Balai Arkeologi Bali Gelar Lomba Cerdas Cermat
Balai Arkeologi Bali menyelenggarakan Lomba Cerdas Cermat bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-kota Denpasar serangkaian mengisi kegiatan Pameran Pembangunan Provinsi Bali yang dilaksanakan 14-23 Agustus 2017 di Taman Budaya, Denpasar. Sebanyak 11 tim dari 11 SMP di Kota Denpasar berkompetisi di Kalangan Angsoka, Senin (21/8) kemarin.
Tingkatkan Minat Siswa Belajar Sejarah
DENPASAR, NusaBali
Sebelum memulai lomba cerdas cermat, Balai Arkeologi Bali terlebih dahulu menyerahkan sejumlah alat peraga pendidikan kepada 22 SMP se-Kota Denpasar melalui Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah SMP Kota Denpasar. Ada delapan jenis replika artefak yang diserahkan yakni kapak genggam atau perimbas, kapak persegi, gelang perunggu, gelang kerang, nekara, tajak, stupika dan tablet tanah liat.
“Alat peraga ini adalah replika artefak hasil penelitian arkeologi yang bertujuan agar bagaimana bisa memberikan pengayaan, perluasan wawasan terutama guru-guru dan murid. Selama ini kan cuma secara verbal saja. Dengan alat peraga ini, mereka biar tahu benda-benda sejarah yang diajarkan itu seperti apa bentuknya,” ujar Kepala Balai Arkeologi Bali, Drs I Gusti Made Suarbhawa.
Mengenai Lomba Cerdas Cermat yang melibatkan pelajar SMP, kata Suarbhawa, menjadi peran Balai Arkeologi Bali dalam bidang pendidikan terutama dalam penguatan karakter anak bangsa. Selain itu, juga untuk lebih memasyarakatkan informasi tentang hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Balai Arkeologi Bali.
“Siswa SMP adalah generasi emas kita. Pada waktunya nanti, merekalah yang akan menjadi penentu kebijakan di negeri ini. Selain ini menambah wawasan, juga menginformasikan kebaruan data, sehingga ilmu itu tetap berkembang dengan data dan informasi baru, dari tahun ke tahun tidak statis” katanya.
Sebanyak 11 tim dari 11 SMP di Kota Denpasar beradu wawasan tentang sejarah daerah, nasional, maupun temuan-temuan arkeologi. Dari babak penyisihan, empat tim berhasil maju babak final diantaranya SMP Cipta Dharma, SMPN 6 Denpasar, SMPN 8 Denpasar, dan SMPK Harapan. Perlombaan pun semakin seru dengan pertanyaan rebutan untuk merebut predikat terbaik. Akhirnya, lomba dimenangkan oleh SMPN 8 Denpasar, disusul SMPN 6 Denpasar sebagai juara II, dan SMPK Harapan juara III, serta SMP Cipta Dharma sebagai juara harapan I.
“Lomba Cerdas Cermat yang baru pertama kali kita selenggarakan ini merupakan pengembangan dari lomba-lomba sebelumnya. Kalau tahun lalu, kita sebatas pada rekonstruksi gerabah dan mewarnai. Melalui lomba-lomba ini bagaimana agar hasil-hasil penelitian itu bisa diinformasikan ke masyarakat,” katanya.
Tidak hanya melalui cerdas cermat, pengenalan benda dan situs purbakala yang asli juga diperlihatkan dalam pameran pembangunan tahun ini. Stan Balai Arkeologi Bali terletak di pojok dekat tangga Gedung Ksirarnawa Taman Budaya, Denpasar. Selain hasil-hasil penelitian yang ditonjolkan, tahun ini pihaknya juga memamerkan relief Yeh Pulu, Bedulu, Gianyar. “Relief ini menonjolkan sisi kepahlawanan, dimana bersumber dari cerita Kresnayana. Bagaimana Krisna mengangkat gunung gua di Vridavan untuk melindungi rakyat dari amukan Dewa Indra. Sepertinya sangat pas dengan momen HUT kemerdekaan RI,” imbuhnya.
Suarbhawa menambahkan, khusus di Bali, tahun ini ada tiga penelitian lanjutan yang dilakukan oleh tim Balai Arkeologi Bali, yakni Pura Gelang Agung, Petang, Badung dimana ditemukan struktur candi dan temuan lepas arca perwujudan lingga, penelitian tentang Candi Wasan di Pura Puseh Wasan, Desa Batuan Kaler, yang berisi pula kolam petirtaan dan lingga yoni, serta Goa Gede di Banjar Ambengan, Nusa Penida yang sangat potensial untuk diteliti, dimana keberadaan goa tersebut sebagai goa hunian manusia pra aksara, zaman bercocok tanam, dan beberapa tanda-tanda sejarah ditemukan di sana. *in
Komentar