nusabali

Mengenali Balian Pijat di Jasri, Karangasem, Jro Mangku Badung

Utamakan Panugerahan Ida Batara Dalem

  • www.nusabali.com-mengenali-balian-pijat-di-jasri-karangasem-jro-mangku-badung

AMLAPURA, NusaBali - Balian pijat Jro Mangku Badung,61, asal Lingkungan Jasri Kaler, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Karangasem.

Tak hanya bermodalkan penguasaan teknik pijat, balian ini selama melayani pasien sangat mengandalkan panugerahan dan pawisik Ida Batara Dalem di Desa Adat Jasri.

Terutama saat pasien pengah kena serangan gaib. Banyak pasien seperti kerauhan, saat diobati, untuk melenyapkan kotoran batin pada diri pasien, maka balian ini mengucapkan mantra-mantra untuk memohon kepada Ida Batara.

"Saya sebenarnya tidak pernah belajar sebagai balian pijat, hanya mengandalkan petunjuk Ida Batara Dalem," jelas Jro Mangku Badung di kediamannya, Lingkungan Jasri Kaler, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Sabtu (26/10).

Jro Mangku Badung menceritakan, awalnya sang ayah I Nengah Ceger (almarhum) jadi balian pijat. Aktivitas ini dilakoni karena dapat minyak wasiat saat menebang pohon. Minyak menetes dari dalam pohon setelah kayunya dibelah. Sang ayah jadi balian sejak umur 15 tahun.

Benda berwasiat itulah digunakan sarana sebagai balian dan juga atas bimbingan orangtua, I Nengah Kidul. Setelah sang ayah meninggal tahun 2019, Jro Mangku Badung meneruskan sebagai balian pijat sejak tahun 2020.

Jro Mangku Badung jadi balian pijat bukan semata-mata karena mewarisi profesi ayahnya. Karena dirinya sempat didatangi utusan, seorang Jro Mangku dari Gianyar yang tidak dikenal. Pamangku ini membawakan minyak. Minyak ini pula digunakan untuk menolong orang sedang keseleo, saraf kejepit, dan panyakit lainnya.

Minyak tersebut diberi nama minyak gumitir. Karena saat minyak diserahkan berisi bunga gumitir dan bisa menyala di malam hari. Agar minyak itu tidak cepat habis maka dicampur minyak tandusan atau kelentik. Minyak tandusan ini dibuat dari 12 jenis kelapa, antara lain nyuh gading, nyuh bulan, nyuh surya, nyuh rangda, nyuh udang, nyuh gadang, nyuh sudamala, nyuh bojog, nyuh bejulit, nyuh mulung, nyuh bongol, dan nyuh arum.

Ke-12 jenis kelapa itu diparut kemudian diperas sampai menjadi santan. Selanjutnya santan disatukan lanjut dimasak hingga menjadi minyak. Minyak itulah digunakan mencampur minyak gumitir untuk sarana memijat pasien.

Jika ada pasien yang kena serangan gaib, begitu dipegang langsung merasa panas dan badannya nyetrum. Terkadang pasien berteriak. "Saat itu, saya mohon kepada Ida Batara Dalem untuk mencabut penyakit gaib yang tengah bersarang di pasien," jelasnya.

Bahkan ada pasien yang mengamalkan ilmu hitam, saat minta dipijat malah berteriak keras. Jika pasien yang datang hanya menderita sakit keseleo, maka lancar-lancar saja penanganannya. Tidak perlu bantuan secara niskala.

Setiap pasien sebelum ditangani terlebih dahulu diperciki tirta Ida Batara Dalem yang distanakan di Mrajan. Di palinggih itu distanakan tiga jenis tirta. Pada pasien mengalami sakit panas tinggi dimohonkan tirta Ida Batara Wisnu, agar badannya cepat sejuk. Jika mengalami kedinginan, dimohonkan tirta Ida Batara Brahma agar kembali normal. Tirta Ida Batara Siwa juga sebagai penetral.

Banyak pasien yang berobat ke Jro Mangku Badung mengaku karena mendapatkan petunjuk secara niskala.7k16

Komentar