BMKG Ungkap Hari Tanpa Bayangan Berlangsung Selama 1 Menit
DENPASAR, NusaBali - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III mengungkapkan hari tanpa bayangan di Denpasar, berlangsung sekitar satu menit.
“Durasi singkat hanya satu menit,” kata Koordinator Bidang Observasi BBMKG Wilayah III Denpasar Dwi Hartanto di Denpasar, Selasa (15/10).
Di Denpasar dan wilayah sekitarnya, hari tanpa bayangan terjadi pukul 12.04 hingga puncaknya 12.05 Wita.
Pada saat waktu puncak, tidak ada bayangan pada benda yang berdiri tegak di atas tanah yang datar.
Setelah waktu puncak yakni sekitar pukul 12.07 Wita, benda tersebut kemudian menunjukkan bayangannya.
Menurut BMKG, hari tanpa bayangan atau Kulminasi Utama terjadi ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.
Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit yang mengakibatkan bayangan benda tegak akan terlihat menghilang, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Fenomena itu terjadi karena bidang ekuator bumi/bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika/bidang revolusi bumi, sehingga posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 derajat Lintang Utara (LU) sampai dengan 23,5 derajat Lintang Selatan (LS).
Dwi menambahkan fenomena alam itu berpotensi terjadi dua kali dalam satu tahun. “Fenomena itu terjadi mengikuti gerak semu Matahari,” katanya.
Berdasarkan data BMKG, hari tanpa bayangan di Indonesia mulai terjadi pada 8 September hingga diperkirakan 19 Oktober 2024.
Untuk wilayah Provinsi Bali, hari tanpa bayangan terjadi di sembilan kabupaten/kota mulai 13-15 Oktober 2024.
Rinciannya, di Singaraja hari tanpa bayangan terjadi paling pertama yakni pada Minggu (13/10) pada pukul 12.05 Wita. Kemudian, di Denpasar terjadi pada Selasa (15/10) pukul 12.04 Wita, Amlapura pada Senin (14/10) pukul 12.03 Wita, Bangli pada Senin (14/10) pukul 12.04 Wita.
Selanjutnya di Negara pada Senin (14/10) pukul 12.07 Wita, Klungkung pada Selasa (15/10) pukul 12.04 Wita, Gianyar pada Selasa (15/10) pukul 12.04 Wita, Mengwi pada Selasa (15/10) pukul 12.05 Wita, dan Tabanan pada Selasa (15/10) pukul 12.05 Wita.
Bertepatan dengan fenomena kulminasi utama atau dikenal hari tanpa bayangan tersebut, suhu udara yang melanda Bali terasa lebih panas dari biasanya. Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar mencatat suhu tertinggi di Bali pada Oktober 2024 mencapai 34 derajat Celsius.
Namun walaupun cuaca lebih panas, tampak aktivitas masyarakat tetap berjalan normal.
Masyarakat yang beraktivitas di luar rumah, seperti di sekitar Pantai Mertasari, Desa Pakraman Intaran, Sanur, Denpasar Selatan, mengakui cuaca terasa lebih menyengat, tetapi tidak sampai menghambat kegiatan mereka, misalnya, para pekerja dan wisatawan tetap melanjutkan kegiatan di tengah suhu yang menyengat ini.
“Panasnya memang lebih terasa dari biasanya, tapi ya mau gak mau tetap harus kerja, sudah biasa di lapangan berteman dengan (cuaca) panas,” ujar Agung, salah satu pekerja pariwisata (diving) yang ada di Mertasari.
Selain itu, beberapa orang yang ditanyai bahkan mengaku tidak mengetahui bahwa Bali sedang mengalami hari tanpa bayangan, yang merupakan salah satu penyebab suhu terasa lebih panas. 7 ant
1
Komentar