Produk Pertanian Bali Berpeluang Ekspor ke Rusia
Pekerjaan sebagai petani di Bali bisa naik kelas dan akan menjadi idola kalau transformasi penggunaan teknologi diterapkan dalam pertanian.
Dari Kunjungan Srikandi Demokrat ke Moskow
DENPASAR, NusaBali
Di samping itu peran pemerintah mem-backup peningkatan kualitas dan pemasaran produk petani Bali juga harus dilakukan supaya hasil pertanian tidak kalah saing.
Hal itu diungkapkan Srikandi Partai Demokrat yang juga anggota Komisi XI DPR RI Ni Putu Tutik Kusuma Wardhani kepada NusaBali melalui sambungan telepon dari Moskow, Rusia, Senin (21/8). Tutik yang kunjungan ke Moskow, Rusia dalam rangka undangan Kedutaan RI di Rusia menyempatkan diri melakukan penelusuran sejumlah pasar tradisional yang menjual produk pertanian.
Di Negeri Beruang Merah itu politisi asal Buleleng ini menyebutkan produk buah hasil pertanian yang dijual di Pasar Danilovsky, Kota Moskow sangat tinggi harganya.”Buah yang dijual di pasar-pasar tradisional di Rusia sebagian besar impor,” beber Tutik Kusuma Wardhani.
Hal ini menjadi peluang bagi petani Bali yang selama ini juga banyak memproduksi buah. Sayang karena kualitas dan pemasaran yang tidak maksimal hasil produksi buah para petani dari Bali tidak maksimal menembus pasar internasional. “Karena itu pemerintah harusnya turun tangan langsung membantu petani dalam meningkatkan kualitas produk, kemudian membantu pemasaran produknya. Kalau itu dilakukan di Bali, buah hasil pertanian petani Bali bisa tembus menjadi komoditi ekspor,” ujar mantan Ketua Komisi II DPRD Bali 2009-2014 ini.
Kata Tutik petani di Bali dan di Indonesia umumnya selama ini sering menjadi korban tengkulak yang membeli produk mereka murah-murah. Produk mereka tidak diterima di hotel-hotel karena kualitasnya kalah dengan produk buah impor negeri tetangga. “Kalau petani mau ditangani dan dibantu maksimal oleh pemerintah buah tropis dari Indonesia bisa masuk ke Rusia,” ujar Tutik.
Menurut Tutik petani Bali harus bangkit, jangan hanya mengembangkan produksi secara parsial. Kata Tutik di Bali banyak lahan tidur yang bisa digarap untuk menciptakan produk pertanian yang unggul. “Gunakan teknologi pertanian. Kita punya banyak ahli yang bisa menghasilkan produk pertanian organik dengan kualitas bagus. Di sini kembali ke peran pemerintah juga. Termasuk menyediakan birokrasi yang mudah tidak bertele-tele dalam ekspor produksi petani,” tegas perempuan yang juga pengusaha ini. Di sisi sektor pariwisata Tutik menyebutkan Rusia yang nyaris tidak memiliki garis pantai lebih banyak berlibur saat musim dingin.
Mereka menuju Bali sebagai daerah tujuan pariwisata. Mereka tertarik dengan Bali yang memiliki pantai. Hanya saja selama ini di Bali fasilitas pariwisata agak kurang pembenahan. “Kalau di sini toilet pasar tradisional saja sangat bersih. Fasilitas-fasilitas bak sampah tersedia banyak. Jadi turis ke Rusia itu lebih nyaman kalau berkunjung ke Pasar Tradisional,” tegas Tutik.
“Bali harus berbenah supaya tidak ketinggalan dengan negera pesaing yang sangat memperhatikan dan peduli dengan dunia pariwisata. Pariwisata itu tidak akan ada habisnya dan selalu mendatangkan pendapatan bagi negara. Kalau sumber daya alam seperti minyak bisa habis. Pariwisata tidak ada habisnya,” pungkas Tutik. *nat
Komentar