Pengusaha Penggilingan di Bali Nyetok Gabah
Dampak panen raya, harga jual beras di tingkat produsen/penyosohan menurun
DENPASAR, NusaBali
Musim panen yang terjadi sejumlah daerah di Bali berdampak langsung pada pasokan gabah pada pengusaha penggilingan padi yang sekaligus produsen beras. Pengusaha dapat menambah stok gabah untuk persiapan produksi beras.
“Sekarang ini sasih kapat (Oktober) rata- rata sudah panen,” ujar I Wayan Suka Arta, pengusaha asal Penebel, Tabanan, Minggu (28/10). Sebelum disimpan, gabah dikeringkan sehingga kadar airnya terus berkurang, sampai tersisa 13 persen.
Kondisi gabah dengan kadar air 13 persen, dapat disimpan dalam beberapa bulan ke depan, sebelum digiling jadi beras.
“Untuk pengeringan, kalau saya gunakan dryer (mesin pengering) dengan kapasitas 12 ton, sekali pengeringan,” ungkapnya.
Sementara di lapangan harga gabah mengalami penurunan. Dari sebelumnya harga gabah di petani sempat Rp7.000 perkilo kini menjadi Rp6.800-Rp6.700 perkilogram.
Mengikuti harga gabah, harga jual beras di tingkat produsen/penyosohan juga menurun. Dari mulanya Rp13.000 menjadi Rp12.300 perkilo.
“Itu harga di penyosohan, sedang harga di pasaran tentu lain lagi,” terangnya. Namun yang jelas, penurunan harga ini karena dampak panen raya. Selain itu juga karena ada beberapa sumber pasokan beras di pasaran. Diantaranya pasokan beras dari luar daerah yang menurut Suka Arta, banyak yang masuk. Selain itu pasokan beras pemerintah yakni beras Bulog.
Terkait kondisi tersebut, permintaan beras kepada perusahaan penggilingan berkurang. “Kalau misalnya rata- rata permintaan sampai 10 ton sebulan, kini jadi hanya 5 ton saja,” ungkap Suka Arta.
Keramaian pariwisata, dirasakan tidak berdampak banyak terhadap permintaan beras. Diakui Suka Arta, hal itu membuat pengeng. Namun bagaimana pun mereka harus berusaha melakukan pemasaran lebih intensif.
“Ya, memang harus dituntut lebih banyak memasarkan secara mandiri,” terang Suka Arta yang juga Sekretaris Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Kabupaten Tabanan. K17.
1
Komentar