Festra 2024: Merayakan Bahasa dan Sastra dalam Kebhinekaan Global
SINGARAJA, NusaBali.com — Festival Bahasa dan Sastra (Festra) kembali digelar tahun ini dengan tema "Bahasa dan Sastra dalam Kebhinekaan Global." Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 12 hingga 27 Oktober 2024 dan melibatkan mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, serta masyarakat umum.
Ketua Panitia Festra 2024, Ni Komang Sri Krisna Dewi (Krisna), menjelaskan bahwa tema tersebut menekankan pentingnya bahasa dan sastra sebagai identitas budaya yang beragam. “Tema ini mendorong kreativitas, inovasi, dan meningkatkan toleransi dalam pendidikan multikultural,” ujar Krisna. Di tengah globalisasi, pertukaran budaya menjadi kunci untuk membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.
Rentetan kegiatan Festra 2024 dimulai dengan pembukaan pada tanggal 12 Oktober di Wantilan Teruna Jaya Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha. Kegiatan lainnya termasuk senam Zumba, seminar nasional, safari literasi, serta berbagai lomba seperti Nyurat Lontar dan Cipta Baca Puisi. "Antusiasme peserta sangat tinggi, bahkan beberapa lomba melampaui target peserta yang kami tentukan," tambah Krisna.
Sebanyak 49 peserta mengikuti Lomba Nyurat Lontar, 47 peserta di Lomba Cipta dan Baca Puisi, 125 peserta di Lomba MC dan Pewara, serta 96 peserta di Lomba Menulis Profil Desa Les. Lomba Nyurat Lontar memperebutkan piala bergilir dari Rektor Universitas Pendidikan Ganesha, sementara Lomba Cipta dan Baca Puisi menjadi ajang unjuk bakat para siswa SMA/SMK se-Bali.
Festra ini diresmikan oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Seni dan tidak luput mengundang Ketua Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Sekretaris Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Koordinator Program Studi di Lingkungan Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, dan Dosen di lingkungan Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.
Festra 2024 adalah bagian dari Kamboja Harmony Festival (KHF), yang bertujuan untuk menampung bakat dan kreativitas mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni. "Tahun ini adalah tahun keenam penyelenggaraan Festra, dan perubahan utama adalah integrasi dengan KHF," ungkap Krisna.
Kegiatan ini juga melibatkan dewan juri dari berbagai kategori lomba, termasuk akademisi dan praktisi di bidang bahasa dan sastra. Lomba Nyurat Lontar menghadirkan juri Ida Bagus Putra Manik Aryana, S.S., M.Si., Ketut Sidang Partayasa, S.Pd., dan Putu Pertama Yasa, S.Pd., M.Pd.
Juri Lomba MC yakni Ida Bagus Mas Abdi Putra, S.Pd., Kharisma Hawa Dinadini, dan Wisnu Saputra, M.Pd., C.Ps. Sedangkan Lomba Pewara antara lain I Wayan Sugiarta, S.Pd., M.Pd., Dr. Made Dwi Setyadhi Mustika, S.E., M.Si., dan Dr. Kadek Wirahyuni, S.Pd., M.Pd. Selanjutnya Lomba Cipta dan Baca Puisi Tingkat SMA/SMK se-Bali menghadirkan juri I Made Astika, S.Pd., M.A., I Ketut Serawan, S.Pd., dan Made Edy Arudi, S.Pd., M.Si.
Kegiatan ini selaras dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pelestarian Bahasa, Sastra, dan Aksara Bali, serta kebijakan Kemendikbudristek mengenai kurikulum Merdeka.
"Semoga tujuan kami dalam menyelenggarakan lomba-lomba ini dapat tercapai maksimal sebagai bentuk kecintaan akan bahasa dan sastra, terkhususnya untuk merayakan bulan bahasa," kata Krisna.
Di tengah keberhasilan kegiatan ini, Krisna menekankan perlunya koordinasi lebih baik dengan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan di masa mendatang. “Semoga kegiatan ini bisa terus berlanjut dan semakin meningkatkan minat masyarakat terhadap bahasa dan sastra,” pungkasnya. *m03
Komentar