Tjok Agung-Sutena Tak Mau Duet
Meski hanya berdua yang penuhi panggilan DPP PDIP untuk fit and proper test (uji kelayakan dan kepatutan), Tjokorda Gde Agung dan I Wayan Sutena tak mungkin maju berpaket sebagai pasangan Calon Bupati (Cabup)-Calon Wakil Bupati (Cawabup) Klungkung ke Pilkada 2018.
SEMARAPURA, NusaBali
Pasalnya, Wayan Sutena menolak bertandem tandem dengan Tjok Gde Agung. “Saya terus terang menolak paket itu (Tjok Agung-Wayan Sutena, Red),” tegas Wayan Sutena saat dikonfirmasi NusaBali di Semarapura, Senin (21/8). Kader senior PDIP asal Desa Tegak, Kecamatan Klungkung ini menegaskan, dirinya sejak awal sudah menyampaikan masalah ini kepada DPD PDIP Bali dan DPP PDIP.
Menurut Sutena, ada beberapa alasan prinsip kenapa sulit menyatukan Paket Tjok Agung-Wayan Sutena. Salah satunya, karena mereka sma-sama berasal dari satu daerah pemilihan (Dapil), yakni Dapil Kecamatan Klungkung. Kecuali itu, Sutena juga memiliki alasan kuat lainmnya, namun dia enggan membeberkannya ke publik.
Sutena sendiri merupakan politisi asal Desa Tegak, Kecamatan Klungkung yang kini menjabat Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDIP Bali. Jauh sebelumnya, politisi-pengacara ini sempat menjabat Ketua DPRD Klungkung 1999-2004 dan Ketua DPC PDIP Klungkung. Setelah purna tugas di DPRD Klungkung, Sutena kemudian terpilih menjadi anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Klungkung periode 2004-2009.
Sedangkan Tjok Gde Agung merupakan politisi senior PDIP asal Puri Agung Klungkung, Kecamatan Klungkung. Saat ini, Tjok Agung menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPD PDIP Bali. Sebelumnya, Tjok Agung sempat dipercaya partainya menjadi Wakil Bupati Klungkung 2008-2013 (mendampingi Wayan Candra).
Sutena punya alasan untuk menolak jadi tandem Tjok Agung, mengingat berasal dari Dapil yang sama, sehingga akan kesulitan meraih suara dalam Pilkada Klungkung, 27 Juli 2018 mendatang. “Kabupaten Klungkung kan memiliki wilayah Kepulauan Nusa Penida dan Klungkung daratan. Jadi, jika Cabup dari Klungkung daratan, tandem di posisi Cawabup sebaiknya figur dari kawasan Nusa Penida. Demikian pula sebaliknya,” ujar sumber NusaBali di Klungkung, Senin kemarin.
Sementara itu, Tjok Gde Agung enggan menanggapi kemungkinan terbentuknya Paket Tjok Agung-Sutena ke Pilkada Klungkung 2018. Namun, secara tersirat, Tjok Agung juga enggan bertandem dengan Sutena. “Intinya kita kan sama-sama dari wilayah Kecamatan Klungkung,” ujar Tjok Agung yang dikonfirmasi terpisah, Senin kemarin.
Peluang terbentuknya Paket Tjok Agung-Sutena cukup terbuka, setelah hanya mereka berdua yang hadir dalam uji kelayakan dan kepatutan yang digelar di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponogoro Nomor 38 Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/8) lalu. Tjok Agung mendaftar nyalon untuk posisi Cabup Klungkung, sementara Sutena melamar posisi Cawabup Klungkung. Padahal, ada 7 kandidat yang resmi mendaftar nyalon di PDIP untuk tarung Pilkada Klungkung 2018.
Lima (5) kandidat yang resmi mendaftarkan pencalonannya, namun tidak mengikuti fit and proper test di DPP PDP dengan alasan beragam, masing-masing Sang Nyoman Putrayasa (melamar posisi Cabup Klungkung), I Wayan Misna (melamar posisi Cawabup Klungkung), Anak Agung Gede Anom Artha (melamar posisi Cawabup Klungkung), I Nengah Aryanta (melamar posisi Cawabup Klungkung), dan Wayan Su-gati (melamar posisi Cawabup Klungkung). *wa
Menurut Sutena, ada beberapa alasan prinsip kenapa sulit menyatukan Paket Tjok Agung-Wayan Sutena. Salah satunya, karena mereka sma-sama berasal dari satu daerah pemilihan (Dapil), yakni Dapil Kecamatan Klungkung. Kecuali itu, Sutena juga memiliki alasan kuat lainmnya, namun dia enggan membeberkannya ke publik.
Sutena sendiri merupakan politisi asal Desa Tegak, Kecamatan Klungkung yang kini menjabat Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDIP Bali. Jauh sebelumnya, politisi-pengacara ini sempat menjabat Ketua DPRD Klungkung 1999-2004 dan Ketua DPC PDIP Klungkung. Setelah purna tugas di DPRD Klungkung, Sutena kemudian terpilih menjadi anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Klungkung periode 2004-2009.
Sedangkan Tjok Gde Agung merupakan politisi senior PDIP asal Puri Agung Klungkung, Kecamatan Klungkung. Saat ini, Tjok Agung menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPD PDIP Bali. Sebelumnya, Tjok Agung sempat dipercaya partainya menjadi Wakil Bupati Klungkung 2008-2013 (mendampingi Wayan Candra).
Sutena punya alasan untuk menolak jadi tandem Tjok Agung, mengingat berasal dari Dapil yang sama, sehingga akan kesulitan meraih suara dalam Pilkada Klungkung, 27 Juli 2018 mendatang. “Kabupaten Klungkung kan memiliki wilayah Kepulauan Nusa Penida dan Klungkung daratan. Jadi, jika Cabup dari Klungkung daratan, tandem di posisi Cawabup sebaiknya figur dari kawasan Nusa Penida. Demikian pula sebaliknya,” ujar sumber NusaBali di Klungkung, Senin kemarin.
Sementara itu, Tjok Gde Agung enggan menanggapi kemungkinan terbentuknya Paket Tjok Agung-Sutena ke Pilkada Klungkung 2018. Namun, secara tersirat, Tjok Agung juga enggan bertandem dengan Sutena. “Intinya kita kan sama-sama dari wilayah Kecamatan Klungkung,” ujar Tjok Agung yang dikonfirmasi terpisah, Senin kemarin.
Peluang terbentuknya Paket Tjok Agung-Sutena cukup terbuka, setelah hanya mereka berdua yang hadir dalam uji kelayakan dan kepatutan yang digelar di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponogoro Nomor 38 Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/8) lalu. Tjok Agung mendaftar nyalon untuk posisi Cabup Klungkung, sementara Sutena melamar posisi Cawabup Klungkung. Padahal, ada 7 kandidat yang resmi mendaftar nyalon di PDIP untuk tarung Pilkada Klungkung 2018.
Lima (5) kandidat yang resmi mendaftarkan pencalonannya, namun tidak mengikuti fit and proper test di DPP PDP dengan alasan beragam, masing-masing Sang Nyoman Putrayasa (melamar posisi Cabup Klungkung), I Wayan Misna (melamar posisi Cawabup Klungkung), Anak Agung Gede Anom Artha (melamar posisi Cawabup Klungkung), I Nengah Aryanta (melamar posisi Cawabup Klungkung), dan Wayan Su-gati (melamar posisi Cawabup Klungkung). *wa
1
Komentar