Pameran Lukisan ‘Pesona Rupa Puitika’ di Nusa Dua
Padukan Estetika Tradisi Keliki dan Batuan
Melalui Bali Art Lounge ini bagian dari lounge, hotel, atau resort tersebut bukanlah semata Tempat (Place), melainkan juga menjelma Ruang (Space), sebentuk melting pot kreativitas yang dapat mendorong gelora penciptaan lintas masa.
MANGUPURA, NusaBali
Pameran seni rupa bertajuk ‘Pesona Rupa Puitika” berlangsung di Hotel Santika Siligita, Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, sejak 25 Oktober - 4 November 2024. Pameran ini seakan memadukan kekuatan karya Lukis tradisi Bali ternama, yakni gaya Batuan dan Keliki, Kebupaten Gianyar.
Desa Batuan beraada di Kecamatan Sukawati dan Keliki di Kecamatan Payangan. Lounge (lobi) hotel berbintang tambah artistik dengan kehadiran 25 lukisan dari dua wilayah itu. Pameran ini merupakan perhelatan pertama Bali Art Lounge (BAL) yang diinisiasi Bentara Budaya Bali (BBB). BAL diniatkan menjadi sebuah pameran seni rupa yang yang khusus bekerja sama dengan hotel atau resort.
Lukisan yang dipamerkan bukan hanya mempesona karena galian ragam tematik melainkan pula secara stilistik–estetik. Para seniman lintas generasi ini menyuguhkan satu capaian visual yang autentik dengan komposisi yang mempribadi, juga sentuhan tata warna puitika yang mengundang pandang.
Kurator pameran Warih Wisatsana mengatakan perhelatan ini bukan semata sepenuhnya untuk apresiasi. Namun, bertujuan memperluas kemungkinan hadirnya apresiator dan penikmat seni baru, termasuk kolektor baru melalui presentasi karya terkurasi yang mengundang pandang karena pesona puitika rupanya. Melalui pameran berkala berkelanjutan, BAL diharapkan menjadi semacam ‘galeri’ atau ruang publik seni prestisius. Teruji sejalan rekahnya apresiasi tinggi dari khalayak luas, termasuk masyarakat seni.
“Dengan kata lain, melalui Bali Art Lounge ini bagian dari lounge, hotel, atau resort tersebut bukanlah semata Tempat (Place), melainkan juga menjelma Ruang (Space), sebentuk melting pot kreativitas yang dapat mendorong gelora penciptaan lintas masa,” ujarnya saat pembukaan pameran, Jumat (25/10).
Adapun para pelukis Keliki Kawan, wilayah Payangan, Gianyar, sejak awal mengemuka dengan ciri uniknya, berupa ukuran karyanya yang terbilang kecil sekitar 10 sampai 20 cm. Dirintis oleh pendahulunya I Ketut Sana, sekitar tahun 1970-an, pada tahap awalnya merunut gaya Ubud, kemudian berkembang pula sejalan pengaruh gaya Batuan yang diserapnya.
“Para pelukis Keliki yang berpameran kali ini adalah Gusti Putu Diatmika, I Made Sedana, Wayan Mardika, dan I Nyoman Dapet,” ungkap Warih.
Sementara itu, pelukis-pelukis Batuan mempresentasikan karya-karya pilihan dengan pesona yang selama ini menjadi ciri gayanya. Sejumlah karya menggarap aneka subtema, merefleksikan sudut pandang pelukisnya terhadap obyek visual yang dipilih dan diolah sebagai ikon temuan kreativitasnya. Secara stilistik dan estetik dapat dikatakan telah meraih capaian seni yang terbilang pasca-tradisional.
Pelukis Batuan yang berpameran antara lain I Made Karyana, I Gede Widyantara, I Wayan Dana Wirawan, I Ketut Sadia, I Wayan Win, I Wayan Diana, Ketut Sadia, I Wayan Warsika, I Wayan Eka Mahardika Suamba, I Made Sujendra, Ida Bagus Putu Padma, I Nyoman Sudirga.
Tidak ketinggalan pelukis muda Batuan, Putu Lingga Adi Wahyu, Ni Luh Ade Genis Risky Sinta Dewi, Luh Pratiwi, Ide Bagus Surya Pramana Putra, Ni Made Amba Suksma, I Kadek Heriawan, I Made Dwi Fandika, I Made Mega Dwijanata, Ida Ayu Kirna Cicilia Putri, dan Made Dwi Bakti.
Pimpinan BBB, Anak Agung Gede Rai Sahadewa, mengungkapkan bahwa pameran BAL ini diniatkan untuk menjalin kolaborasi lintas institusi yang peduli, komunitas seni berdedikasi, serta pribadi (kreator) yang bereputasi.
“Melalui program ini, karya-karya seni rupa mumpuni dirayakan di ruang-ruang terpilih, seperti di galeri seni khusus yang keberadaannya bagian dari lounge, hotel, atau sebuah resort,” sebutnya. 7ad
1
Komentar