Jangan Terbebani Memori Kekalahan 0-10 dari Bahrain
Laga Indonesia Vs Bahrain Dinihari Nanti
MANAMA, NusaBali - Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong (STY) tidak ingin anak-anak asuhnya terbebani memori kelam kekalahan dengan skor 0-10 dari Bahrain pada laga yang dimainkan 29 Februari 2012 silam.
Saat itu Indonesia babak belur dengan skor 0-10 pada putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2014 di Stadion Nasional Bahrain dengan skuad pincang akibat buntut dualisme di PSSI.
Hal ini disampaikan Shin Tae-yong menjelang pertemuan Timnas Indonesia pada laga ketiga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Nasional Bahrain (Bahrain National Stadium) di Kota Manama, Bahrain, Kamis (10/10) pukul 23.00 WIB atau Jumat (11/10) dinihari pukul 00.00 Wita. Ketika ditanya bagaimana responnya terkait kekalahan itu, STY enggan mengusung misi balas dendam. Ia memilih berfokus pada permainan tim Garuda untuk menampilkan permainan terbaik.
"Daripada kita balas dendam, mungkin kita lebih fokus ya pada permainan kita saja. Jadi bagaimana kita memenangkan pertandingan ini dengan permainan yang kita suka, permainan yang kita mau," kata Shin ketika memimpin latihan hari ketiga di Bahrain, Selasa (8/10) waktu setempat, dikutip dari laman resmi PSSI, Rabu (9/10). Dalam kesempatan yang sama, pria asal Korea Selatan ini juga memaparkan menu latihan hari ketiga skuad Garuda.
Pada latihan yang diikuti seluruh pemainnya itu, termasuk Maarten Paes yang terakhir bergabung, ia mengatakan menu latihan berfokus pada conditioning dan pematangan taktik. "Ada beberapa pemain yang datang kemarin. Hari ini terakhir Maarten Paes datang," kata dia. "Latihan lebih ke conditioning dan kemarin memang sebentar latihan taktik dan tadi juga akan fokus ke conditioning juga dan akan ada taktik," tambahnya.
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (kanan). –ANTARA
Kiper timnas Indonesia, Maarten Paes mengatakan dapat mengantarkan tim Garuda bermain di Piala Dunia 2026 adalah bagai mimpi paling indah baginya. Seperti semua pesepak bola, Maarten, yang kini bermain di FC Dallas, memiliki impian besar untuk bermain di panggung Piala Dunia. Dan hal ini lah yang berusaha ia capai setelah mengantarkan Indonesia meraih dua poin penting pada dua laga pembuka putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Arab Saudi dan Australia.
“Saya pikir ini adalah mimpi yang indah. Kami harus memiliki tujuan besar, untuk meraih bintang," kata kiper 26 tahun itu melalui wawancaranya bersama FIFA, dikutip Selasa. "Bagi saya, Piala Dunia 2026 di AS akan menjadi lebih istimewa, setelah tinggal di sini dan melihat bagaimana liga dan popularitas liga. Sepak bola sedang berkembang di negeri ini,” tambahnya. Dengan skuad pilihan Shin Tae-yong saat ini yang banyak diisi oleh pemain muda, Maarten sangat yakin potensi bermain di Piala Dunia sangat mungkin terjadi.
Apalagi, pada edisi tahun ini Asia mendapatkan tambahan jatah perwakilan di Piala Dunia dari semula 4,5 wakil menjadi 8,5. “Saya pikir ini adalah sesuatu yang layak diterima oleh para penggemar di sini, untuk menikmati Piala Dunia. Dan saya pikir jika Anda melihat tim kami, betapa mudanya tim ini, ada begitu banyak potensi untuk berkembang di masa depan," ucap dia.
Dalam catatan RSSSF, Indonesia dan Bahrain sudah berhadapan tujuh kali di semua ajang. Hasilnya, Indonesia menang dua kali, dua kali imbang, dan tiga kali menelan kekalahan. Indonesia menang pada pertemuan pertama dengan Bahrain pada 1980. Di ajang President Cup di Korea Selatan, Indonesia menang 3-2 atas Bahrain. Kemenangan kedua Indonesia atas Bahrain didapat saat berlaga di Piala Asia 2007 di Jakarta. Di Stadion Gelora Bung Karno, Indonesia menang 2-1. Pada pertandingan terakhir, Indonesia menelan kekalahan telak 0-10 dari Bahrain. Pada 29 Februari 2012, Timnas Indonesia tak bisa membawa skuad terbaik karena ada dualisme federasi. Catatan kekalahan dari Bahrain itu menjadi kekalahan terbesar di sepanjang sejarah sepakbola Indonesia. 7 ant
1
Komentar