KPPU Usut Pemusnahan Jutaan Ayam
Ada indikasi pemusnahan bibit ayam sebagai pemicu naiknya harga ayam di pasar.
JAKARTA, NusaBali
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) akan menyelidiki kasus pemusnahan 2 juta ekor bibit ayam (parent stock) yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan). KPPU mengindikasikan pemusnahan 2 juta parent stock tersebut sebagai pemicu naiknya harga ayam di pasar.
"Ini kita lagi lihat karena di beberapa daerah harga ayam mulai naik biasanya 27.000/kg sekarang 32.000/kg. Nah apakah kenaikan impact ini dari pemusnahan itu atau bukan. Itu yang akan kita cek langsung ke lapangan," Kata Ketua KPPU, Muhammad Syarkawi Rauf di Kantor KPPU, Jakarta, Senin (11/1).
Tentunya langkah Kementan yang memusnahkan ayam langsung mengurangi pasokan di pasar. Pasokan menurun dan permintaan tetap bahkan naik, lanjut Syarkawi, bisa memicu meningkatnya harga.
"Kalau ada pemusnahan berdampak pada stok di pasar. Kalau kurang otomatis harga cenderung naik, dengan harga ayam semakin tinggi," sebutnya dilansir detik.
Saat ini pihaknya masih menyelidiki apakah pemusnahan jutaan bibit ayam tersebut ada indikasi permainan yang menguntungkan beberapa pihak tertentu karena harga merangkak naik. "Pemusnahan ayam ini menolong siapa? Peternak mandiri atau pelaku usaha yang dominan di peternakan ayam. Makanya kita mau sidak," sebutnya.
Selain daging ayam, harga bahan pokok yang naik di awal tahun ini adalah beras, cabe, dan telur ayam. Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong mengungkapkan bahwa kenaikan harga sejumlah bahan pokok ini terutama disebabkan pergantian musim di akhir tahun.
Produksi padi misalnya, secara siklus memang sedang rendah produksinya di bulan Desember, Januari, dan Februari karena musim hujan. Sebagian besar lahan sedang mulai tanam saat musim hujan. Selain itu, Lembong menyebut liburan akhir tahun juga membuat harga bahan pokok terkerek naik. Sebab, pasokan bahan pokok berkurang karena para petani dan pedagang ikut berlibur.
"Ada pergantian musim. Lalu akhir tahun kan musim libur, jadi banyak petani dan pedagang yang libur, jadi pasar terganggu," kata Lembong saat ditemui di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (11).
Lembong menambahkan, harga bahan-bahan pokok akan segera turun dalam waktu dekat karena libut panjang sudah lewat. "Dalam beberapa minggu ini sudah normal kembali," dia mengimbuhkan.
Untuk cabe, Lembong memperkirakan akan terjadi penurunan harga di sekitar akhir Januari dan awal Februari karena adanya panen. "Khusus cabe, panennya kan baru akhir Januari atau awal Februari, jadi akan reda dengan sendirinya," tuturnya.
Adapun untuk telur dan daging ayam, kenaikan harga terjadi karena adanya lonjakan harga pakan ternak, yaitu jagung. "Telur dan ayam, kita masih membenahi rantai pasok jagung dan pakan ternak. Kelihatannya penyebab kenaikan di ayam dan telur adalah pakan ternak," ucapnya.
Lembong masih mencari cara agar pasokan dan harga jagung bisa kembali normal, sehingga harga telur dan daging ayam juga bisa distabilkan. "Pakan ternak naik karena distorsi di pasar jagung, kita sedang menyelesaikan itu," tutupnya.7
Komentar