Mulia-PAS Pastikan Bandara Buleleng Jadi di Era Prabowo
SINGARAJA, NusaBali - Rencana pembangunan Bandara Bali Utara yang terseok-seok sejak belasan tahun lalu, dipastikan akan terealisasi di kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Hal ini dipastikan Pasangan Calon Gubernur-Calon Wakil Gubernur I Made Muliawan Arya (De Gadjah)-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) saat berkampanye di Gedung Serbaguna Besi Mejajar, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Senin (7/10).
Di hadapan pendukung, kader, relawan dan simpatisan pasangan juga disapa Paket GAS (De Gadjah-Agus Suradnyana) ini memaparkan program prioritas pembangunan Bali jika nanti dapat memenangkan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Bali 2024. Kampanye Mulia-PAS kemarin juga didampingi Calon Bupati-Calon Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) Buleleng I Nyoman Sugawa Korry-Gede Suardana dan sejumlah elit kader partai politik yang bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
“Soal pembangunan dan tatanan pemerintahan ada Bli Agus (Agus Suradnyana) dan Bli Sugawa (Sugawa Korry) yang lebih pengalaman. Saya tugasnya mencari uang dan mencari persetujuan ke Pak Presiden Prabowo dan pak Presiden sudah oke,” tegas De Gadjah. Dia memastikan pembangunan bandara di Buleleng sudah final disetujui Prabowo Subianto. Namun De Gadjah menyebut lokasi pembangunan akan ditentukan setelah pelantikan. Namun sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), lokasi bandara ditentukan di kecamatan yang memungkinkan.
“Kalau bisa di Kubutambahan ini seperti rencana awal. Ini kepentingan dna perjuangan rakyat untuk rakyat, jadi mari bersama berjuang untuk Bali,” ajak Paslon nomor urut 1 ini. Ditambahkan Cawagub Agus Suradnyana, rencana pembangunan Bandara Bali Utara mengalami rintangan yang sangat besar. Isu yang selalu hangat di tahun politik ini dipastikan akan menemukan titik terang jika paslon Mulia-PAS memenangkan Pilgub Bali. Bupati Buleleng periode 2012-2022 ini menyaksikan bagaimana rencana pembangunan bandara Buleleng berjalan. Bahkan beberapa kali juga sudah sempat disurvei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk lokasi di Kubutambahan.
Namun karena ada persoalan lahan, rencana pembangunan digeser ke Buleleng Barat wilayah Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Bahkan pembangunan bandara di Buleleng ini sudah masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN). Sayangnya dalam perjalanan penganggarannya tiba-tiba dihapuskan.
“Lokus di barat dinilai lebih mudah untuk membangun bandara tetapi ada persoalan lingkungan karena di sana dekat kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) ada banyak satwa yang dilindungi dikhawatirkan akan rusak habitat mereka. Karena perdebatan lama di pusat akhirnya dicoret,” ungkap Suradnyana.
Cobaan pembangunan bandara di Buleleng juga tidak berhenti sampai di sana, karena dicoret dari PSN, saat revisi RTRW Provinsi Bali, sempat ingin dihilangkan dari Perda. Namun beruntung elite parpol dari Buleleng yang kini bergabung di KIM Plus kekeh (ngotot) untuk mempertahankan agar Bandara Bali Utara tetap ada di RTRW Provinsi Bali.
“Kalau tidak ada (Bandara Bali Utara) dalam Perda bisa sulit jika nanti akan dibangun, harus merevisi Perda lagi dan itu prosesnya lama,” ditambahkan Cabup Buleleng Sugawa Korry. Sementara itu Mulia-PAS menekankan pembangunan Bandara Bali Utara sangat penting untuk dibangun, tidak hanya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat Buleleng, tetapi juga masyarakat Karangasem dan Bangli. Anak muda Buleleng setelah menyelesaikan pendidikan pun tidak perlu lagi merantau ke Denpasar, tetapi sudah bisa bekerja di daerah sendiri dengan tersedianya lapangan kerja di bandara. 7 k23
1
Komentar