BPBD Tinjau Bale Banjar Tertimbun Banjir Bandang
Petugas BPBD
Bale Banjar Tertimbun Banjir
I Nyoman Soko Wijaya
Perbekel Tianyar Timur
I Ketut Wija
Bhabinkamtibmas
AMLAPURA, NusaBali - BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karangasem dipimpin Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik I Nyoman Soko Wijaya meninjau Bale Banjar Darmawinangun, Desa Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, Karangasem, yang tertimbun banjir bandang. Usai peninjauan, langsung mengeluarkan rekomendasi untuk pengerukan material pasir.
"Alat berat sudah ada, hanya menunggu operator alat berat itu untuk mengoperasikan," jelas I Nyoman Soko Wijaya, usai melakukan peninjauan di Banjar Darmawinangun, Desa Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, Jumat (18/10).
Sebab, lanjut Soko Wijaya, operator yang akan bekerja, masih kelelahan. "Minimal Sabtu (19/10), alat berat didatangkan, berlanjut operator bekerja. diperkirakan nantinya bekerja, sekitar 5 hari," katanya.
Peninjauan tersebut atas permintaan masyarakat difasilitasi Kelian Banjar Darmawinangun I Nyoman Oka. Saat peninjauan, dia menunjukkan bale banjar yang terendam pasir, juga hadir Perbekel Tianyar Timur I Ketut Wija, anggota Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) Desa Tianyar Timur Aipda I Gede Putra Widiarta.
Soko Wijaya mengatakan agar masyarakat tidak trauma mendapatkan kiriman material di setiap terjadi banjir bandang, perlu ada sodetan, agar material pasir, koral, dan air langsung terbuang ke laut.
Posisi bale banjar itu, di dekat jalan raya menghubungkan Amlapura-Singaraja, kemudian ada got, di setiap terjadi banjir bandang yang datangnya dari Gunung Agung, menghanyutkan air, pasir dan koral menjalar memasuki got, kemudian meluap menimbun areal bale banjar.
Perbekel Tianyar Timur I Ketut Wija mengatakan di setiap terjadi hujan lebat di lereng Gunung Agung, dipastikan terjadi banjir bandang. Sebab, Sungai Bumbung tersebut berhulu di lereng Gunung Agung, Selanjutnya banjir bandang membawa material pasir, koral, dan air menjalar ke hingga ke pemukiman penduduk.
"Kalau mau buat jembatan, bagaimana caranya, antara jalan dan sungai posisinya datar," ucapnya.
Intinya, kata I Ketut Wija, secara teknis diserahkan ke BPBD Karangasem ada solusi sedapat mungkin di setip terjadi banjir bandang, tidak lagi materialnya menjalar ke rumah penduduk dan able banjar.
Di setiap terjadi banjir bandang, katanya, arus lalulintas Amlapura-Singaraja lumpuh, karena tidak bisa melintas. Sehingga terjadi antrean panjang, mesti menunggu air di Sungai Bumbung itu surut.
Terakhir, banjir bandang terjadi, 10 Februari 2024, akibatnya banyak pemukiman terendam material pasir, termasuk bale banjar itu.
"Diperkirakan pengerukan di Bale Banjar Darmawinangun, mencapai kedalaman sekitar 1,2 meter," katanya.7k16
1
Komentar