Jadwal Padat, FIFPRO dan Liga Eropa Protes FIFA
BRUSSELS, NusaBali - Serikat Pemain Sepak Bola Global FIFPRO bersama Liga Eropa resmi mengajukan protes kepada FIFA terkait jadwal pertandingan yang terlalu padat, yang dinilai merugikan pemain akibat kelelahan dan meningkatkan risiko cedera.
Protes ini diajukan dalam bentuk keluhan antitrust di Komisi Eropa, Brussels, dengan tuduhan FIFA menyalahgunakan posisinya sebagai penyelenggara dan regulator sepak bola.
Dalam pernyataan resminya, FIFPRO menyebut bahwa mereka telah mencoba berdialog dengan FIFA, namun badan sepak bola tersebut disebutkan secara konsisten menolak untuk berkonsultasi. Selain itu, FIFPRO juga menyoroti langkah FIFA yang berencana memperluas kompetisi Piala Dunia Klub di Amerika Serikat sebagai langkah yang terlalu jauh.
"Sudah cukup, kami tidak bisa lagi menerima ini," ujar Direktur Hubungan Internasional Premier League Mathieu Moreuil dikutip dari ESPN. Dia menyebutkan bahwa kalender pertandingan internasional telah mencapai titik jenuh. "Kami telah mencoba bernegosiasi dengan FIFA selama bertahun-tahun, namun tak ada respon positif," kata dia.
Presiden LaLiga Javier Tebas bahkan menyebut hari pengajuan keluhan ini sebagai salah satu hari terpenting dalam sepak bola. "Ini langkah penting untuk mengubah tata kelola institusi sepak bola," katanya.
Isu kelelahan pemain menjadi sorotan utama dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan bulan lalu, gelandang Manchester City Rodri menyatakan bahwa pemain-pemain sepak bola sudah hampir melakukan mogok terkait jadwal yang padat.
CEO Premier League Richard Masters juga turut menegaskan bahwa sepak bola global telah mencapai titik kritis terkait dengan beban pemain. "Kami mendapatkan umpan balik dari para pemain bahwa terlalu banyak pertandingan yang dimainkan dan ada ekspansi yang terus-menerus. Ini mengkhawatirkan," ungkapnya.
Menurut FIFPRO, penelitian mereka menemukan bahwa 72 persen pemain mendukung pengurangan kalender pertandingan dan meminta adanya periode istirahat wajib.
Selain itu, data menunjukkan bahwa 17 persen pemain membuat lebih dari 55 penampilan dalam satu musim, sementara 30 persen pemain menghadapi rangkaian enam pertandingan berturut-turut tanpa istirahat.
Di sisi lain, FIFA mengklaim bahwa kalender yang disetujui hingga 2030 sudah melalui proses persetujuan oleh berbagai badan, termasuk FIFPRO. Mereka juga menyatakan bahwa Piala Dunia Klub yang baru hanya akan berdampak minimal terhadap kalender sepak bola karena akan diselenggarakan empat tahun sekali dengan jumlah maksimal tujuh pertandingan.
Namun, dengan semakin banyaknya protes dari pemain dan liga, tekanan terhadap FIFA untuk mengubah sistem jadwal pertandingan semakin besar demi menjaga kesejahteraan pemain dan mencegah cedera yang lebih serius di masa depan. 7 ant
1
Komentar