nusabali

Pamedek Mulang Pakelem di Gunung Agung Dibatasi

  • www.nusabali.com-pamedek-mulang-pakelem-di-gunung-agung-dibatasi

AMLAPURA, NusaBali - Peserta upacara Mulang Pakelem di puncak Gunung Agung, Karangasem, Soma Pon Pahang, Senin (28/10), hanya diizinkan maksimal 100 pamedek.

Upacara ini serangkaian Karya Nubung Daging Taur Tabuh Gentuh lan Labuh Gentuh di Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir.

Pembatasan pamedek itu agar tidak terjadi hal- hal di luar perhitungan. Telebih lagi ada larangan kepada pamedek yang naik Gunung Agung dilarang merokok. Larangan ini guna mencegah terjadinya kebakaran.

“Jangan sampai pamedek terjebak kebakaran di lereng Gunung Agung. Kalau dibebaskan ada banyak pamedek ikut dan ada pamedek merokok tentu akan bisa memicu kebakaran," jelas Humas Pangempon Pura Pasar Agung I Wayan Suara di Pura Pasar Agung, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, Kamis (24/10).

Katanya, belakangan ini kebakaran hebat kerap melanda lereng Gunung Agung. Terutama di lereng barat sempat terbakar lebih dari 100 hektare. Api di sini sulit dipadamkan karena lokasinya tidak bisa dijangkau petuas pemadam kebakaran. Lokasi dimaksud di seberang tebing dan jurang.

Suara menegaskan pemberlakuan larangan setiap pamedek yang hendak Mulang Pakelem ke Gunung Agung wajib menaati ketentuan. Larangan ini dikeluarkan pangempon Pura Pasar Agung. Pamedek dilarang merokok dan jumlah pamedek dibatasi. Tujuannya, agar lebih mudah mengontrol.

Sebab belakangan ini terjadi kebakaran di lereng Gunung Agung bagian selatan menjalar ke lereng bagian barat.

Dia menambahkan, kondisi lereng Gunung Agung kering terutama semak-semak. Ada banyak daun pohon cemara berguguran sehingga mudah terbakar jika kena percikan api.

Upacara rencananya di dua tempat, yakni di Telaga Mas untuk mohon tirta dan Mulang Pakelem di puncak Gunung Agung.  Selain itu, diberlakukan larangan mendaki Gunung Agung untuk umum selama berlangsungnya Karya Nubung Daging Taur Tabuh Gentuh lan Labuh Gentuh di Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir, selama 58 hari, Anggara Umanis Kuningan, Selasa (1/10) hingga Buda Pon Medangkungan, Rabu (27/11).

Puncak Karya pada Saniscara Paing Merakih, Sabtu (16/11), rangkaian upacaranya, ngunggah sunari Buda Paing Kuningan, Rabu (2/10), nuur Ida Bhatara Tirtha di 14 pura dan Gunung Agung Soma Pon Pahang, Senin (28/10), Nuur Ida Bhatara Pasar Agung, Buda Kliwon Pahang Rabu (30/10), mlaspas agung Sukra Umanis Pahang Jumat (1/11), Nyepi karya Saniscara Pon Pahang Sabtu (2/11), mlasti ke segara Klotok Wraspati Pon Krulut, Kamis (7/11), mapepada wawalungan Wraspati Kliwon Merakih Kamis (14/11) dan nyineb Buda Pon Medangkungan, Rabu (27/11).

Upacara nyengker setra telah dilaksanakan Anggara Umanis Kuningan, Selasa (1/10), dilaksanakan di Pura Dalem Desa Adat Selat. Di Pura Dalem Desa Adat Selat, seluruh bendesa adat se-Kecamatan Selat hadir, nunas tirtha panyengker setra, selanjutnya dibagikan kepada kelian banjar sajebag Kecamatan Selat.

Yajamana Karya Ida Pedanda Gede Suyasa dari Gria Taman Sari Manuaba, Banjar/Desa Duda, Kecamatan Selat, Wiku Tapini Ida Pedanda Istri Jelantik dari Gria Taman Sari Manuaba, Banjar/Desa Duda, Kecamatan Selat, Manggala Karya Jro Mangku Wayan Sukra. Karya Nubung Daging Taur Tabuh Gentuh itu, digelar setiap 10 tahun sekali, terakhir dilaksanakan tahun 2014.7k16

Komentar