Timnas Harus Fokus Hingga Akhir
Lawan China, Dipimpin Wasit Kontroversial asal Timur Tengah
Kualifikasi Piala Dunia
Jay Idzes
hin Tae-yong
Stadion Nasional Bahrain
FIFA
Olimpiade Paris 2024
Ahmed Al-Kaf
Di lapangan tampak pemain Indonesia lengah, karena menganggap jatah menit injury time habis. Sehingga terjadi gol penyeimbang dari Bahrain. Pemain harus fokus, sebelum wasit meniup peluit mengakhiri permainan.
JAKARTA, NusaBali
Semua elemen dalam Timnas Indonesia harus mengambil hikmah hasil seri lawan Bahrain 2-2, dalam laga ketiga putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, di Bahrain National Stadium, Riffa, Kamis (10/10). Ya, Timnas harus tetap fokus hingga wasit meniup peluit akhir tanda berakhirnya laga.
Selain itu, para pemain memperkuat mental kill the game, yang bisa diartikan mencetak gol lebih cepat dan lebih banyak, untuk merebut laga dengan
"Kejadian di Bahrain lalu pelajaran sangat berharga. Di lapangan tampak pemain Indonesia lengah, karena menganggap jatah menit injury time sudah habis. Sehingga terjadi gol penyeimbang dari Bahrain. Pemain harus fokus, sebelum wasit mengakhiri permainan," kata eks gelandang Timnas Era 1970-an, Gusnul Yakin.
Pasalnya, kata Gusnul, putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2024 akan penuh intrik. Cara apapun dilakukan negara lain demi meraih tiket lolos langsung ke AS, Meksiko, dan Kanada tahun depan. Menurutnya, trik pemain Bahrain sering jatuh berhasil memancing dan menguras emosi pemain Indonesia, sehingga konsentrasi terganggu. Sebelumnya, Bahrain juga mengalahkan Australia 0-1 dengan cara seperti itu.
Ironisnya, kata Gusnul Yakin, Jay Idzes dkk terpancing. Sebagian besar pemain diaspora yang berkiprah di Eropa terbiasa main sportif tentu jengkel dengan ulah pemain Bahrain. Kultur sepakbola Eropa jelas berbeda dengan Asia.
Pihak Bahrain pasti merasa berhasil mempermainkan psikologis pemain Indonesia. Karena kekecewaan masih ditunjukkan anak asuh Shin Tae-yong hingga pertandingan selesai.
Sedangkan pengamat sepakbola Justinus Lhaksana atau akrab disapa coach Justin memaparkan sebab Indonesia dikerjai wasit asal Oman, Ahmed Al-Kaf, yang memimpin laga kontra Bahrain.
"FIFA memberikan ekstra jatah negara Asia masuk Piala Dunia sebanyak 8+1. Negara-negara papan atas itu sudah langganan, gak bisa dikerjain. Arab Saudi, Iran, Korea, Jepang, itu susah dikerjain," kata Justin, di unggahan video Instagram resminya, Jumat.
"Sekarang mereka mau sisa jatah ini untuk negara-negara mereka sendiri. Negara lain dari Asia Tenggara, Asia Timur, tidak boleh ke Piala Dunia. Hanya negara-negara dari Timur Tengah, di samping 5-6 yang jadi langganan," kata Justin.
Ini bukan pertama kalinya Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong mendapatkan perlakuan tidak adil dari wasit pertandingan. Sebelumnya, pada laga Piala Asia U-23 2024 di Qatar, STY juga dibuat geram pada pertandingan Garuda Muda melawan tuan rumah. etidakpuasannya kemudian berlanjut ketika Indonesia melawan Guinea pada babak playoff Olimpiade Paris 2024.
Sementara itu, Timnas Indonesia akan kembali menghadapi wasit kontroversi asal Timur Tengah saat melawan China, Selasa (15/10), yakni Omar Al-Ali asal Uni Emirat Arab. Omar Al-Ali dikenal tak segan memberikan giveaway kartu hukuman.
Omar Al-Ali memiliki rekam jejak yang tak kalah kontroversial. Dialah yang memimpin laga Bahrain vs Australia yang diwarnai keputusan kontroversial yang dianggap menguntungkan Bahrain. Yakni, Omar Al-Ali langsung menganjar pemain Australia, Kusini Yengi, dengan kartu merah pada menit ke-77 usai dianggap melanggar Sayed Baqer.
Keputusan itu membuat tim Negeri Kanguru kesulitan mengembangkan permainan dan mengimbangi Bahrain. Hingga jelang waktu normal paruh kedua berakhir, Bahrain unggul lewat gol bunuh diri Harry Souttar pada menit ke-89 dan bertahan hingga meraih kemenangan 1-0. ant
1
Komentar