Art Festival KBMHD 2024: Merawat Taksu Budaya Bali di Tengah Globalisasi
DENPASAR, NusaBali.com – Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Hindu Dharma (KBMHD) kembali menyelenggarakan Art Festival 2024 yang memasuki tahun ke-17. Acara tahunan ini mengusung tema unik, "Avalok Taksu Antar Sani Budhi Atah Drsti Loka," yang berarti "melihat taksu dalam seni dan budaya Bali dari perspektif dunia."
Tema ini mencerminkan pandangan generasi muda terhadap taksu atau kekuatan spiritual dalam seni dan budaya Bali yang kini mulai terkikis oleh globalisasi.
Kadek Khrisna Dwipayana Putra, ketua panitia Art Festival KBMHD 2024, mengungkapkan bahwa pemilihan tema ini didasari oleh kekhawatiran kaum muda Bali terhadap lunturnya nilai-nilai taksu dalam seni dan budaya. "Tema ini adalah bentuk respon kami sebagai generasi muda Bali dalam menghadapi tantangan globalisasi yang makin kuat," ungkap Khrisna.
Kegiatan ini juga didedikasikan sebagai penghormatan kepada almarhum Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Gorda, M.S., pendiri Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas).
Acara berlangsung dalam tiga tahap, yaitu pembukaan dan seminar pada 13 Oktober, kompetisi pada 20 Oktober, dan malam apresiasi seni sebagai penutup pada 25 Oktober. Seminar dan perlombaan diadakan di kampus Undiknas, sedangkan malam apresiasi seni berlangsung di Nebula Lounge Bali, Padangsambian Kaja, Denpasar Barat.
Kompetisi Seni dengan Peserta 61 Orang
Festival ini mengadakan tiga kategori lomba, yaitu Lomba Lagu Pop Bali dengan 32 peserta, Lomba Masatua Bali dengan 19 peserta, dan Lomba Poster yang diikuti oleh 10 peserta, menjadikan total peserta sebanyak 61 orang. Khrisna menjelaskan bahwa setiap lomba memiliki keistimewaan dan daya tarik masing-masing. "Dengan tema yang berfokus pada kepedulian terhadap taksu, lomba-lomba ini memberi kesempatan kepada peserta untuk mengembangkan bakat mereka," ujar Khrisna.
1. Lomba Lagu Pop Bali
Kategori ini diikuti oleh siswa SMP hingga SMA dengan menggunakan lagu-lagu berbahasa Bali untuk menjaga bahasa, seni, dan aspek religius Bali. Kriteria penilaian mencakup intonasi, keterampilan vokal, penampilan, dan performa keseluruhan. Dewan juri terdiri dari I Made Budiantara Putra, S.Si., Ida Ayu Nyoman Werdhi Putri Kusuma, S.Sn., dan I Wayan Feriawan. Peserta diharuskan menyanyikan lagu wajib, yaitu "Taksu" untuk perempuan dan "Kidung Kasmaran" untuk laki-laki, serta satu lagu bebas.
2. Lomba Masatua Bali
Tradisi lisan Bali yang biasa disampaikan orang tua kepada anak-anak ini diikuti oleh siswa SD dan SMP. Peserta menyampaikan cerita seperti "Siap Selem" dan "I Lubdaka" untuk memperkuat ajaran agama Hindu. Penilaian meliputi keutuhan cerita, kemampuan vokal, dan penghayatan bahasa, dengan durasi penampilan 10-15 menit.
3. Lomba Poster
Dalam kategori ini, peserta yang berasal dari kalangan umum diminta membuat poster digital bertema isu kebudayaan dan kesenian Bali masa kini. Poster dinilai berdasarkan orisinalitas, konsep, teknik digital, estetika, dan kesesuaian pesan. Poster dikumpulkan secara daring dan dipresentasikan di depan juri.
Khrisna berharap melalui kegiatan ini, generasi muda dapat lebih peduli terhadap seni dan budaya Bali yang perlahan terlupakan. "Harapan saya, Art Festival KBMHD 2024 bisa menjadi sarana bagi generasi muda untuk kembali mencintai budaya Bali dan menjaga taksu yang membuat Bali tetap istimewa," tambah Khrisna. Ia juga berharap agar festival ini dapat berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.
Dengan partisipasi lebih dari 60 peserta dan rangkaian kegiatan menarik, Art Festival KBMHD 2024 menjadi momentum penting dalam menjaga taksu seni dan budaya Bali agar tetap hidup di tengah era globalisasi. *m03
1
Komentar