dan penuh tantangan," pungkasnya.pol
Komentar