Panti Perawatan ODGJ di Tabanan Overload
TABANAN, NusaBali - Kapasitas Panti Sosial di Banjar Wanasara, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan untuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) overload. Saat ini dari kapasitas 12 orang, Panti Sosial di bawah Dinas Sosial Kabupaten Tabanan ini merawat 24 ODGJ.
Pantauan di lapangan Senin (28/10) siang, para ODGJ yang dirawat berbaur dengan para lansia yang memang menjadi satu panti. Kondisi mereka yang dirawat ini kategori tidak kumat. Mereka tampak akrab bahkan kepada pengasuhnya pun.
Panti Sosial ini berlokasi di rumah jabatan Pemkab Tabanan. Panti dibuat oleh Pemkab Tabanan untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat terutama lansia dan ODGJ yang terlantar atau pun tidak mau diterima oleh keluarganya.
Kasubag TU UPTD Pelayanan Sosial dan Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas Sosial Tabanan Made Sujana mengakui kapasitas kamar untuk perawatan ODGJ memang berkurang. Harusnya kamar yang tersedia hanya bisa merawat 12 orang, namun kini ODGJ yang dirawat mencapai 24 orang. "Kondisinya memang overload sejak tahun 2023," ujarnya.
Untuk itu, supaya mereka yang dirawat dapat diberikan pelayanan maksimal, mereka ada yang diberikan tempat tidur di ruang tamu lengkap dengan kasur. Kemudian ada pula yang sekamar 3 orang. "Hanya kamar yang terbatas, kalau untuk kasur masih aman," ujarnya.
Meskipun overload, kata Sujana dari segi perawatan kesehatan mereka diperhatikan khusus. Mereka minum obat secara rutin kemudian apabila sakitnya kambuh segera dibawa ke RSJ Provinsi Bali. "Kalau mereka ini kambuh, kami tahu, ciri-cirinya biasanya diam, mata merah, kemudian tidak mau mandim kalau sudah begini kami bawa langsung ke RSJ," akunya.
Menurut Sujana para ODGJ yang dirawat itu sebagian besar tidak memiliki keluarga inti. Bahkan ada juga tiga orang yang Mr X namun diamankan di daerah Tabanan. Kondisi Mr X ini dua diantaranya bisu dan satunya lagi mengaku lagi bernama Tomo.
"Mereka ini memiliki keluarga besar, tetapi tidak berani bertanggungjawab. Takut kambuh. Seperti ada dari Megati (Kecamatan Selemadeg Timur) warga tidak mau menerima karena ketika kambuh sangat membahayakan sampai membawa senjata tajam," bebernya.
Sementara dari sisi perawatan, Panti Sosial ini memiliki pengasuh 10 orang. Mereka bertugas melayani mulai dari memberikan makan, membersihkan ruangan, hingga memandikan terutama bagi para lansia tersebut. "Ada 10 pengasuh yang stand by di panti. Dan malamnya dijaga oleh satpam," tandasnya. 7des
Komentar