PKM IDB Bali di Desa Candikusuma Kecamatan Melaya Sulap Kulit Kakao Jadi Produk Fashion Ramah Lingkungan
Institut Desain dan Bisnis Bali
IDB Bali
Pengabdian Kepada Masyarakat
Desa Melaya
Kakao
Fashion
Ramah Lingkungan
NEGARA, NusaBali.com – Dalam rangka mendukung inovasi dan peningkatan kesejahteraan petani di Kabupaten Jembrana, Bali, dosen dan mahasiswa IDB Bali bekerjasama dengan pelaku UMKM mengadakan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertempat di Rumah Coklat CK dengan tema “Pemanfaatan Kulit Kakao sebagai Pewarna Alami pada Produk Fashion.”
Program ini menyasar Kelompok Wanita Tani Kusuma Sari di Banjar Moding, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, yang telah dikenal dengan produk cokelatnya.
Ketua pelaksana kegiatan, Ni Putu Emilika Budi Lestari, S.Kom, M.Sn, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mendukung ekonomi kreatif di Jembrana dengan memanfaatkan kulit kakao, yang sebelumnya hanya dianggap sebagai limbah, menjadi pewarna alami pada produk tekstil. “Kami ingin membantu petani kakao mengolah kulit kakao sebagai pewarna alami, yang tentunya dapat meningkatkan nilai produk serta menambah penghasilan petani di sini,” ungkap Emilika.
Indonesia, yang merupakan salah satu produsen kakao terbesar di dunia, memiliki potensi besar dalam pengembangan produk berbasis kakao. “Jembrana adalah daerah penghasil kakao berkualitas. Namun, pemanfaatan kulit kakao sebagai pewarna alami masih belum banyak dikenal oleh masyarakat,” tambah Emilika. Pigmen alami dalam kulit kakao menjadikannya pewarna tekstil yang ramah lingkungan dan dapat mengurangi limbah pertanian.
Program PKM yang didukung dana hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini mencakup pelatihan kepada Kelompok Wanita Tani Kusuma Sari.
Dosen dan mahasiswa IDB Bali dari jurusan Desain Mode, Desain Komunikasi Visual, dan Manajemen Bisnis turut berpartisipasi, memberi pelatihan dan mendampingi proses pengembangan produk kepada Kelompok Wanita Tani Kusuma Sari.
Beberapa kegiatan utama meliputi pelatihan manajemen usaha, pembuatan branding dan media sosial, teknik ekstraksi kulit kakao menjadi pewarna, serta pendampingan pembuatan produk fashion berbasis tekstil alami.
Pada proses pendampingan dan pelatihan, tim IDB Bali menggandeng narasumber dari akademisi dan praktisi, salah satunya adalah brand Ka.carita milik Putu Anggita Okta Pramesti, S.Tr.Ds yang merupakan salah satu brand fashion lokal dari Jembrana yang saat ini sedang mengembangkan produk fashion ramah lingkungan dengan bahan-bahan alami sebagai pewarna tekstil yaitu kulit kakao.
“Kami berharap program ini dapat menginspirasi masyarakat setempat untuk terus berinovasi, sekaligus mendukung praktik pertanian berkelanjutan,” tambah Emilika.
Selain meningkatkan kesejahteraan petani, program di tahun 2024 ini juga mendorong kolaborasi antara IDB Bali dan industri tekstil lokal untuk memperkuat branding produk berkelanjutan yang dihasilkan dari inovasi ini. “Dengan kolaborasi yang baik, produk fashion berbasis pewarna alami dari Jembrana bisa memperkuat ekonomi kreatif dan menjadi daya tarik tersendiri di pasar nasional maupun internasional,” ujar Emilika.
Program PKM ini juga memberikan pengalaman berharga bagi para dosen dan mahasiswa IDB Bali dalam mengembangkan riset lanjutan tentang pewarna alami dari kulit kakao.
Komentar