Kampanye Mulia-PAS, Desa Bondalem Membiru
Ingin Jadikan Buleleng Pusat Destinasi Snorkeling-Diving
SINGARAJA, NusaBali - Ribuan massa pendukung pasangan Calon Gubernur-Calon Wakil Gubernur (Cagub-Cawagub) Bali nomor urut 1, Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) memenuhi GOR Desa Bondalem, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Selasa (8/10).
Sorak sorai pendukung berkaos biru langit tampak bersemangat mendukung sejumlah visi misi yang disampaikan paslon. Salah satunya rencana pembangunan pusat destinasi snorkeling dan diving di Buleleng, di antaranya melibatkan Desa Bondalem.
Paslon yang viral dengan nama paket GAS (De Gadjah-Agus Suradnyana) ini tidak hanya membawa isu strategis pembangunan Bandara Bali Utara yang sudah disetujui Presiden Prabowo Subianto. Tetapi juga membawa sejumlah program-program terbaru untuk membangun Bali dan Buleleng khususnya. Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Putu Agus Suradnyana di hadapan masyarakat Bondalem menyampaikan, Buleleng dengan garis pantai terpanjang di Bali menjadi sebuah aset berharga dan anugerah luar biasa. Potensi laut tidak hanya untuk mata pencarian nelayan. Namun juga dapat dikembangkan menjadi pariwisata bahari. Hal ini sebenarnya sudah berjalan, beriringan dengan upaya konservasi yang telah dilakukan di beberapa titik wilayah Buleleng.
Ekosistem bawah laut didukung air laut tenang, membuat Buleleng memiliki sejumlah spot snorkeling dan diving yang banyak diburu wisatawan mancanegara. Seperti di perairan Desa Pemuteran hingga Pulau Menjangan di Kecamatan Gerokgak, Laut Lovina di Desa Kalibukbuk dan Laut Penimbangan di Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng hingga laut Desa Les dan Bondalem di Kecamatan Tejakula.
Hal ini menurut Agus Suradnyana sangat memungkinkan untuk dikembangkan pariwisata bahari yang lebih luas. “Saat saya menjadi bupati ada investor yang meneliti air laut Buleleng di daerah Bodalem, Sambirenteng. Makanya sekarang ada tambak udang berkualitas dan modern karena air laut sangat mendukung. Laut Bali Utara sangat tenang, ombaknya kecil. Berdasarkan data itu saya ingin Buleleng jadi pusat destinasi snorkeling dan diving di Bali,” terang politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
PAS juga memiliki gagasan untuk menenggelamkan bangkai-bangkai kapal yang tidak terpakai untuk mendukung rencananya. Bangkai kapal ini bisa menjadi tempat tumbuh terumbu karang dan memicu ekosistem bawah laut berkembang di sana. Sebenarnya rencana pengembangan kapal di laut Buleleng untuk menunjang pariwisata bahari sempat direncanakan tahun 2022 lalu. Namun rencana itu kandas, karena ukuran kapal yang akan ditenggelamkan adalah kapal perang milik TNI AL dengan ukuran besar.
Kondisi ini memerlukan biaya dan teknik penenggelaman khusus. Selain itu penentuan lokasi penenggelaman masih menjadi perdebatan di masyarakat, hingga sekarang tidak ada kabar perkembangannya. “Tidak mesti harus kapal perang. Kapal-kapal barang yang sudah tidak dipakai juga bisa. Minimal di Buleleng Barat, Tengah dan Timur itu masing-masing ada 5 kapal. Ini tidak jangka pendek, mungkin perlu waktu lima tahun untuk menjadi tempat diving yang bagus dan biota laut mau tinggal di sana,” imbuh Bupati Buleleng dua periode (2012-2017 dan 2017-2022) ini.
Pengembangan pariwisata bahari di Buleleng ini menurutnya tidak akan sulit. Sebab Buleleng sudah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM), pemerhati kelestarian laut yang sangat komitmen dan berpengalaman. Beberapa kali kawasan konservasi bawah laut Pemuteran, Gerokgak, menyabet penghargaan internasional. Seorang pecalang laut asal Desa Bondalem, juga meraih penghargaan internasional dalam upaya konservasi laut Buleleng.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, mantan anggota DPRD Bali ini juga menekankan dalam upaya membangun daerah perlu ada sinergitas pemerintah pusat dengan daerah. Tujuannya untuk memudahkan mengakses program dan anggaran. PAS menyebut masih ingat betul rasa pahit ketika memimpin Buleleng, tidak linear dengan pemimpin (Presiden) di pusat.
“Saya masih ingat betul saat saya jadi bupati pada periode Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) susahnya minta ampun. Mau mengakses bantuan untuk membangun di daerah ditolak, ketemu menteri saja susah, saya ke Jakarta hanya bertemu staf biasa. Saat satu jalur zaman pak Jokowi gampang, minta apa dikasih sehingga saya bisa bangun rumah sakit, pasar dan lainnya. Sehingga satu jalur itu penting untuk memudahkan pembangunan di daerah. Sekarang Bali punya Made (De Gadjah) yang sangat dekat dengan Pak Prabowo,” ucap PAS. 7 k23
1
Komentar