Suyadinata Sodok Adicipta soal Dua RS di Badung Utara yang Tak Kunjung Beroperasi
MANGUPURA, NusaBali.com - Nasib dua rumah sakit (RS) milik pemerintah di Badung Utara menjadi sorotan dalam debat terbuka perdana serangkaian kampanye Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Badung, Jumat (25/10/2024) malam di The Trans Resort Bali, Seminyak, Kuta, Badung.
Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Badung nomor urut 1 I Wayan Suyasa-I Putu Alit Yandinata (Suyadinata) mempertanyakan paslon nomor urut 2 I Wayan Adi Arnawa-Bagus Alit Sucipta (Adicipta) soal RSUD Suwiti, Petang dan RSUD Giri Asih, Abiansemal yang tak kunjung beroperasi.
Meski tidak ada petahana langsung yang berkompetisi di Pilbup Badung, paslon nomor urut 2 dapat dikatakan representasi dari rezim Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Badung saat ini. Di mana, Adi Arnawa adalah eks Sekretaris Daerah (Sekda) pemerintahan berjalan dan diusung partai politik (parpol) penguasa di Badung saat ini.
“Rumah sakit Bapak sudah berdiri, RSUD-nya, tentunya kami inginkan sejauh mana implementasi yang ditunggu masyarakat. Artinya pembangunan (RSUD) itu direalisasikan dalam konteks operasional,” ujar Suyasa melempar pertanyaan kepada Adicipta.
Menanggapi pertanyaan ini, Adi Arnawa berdalih bahwa persoalan yang dilempar tidak nyambung dengan tema debat. “Mohon maaf ya, pertanyaan dari paslon 1 ini kan temanya kesehatan karena membangun rumah sakit. Tapi kalau berbicara keserasian pembangunan adalah dengan membangun pusat-pusat perekonomian di Badung Utara.”
Tema debat Jumat malam adalah ‘Menuju Pemerataan dan Keserasian Pembangunan, Pariwisata, Seni Adat dan Budaya serta Lingkungan di Kabupaten Badung.’ Adicipta berkomitmen membangun pariwisata di Badung Utara untuk mengikis ketimpangan. Namun, pariwisata di utara mesti selaras dan berbasis wisata alam.
“Jawabannya kami apresiasi, kami sadari ini bukan ke kesehatan. Kami berbicara infrastrukturnya menuju pemerataan dan keserasian pembangunan. Kalau (RSUD) itu sudah selesai, otomatis kan operasional yang jadi harapan masyarakat,” beber Suyasa.
Kata tokoh asal Banjar Blungbang, Desa Penarungan, Mengwi ini, pembangunan infrastruktur dijalankan tidak boleh mandek di tengah jalan. Bagaimana pun pembangunan itu berasal dari uang rakyat yang tidak boleh membikin masyarakat bertanya-tanya, dalam konteks ini, kapan RSUD itu dioperasionalkan.
“Dari situ, kami melihat dari sisi perencanaan itu kurang bagus karena (RSUD) belum berjalan, belum beroperasional. Maka dari itu, prinsip anggaran itu adalah efektif, efisien, tepat sasaran atau tepat guna. Keterlambatan operasional ini mempengaruhi pelayanan itu sendiri,” imbuh wakil Suyasa, Alit Yandinata, mempertegas persoalan.
Adi Arnawa membalas, jika memang pembangunan RS menjadi tolok ukur keserasian pembangunan di Badung. Ia berkomitmen melanjutkan dan menuntaskan program dan PR yang ada. Di sisi lain, wakil Adi Arnawa, Alit Sucipta alias Gus Bota berjanji, Adicipta bakal menambah lebih banyak RS plat merah di Badung.
“Bukan lagi RS yang ada di Petang dan Abiansemal, bahkan kami berkomitmen, jika pasangan Adicipta terpilih, akan menambah RS di Kuta Utara, Kuta, dan Kuta Selatan untuk selanjutnya menambah fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Badung,” tegas Gus Bota.
Sebagai catatan, Badung memang baru ada satu RSUD yaitu RSD Mangusada di Kelurahan Kapal, Mengwi. Kondisi geografis Badung yang wilayahnya memanjang dari Pucak Mangu, Petang ke Uluwatu, Kuta Selatan menjadikan lokasi RSUD di Mengwi ini kurang strategis untuk semua masyarakat Badung.
Sementara ini, RS Universitas Udayana mendukung pelayanan kesehatan Pemkab Badung di wilayah selatan. Wilayah utara, telah dibangun dua calon RSUD baru yaitu RSUD Suwiti, Petang yang gedungnya telah diresmikan Februari 2024 lalu dan RSUD Giri Asih yang kini masih beroperasi sebagai Puskesmas Abiansemal I.
Awalnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Badung merencanakan RSUD Suwiti beroperasi pertengahan 2024. Lantas, soft opening RSUD Giri Asih digelar akhir tahun 2024 ini. Namun, Kepala Dinkes Badung dr Made Padma Puspita menuturkan, rencana ini buyar lantaran ada kendala pada aspek sarana prasarana dan SDM.
“Kendala selama ini adalah masalah sarana prasarana dan SDM. Kalau syarat itu belum dipenuhi belum bisa beroperasi. Saat ini sudah dilengkapi secara bertahap, jadi tinggal menunggu waktu untuk segera beroperasi,” kata dr Padma saat rapat kerja bersama Komisi IV DPRD Kabupaten Badung, Senin (21/10/2024) lalu.
Dr Padma meminta dukungan Komisi IV supaya target dua rumah sakit plat merah di Badung Utara ini segera bisa beroperasi tahun 2025, meski belum pasti pada bulan berapa. “Target kami tahun depan dua RS baru ini sudah beroperasi. Mohon dukungannya.” *rat
Komentar