Apindo Dorong Produktivitas Pengusaha dan Pekerja
DENPASAR, NusaBali - Mengantisipasi dinamika perekonomian dalam suasana konflik global (perang kawasan) pengusaha dan pekerja mesti terjaga kondisi mentalnya. Dengan kondisi mental yang terjaga sehat, produkvitas tetap terjaga, sehingga tujuan bersama antara perusahaan dan pekerja diharapkan bisa tercapai.
“Disamping untuk mendororong meningkatkan produktivitas, diharapkan juga para pekerja bisa bekerjasama, sehingga mendapatkan sesuai harapan bersama, baik pengusaha maupun pekerja,” ujar Ketua Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bali I Nengah Nurlaba saat kegiatan Gathering-Seminar Nasional Apindo ‘The Prower of Healing Hypnosis’ yang diseleggarakan di Inna Bali Heritage, Jalan Veteran, Denpasar, Jumat (11/10).
Nurlaba mengatakan kondisi perekonomian saat ini tidak sedang baik-baik saja. Pertama, karena masih belum tuntasnya dampak pandemi Covid-19. Dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 masih dirasakan kalangan pelaku usaha sampai sekarang. Kemudian yang terbaru adalah adalah dampak dari konflik kawasan yakni perang yang melibatkan sejumlah negara.
Dikatakan Nurlaba, produk dari negara-negara yang terlibat konflik tentu berdampak terhadap negara lainnya. Kalau Ukraina yang merupakan produsen gandum, akan berpengaruh terhadap stok gandum (sumber pangan). Sedang di negara- negara kawasan Timur Tengah, berkaitan dengan ketersediaan energy (migas) dunia.
Kondisi itulah yang dikhawatirkan berdampak terhadap perekomian global dan lokal. Walau mungkin belum signifikan dampaknya, namun perlu diantisipasi. “Sehingga tidak menimbulkan gejala-gejala yang tidak menguntungkan kedua belah pihak, pengusaha dan pekerja,” ujar Nurlaba.
Apalagi untuk Bali, lanjut Nurlaba, yang yang dominan ekonomi disumbang sektor pariwisata, tentu tidak mengharapkan adanya perang atau konflik. “Dengan begitu, wisatawan tetap aman dan nyaman berwisata ke Bali,” harapnya.
Untuk diketahui, para narasumber dalam seminar tersebut antara lain Inda Deryanne Hasan SH MM (dari BPJS Kesehatan), Made Suwenten (Owner LKP Mahogani Centre), M Aditya Warman (Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan) dan Tholina Marpaung (Dirut Pilar Publisher). 7 k17
Komentar