Unik! Perumahan di Desa Sedang, Abiansemal, Badung Menyimpan Lokasi Melukat nan Magis (1)
Ada Panunggun Karang, Ular Hitam-Kuning Muncul Jelang Rerahinan
Pura ini juga menjadi beji Ida Bhatara yang berstana di parahyangan Perumahan Pondok Intan Asri, Pura Jagatnatha, dan diakui keberadaannya oleh Desa Adat Sedang
MANGUPURA, NusaBali
Siapa sangka sebuah perumahan yang tampak modern di wilayah Banjar Aseman, Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Badung menyimpan lokasi wisata religi dengan vibrasi yang magis di dalamnya. Di dalam Perumahan Pondok Intan Asri tidak jauh dari lokasi SMAN 2 Abiansemal di Subak Uma, Desa Sedang terdapat tempat suci bernama Pura Taman Beji. Pura ini menjadi tempat melukat dan pengobatan non medis atau disebut pula matamba.
Pura beji (tempat 'pemandian' suci) biasanya berlokasi di daerah terpencil, jauh dari pemukiman warga, terkesan angker, dan keramat. Namun, pura untuk pemandian niskala ini justru berada di dalam perumahan dan menempel dengan pemukiman warga setempat.
Jero Mangku Pura Taman Beji, Nengah Sandra,74, menuturkan secara historis pura beji ini terbilang baru yakni didirikan tahun 2004. Sebelumnya, tidak terdapat pura namun sudah ada mata air yang mengalir tidak putus-putus tepat di mana pura sekarang berada. "Konon, dulu ada bulakan (mata air) tepat di mana pura sekarang berdiri. Kemudian, ada pengembangan perumahan dan bulakan itu terdampak karena ada pembangunan senderan," ujar Mangku Sandra saat ditemui di Pura Taman Beji, Jumat (11/10/2024).
Mata air yang dulunya jadi sumber mata air untuk warga itu kebetulan berada di lereng sungai yang melintasi Subak Uma Sedang. Jika diikuti alirannya, sungai ini juga mengarah ke wilayah situs cagar budaya Pura Dalem Solo yang disucikan warga Desa Adat Sedang. Karena terdampak pembangunan perumahan yang kala itu diperuntukkan sebagai Kompleks Perumahan Polri Polda Bali, mata air tidak putus-putus itu ditata menjadi semacam sumur. Lantas, pengembang mendirikan palinggih non permanen (turus lumbung).
Jero Mangku Nengah Sandra.-NGURAH RATNADI
Mangku Sandra mengungkapkan salah seorang tim pengembang yang berasal dari Kintamani, Bangli meminta agar didirikan pura. "Pastinya saya tidak tahu bagaimana, tapi beliau itu memang orang yang bisa (secara spiritual). Mungkin mendapat wangsit kemudian dibikinkanlah pura," imbuh pamangku pensiunan Polri ini.
Mangku Sandra sendiri baru mengabdi di Pura Taman Beji sejak tahun 2013. Sebelumnya, pura seluas sekira satu kavling rumah ini tidak memiliki pamangku meskipun Mangku Sandra lah yang paling rajin dan terpanggil merawat, membersihkan pura. Pura Taman Beji kini disucikan ratusan kepala keluarga (KK) beragama Hindu penghuni perumahan. Pura ini juga menjadi beji (pemandian) Ida Bhatara yang berstana di parahyangan Perumahan Pondok Intan Asri, Pura Jagatnatha, dan diakui keberadaannya oleh Desa Adat Sedang.
Ada panunggun karang, ular hitam-kuning muncul jelang hari-hari suci. Terdapat tiga palinggih di dalam areal Pura Taman Beji. Namun awalnya hanya ada dua palinggih yaitu padmasana sebagai palinggih umum, penghormatan kepada Ida Ratu Niang Sakti dan Ida Dukuh Sakti. Kemudian ada palinggih sumur untuk penghormatan Ida Bhatari Danu/Dewi Gangga.
Lantas, ada satu palinggih yang didirikan belakangan yaitu palinggih penghormatan kepada Ida Ratu Gede Panunggun Karang. Kata Mangku Sandra, sebelum palinggih ini didirikan, pamedek kerap tidak khusyuk saat sembahyang akibat mendengar suara seperti ada orang berlari di sekitar mereka. "Setelah didirikan palinggih Ida Ratu Gede, pangijeng karang (penunggu tempat), tidak ada lagi godaan seperti itu saat sembahyang. Mapag rarahinan (jelang hari-hari suci), Duwen Ida (kepunyaan Beliau) berupa ular belang hitam-kuning muncul dari pohon sirih di sini," tutur pamangku asal Desa Delod Berawah, Mendoyo, Jembrana ini. 7 ol1
Komentar